Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis) | Magister Akuntansi

Labels

ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis) - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis) , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Manajemen Keuangan , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis)
link : ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis)

Baca juga


ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis)


Kinerja Keuangan ialah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode sekarang harus dibandingkan dengan: (1) Kinerja keuangan periode masa lalu, (2) Anggaran neraca dan rugi laba,dan (3) rata- rata kinerja keuangan perusahaan sejenis. Hasil perbandingan itu menunjukkan penyimpangan yang menguntungkan atau merugikan,kemudian penyimpangan  itu dicari penyebabnya. Setelah ditemukan penyebab penyimpangan, manajemen mengadakan perbaikan dalam perencanaan dan perbaikan dalam pelaksanaan.kegiatan perusahaan dapat disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari:
1)  Laporan posisi keuangan (Balance Sheet)
2)  Laporan Rugi-Laba (Income Statement)
3)  Laporan Laba Ditahan (Retained earning Statement)
4) Laporan sumber dan Penggunaan Dana (Source and Application of Fund atau lain disebut Cash Flow Statement)

Perusahaan yang memiliki kinerja baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di atas perusahaan pesaingnya,atau di atas rata-rata perusahaan sejenis. Analisis Kinerja Keuangan dapat disajikan dengan perhitungan sebagai berikut:

1)  Analisis arus Kas (cashfFlow analysis)
2)  Analisis Likuiditas (Liquidity analysis or working capital analysis)
3)  Analisis Leverage (Leverage analysis or debt management analysis)
4)  Analisis Profitabilitas (Profitability analysis)
5)  Analisis Aktivitas (activity analysis)
6)  Analisis Penilaian (Valuation analysis)
7)  Analisis Pertumbuhan (Growth analysis)
8)  Analisis Kesehatan (Healthy analysis)
9)  Analisis Sistem Du pont

Hasil analisis merupakan informasi bagi manajemen untuk membuat berbagai keputusan bidang pembiayaan, investasi, dan operasi. Setiap Manajer membutuhkan informasi Keuangan untuk membuat program kerja,anggaran,dan pengendalian. Oleh sebab itu informasi keuangan harus disajikan tepat waktu dan akurat. Informasi tersebut disajikan oleh akuntan intern kemudian diperiksa oleh akuntan publik.

2. ANALISIS LIKUIDITAS
Likuiditas ialah kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo kemampuan itu dapat diwujudkan bila jumlah harta lancar lebih besar dari pada utang lancar.  Perusahaan yang likuid adalah perusahan yang mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo dan perusahaan yang tidak likuid adalah perusahaan yang tidak mampu memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo.

Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar terutama para kreditur dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawannya. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus memiliki likuiditas badan usaha (berhubungan dengan pihak luar) dan likuiditas perusahaan (berhubungan dengan pihak dalam perusahaan). Untuk memperbaiki likuiditas dapat dilakukan dengan cara : (1) pemilik menambah modal, (2) menjual sebagian harta tetap, (3) utang jangka pendek dijadikan utang jangka panjang, (4) utang jangka pendek dijadikan modal sendiri.      

3. PERAMALAN KEUANGAN
Kegiatan bisnis sebaiknya dimulai dari mengadakan peramalan kondisi di masa depan, terutama adalah situasi ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Kondisi politik menentukan kegiatan bisnis. Untuk mengadakan peramalan terlebih dahulu dikumpulkan data historis suatu kegiatan bisnis kemudian diolah menjadi informasi relevan untuk mengambil keputusan manajemen dalam membuat perencanaan keuangan. Peramalan bisnis ini dituangkan dalam angka – angka keuangan menjadi peramalan keuangan suatu unit organisasi bisnis. Metode yang lazim digunakan adalah:

1)  Siklus Arus kas
2)  Pola Pembiayaan
3)  Perubahan Penjualan
4)  Regresi

a.  Siklus Arus Kas
Siklus bisnis dimulai dari uang sebagai kapital untuk menjalankan kegiatan bisnis, kemudian melahirkan uang (kapital) yang lebih besar lagi. Dengan demikian, unit organisasi bisnis mendapatkan keuntungan atau laba.
  
Uang sebagai kapital pertama- tama dari setoran pemilik organisasi bisnis sebagai kapital yang lazim disebut Equity (ekuitas) atau modal sendiri. Jika kapital sendiri tidak mencukupi untuk melakukan kegiatan bisnis, organisasi meminjam uang dari sumber – sumber pembiayaan (bank dan lembaga keuangan non – bank). Kedua jenis sumber modal itu (modal sendiri dan utang jangka panjang) disebut modal permanen atau capital invested.

