Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 Prinsip Dasar Investasi Keuangan | Magister Akuntansi

Labels

Prinsip Dasar Investasi Keuangan

Prinsip Dasar Investasi Keuangan - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Prinsip Dasar Investasi Keuangan , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Management Investasi dan Analisa Portofolio , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Prinsip Dasar Investasi Keuangan
link : Prinsip Dasar Investasi Keuangan

Baca juga


Prinsip Dasar Investasi Keuangan

Latar Belakang Investasi
Seiring dengan perkembangan dunia ekonomi global, setiap individu dituntut untuk melindungi aset dan pendapatanya dengan cara berinvestasi pada sebuah aset tertentu. 

Aset tertentu harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
  •   Relatif aman
  •   Pertumbuhan aset diatas Inflasi
  •   Bisa dicairkan sewaktu waktu 
Ada 2 bentuk investasi:
  1. Investasi pada Aktiva Riil, yaitu investasi dalam bentuk yang dapat dilihat secara fisik, seperti emas, intan, rumah, dll.
  2. Investasi pada Aktiva Finansial, yaitu investasi dalam bentuk yang biasanya diwakilkan dalam surat-surat berharga, seperti deposito, obligasi, dll.
Ada 2 cara dalam berinvestasi pada Aktiva Finansial:
  1. Investasi Secara Langsung, artinya: dengan memiliki surat berharga tersebut pemilik dapat menentukan jalannya kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat berharga yang dimilikinya. Contoh: Saham.
  2. Investasi Secara Tidak Langsung, artinya: pengelolaan surat berharga diwakilkan oleh suatu badan atau lembaga yang mengolah investasi para pemegang surat berharganya untuk sedapat mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan para pemegang surat berharganya. Contoh: Reksadana.
Ada 5 pertimbangan dalam berinvestasi:
  1. Tujuan Investasi
Tujuan yang utama adalah mengharapkan keuntungan di masa depan. Tujuan yang lainnya yakni mengantisipasi tekanan inflasi.

Contoh:
Jika suku bunga bank 5% per-tahun dan angka inflasi 9%, maka secara jumlah uang kita akan bertambah karena suku bunga. Tetapi secara nilai atau daya beli uang, uang kita mengalami penurunan yang secara kasar adalah sekitar 4%. Oleh karena itu, untuk mengantisipasinya kita harus melakukan investasi dengan tingkat suku bunga lebih dari 9% atau minimal sama dengan tingkat inflasi.
  1. Jangka Waktu Investasi
Jangka waktu investasi erat dengan tujuan investasi. Jika kita ingin mempersiapkan investasi untuk membeli mobil tahun depan, maka kita bisa berinvestasi pada instrumen investasi jangka pendek. Sedangkan jika ingin mempersiapkan dana pensiun, maka kita dapat melakukan investasi pada instrumen investasi jangan panjang.
Jangka waktu investasi juga berkaitan dengan risiko investasi. Jika ingin berinvestasi pada deposito [jangka pendek], maka kita akan mendapatkan hasil yang pasti pada saat jatuh tempo dengan risiko yang relatif kecil, dan mendapatkan keuntungan yang juga kecil. Sedangkan jika ingin investasi di saham [jangka panjang], maka keuntungan atau kerugian bisa terjadi jika hanya melihat pada jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan jika kita lakukan dalam jangka waktu yang rekatif panjang, maka hal ini dapat menekan fluktuasi yang muncul pada jangka pendek.
Investasi jangka pendek bisa memilih: Deposito atau Sertifikat Bank Indonesia [SBI] karena keduanya dapat memberikan kepastian hasil dalam jangka waktu yang relatif pendek.
Investasi jangka panjang bisa memilih: Saham atau Obligasi.
  1. Risiko
Dalam berinvestasi, jika ingin mendapatkan hasil yang besar, maka harus bersiap dengan risiko yang besar pula. Dan jika hanya ingin risiko yang kecil maka keuntungannya juga akan kecil. Konsep ini dikenal dengan high risk, high return and low risk, low return.
  1. Likuiditas
Artinya kemudahan untuk diubah menjadi tunai atau juga mudah diuangkan. Likuiditas harus disesuaikan dengan tujuan investasi. Jika investasi untuk pensiun, maka tidak perlu yang terlalu likuid. Sedangkan jika memerlukan untuk tahun depan, maka berinvestasilah dalam jangka pendek yang relatif lebih likuid.
Aktiva finansial adalah aktiva yang lebih likuid dibandingkan dengan aktiva riil. Contoh: Sertifikat Deposito lebih mudah diuangkan dibandingkan mobil atau rumah. Mengapa demikian? Karena nilai aktiva finansial lebih mudah diukur sesuai dengan nilai yang tertera pada portfolio/surat berharga tersebut. Sedangkan nilai pada aktiva riil akan lebih sulit diukur karena orang akan menilai/melakukan penawaran terhadap aktiva riil yang dijual sehingga akan terjadi tawar menawar untuk menentukan nilai atau harga yang pantas.
  1. Pajak
Hasil investasi akan dikenakan pajak bukan pada pokoknya melainkan pada hasil investasinya. Besar pajak pada investasi di Indonesia sekitar 20%.
Memperhitungkan besar kecilnya pajak sebelum melakukan investasi adalah hal yang bijaksana. Artinya, seorang investor sebaiknya memikirkan dulu berapa besar keuntungan yang didapat dari hasil investasinya dibandingkan dengan pajak yang akan dikenakan pada hasil investasinya. Hal ini perlu untuk dapat menentukan hasil investasi bersih setelah pajak.


Demikianlah Artikel Prinsip Dasar Investasi Keuangan

Sekianlah artikel Prinsip Dasar Investasi Keuangan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Prinsip Dasar Investasi Keuangan dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/03/bentuk-bentuk-investasi.html

0 Response to " Prinsip Dasar Investasi Keuangan "