Modal permanen digunakan untuk membangun organisasi bisnis dan membeli peralatan bisnis, kemudian untuk membiayai kegiatan bisnis yaitu membeli bahan baku untuk diolah menjadi komoditi, membayar upah tenaga kerja, dan membayar berbagai biaya tidak langsung antara lain biaya tidak langsung pabrik  (factory overhead), biaya pemasaran, biaya administrasi, biaya bunga, biaya sewa, dan pajak. Semua ini dikeluarkan uang tunai (cash). Setelah menjadi komoditi dijual di pasar, melahirkan uang tunai kembali. Dengan demikian
arus nya yaitu dari uang tunai (cash), kegiatan bisnis, kemudian menjadi uang tunai kembali.

Biaya membangun organisasi dan biaya peralatan bisnis secara periodik di amortisasi dan di depresiasi berdasarkan suatu metode tertentu kemudian dibebankan kepada komoditi yang dijual, ini merupakan proses menjadikan kembali uang tunai melalui kegiatan bisnis. Dengan demikian, arus kas masuk bersih dapat disajikan sebagai : laba bersih + amortisasi dan depresiasi. Keahlian menjadikan uang tunai Rp 1000 pada awal tahun menjadi Rp 1200 pada akhir tahun adalah keahlian menejer bisnis.

b.  Pola Pembiayaan
Yang dimaksud dengan pola pembiayaan adalah pembiayaan untuk modal kerja dan harta tetap. Modal kerja digolongkan menjadi dua, yaitu modal kerja permanen dan modal kerja musiman. Modal kerja permanen harus dibiayai oleh utang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan modal kerja musiman bisa dibiayai oleh utang dagang, utang bank jangka pendek, atau utang wesel bayar atau dikenal dengan commercial papers.

Harta tetap harus dibayar oleh utang jangka panjang dan modal sendiri. Manajemen harus memperhitungkan umur ekonomis harta tetap dan model penyusutan yang akan dibebankan kepada produk yang dijual. Makin tinggi nilai penyusutan makin besar arus kas masuk bersih perusahaan, tetapi makin tinggi harga pokok penjualan suatu produk dan akhirnya sulit masuk dalam persaingan pasar bebas. Sedangkan makin kecil nilai penyusutan makin kecil arus kas
masuk bersih perusahaan, tetapi makin rendah harga pokok penjualan suatu produk dan lebih mudah masuk pasar persaingan bebas. Manajemen harus mengadakan penukaran (trade-off) antara kepentingan arus kas masuk dan pangsa pasar.

Baik modal kerja permanen maupun modal kerja permanen harus tumbuh terus menerus sepanjang waktu (steady growth). Sedangkan modal kerja musiman mengikuti perkembangan permintaan pasar. Permintaan tinggi, kebutuhan modal kerja musiman tinggi, dan sebaliknya. Jika perusahaan memiliki kelebihan uang tunai, perusahaan harus menginvestasikan sementara pada harta keuangan jangka pendek atau surat-surat berharga yang mudah diperjualbelikan (marketable securities).

c.  Perubahan Penjualan
Perubahan penjualan mengakibatkan perubahan harta dan utang jangka pendek, karena untuk memenuhi kenaikan penjualan harus membutuhkan tambahan harta dan utang jangka pendek, khususnya utang dagang. Kebutuhan dana untuk memenuhi tambahan penjualan itu dapat dipenuhi dari dalam dan dari luar perusahaan,  jika kenaikan kecil, kemungkinan tambahan dana dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, dan jika kenaikan penjualan besar, pada umumnya tambahan dana duipenuhi dari luar perusahaan (dari tambahan modal sendiri
atau dari utang jangka panjang). Tambahan dana akibat kenaikan penjualan. 

d.  Ramalan Laba Operasi
Setelah unit penjualan dan harga diramal dan biaya diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel, kemudian dibuat peramalan laba, dalam berbagai kondisi ekonomi, misalnya kondisi ekonomi buruk jumlah penjualan 600 unit, normal 900 unit, dan baik 1.200 unit. Peramalan laba dapat disajikan berikut ini dalam berbagai kondisi ekonomi.



Demikianlah Artikel ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis)

Sekianlah artikel ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis) dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2012/11/analisis-kinerja-keuangan-financial.html

0 Response to " ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Financial Performance Analisis) "