Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 Bahaya Laten Ekonomi | Magister Akuntansi

Labels

Bahaya Laten Ekonomi

Bahaya Laten Ekonomi - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bahaya Laten Ekonomi , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Akuntansi , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bahaya Laten Ekonomi
link : Bahaya Laten Ekonomi

Baca juga


Bahaya Laten Ekonomi



Pergantian membolehkan munculnya disruptive power yang dapat mengganggu tatanan global serta bawa dunia ke arah tatanan ekonomi baru. Akuntan wajib mengambil tanggungjawab mengawal pergantian itu ke arah yang konstruktif.

Kejadian ekonomi senantiasa diliputi oleh bahaya laten sebab banyak sekali unobserve variable yang melingkupinya. Kita memahami variabel laten yang susah diamati tetapi mempunyai dampak yang nyata. Bahaya laten ekonomi dapat saja mempunyai wujud seragam.

Diperlukan pendekatan lain yang dapat memandang totalitas kejadian lewat sudut pandang yang berbeda. Freakonomics memandang senantiasa terdapat hidden jadwal dibalik seluruh kejadian. Terdapat sisi- sisi tersembunyi yang kadangkala memiliki komplikasi, tetapi pula tidak tidak sering sangat simpel. Hidden jadwal itu yang acapkali mempengaruhi hasil suatu kejadian serta respon yang ditimbulkannya.

Dunia saat ini terus menjadi terbiasa dengan hal- hal disruptif yang mengganggu penyeimbang. Inovasi disruptif sudah menolong menghasilkan pasar baru, kesempatan baru, sekalian mengganggu tatanan pasar yang telah lama serta status quo. Inovasi model ini pula yang kesimpulannya menghasilkan tipe konsumen baru, yang berbasis pada pengembangan produk serta servis yang tidak sempat diprediksi tadinya.

Semacam fenomena black swan yang pada kesimpulannya senantiasa menimbulkan kejutan yang mengganti dunia lewat hal- hal disruptif. Bahaya- bahaya laten ekonomi dapat saja masuk jadi bagian fenomena black swan semacam ditafsirkan Nashim Nicholas Taleb. Itu sebab black swan tidak melulu timbul bagaikan pembaharu, tetapi dapat pula bagaikan perusak.

Taleb, penulis serta pakar matematik kelahiran Lebanon, dalam bukunya The Black Swan menguraikan fenomena suatu kejadian yang tiba bagaikan kejutan, mempunyai pengaruh besar, serta acapkali tidak dapat dirasionalisasikan dengan presisi merunut pada kenyataan pendukungnya.

Dalam teori ini, Taleb berupaya menggambarkan kedudukan yang sangat tidak sepadan dari tokoh- tokoh high profile, susah diprediksi, serta kejadian sangat jarang yang terletak di luar kenormalan sejarah, ilmu pengetahuan, keuangan, serta teknologi. Taleb pula menggambarkan mungkin yang tidak bisa diperhitungkan bagaikan konsekuensi dari kejadian sangat jarang itu lewat tata cara ilmiah sebab watak probabilitasnya yang kecil.

Teori ini mengacu pada kejadian tidak terduga yang memunculkan magnitude besar serta membutakan orang. Sebagian kejadian ini melahirkan orang- orang outliers, yang dalam sejarah diketahui bagaikan tokoh- tokoh dominan serta memainkan kedudukan jauh lebih besar dari orang serta peristiwa biasa. Tetapi tidak terdapat keharusan teori ini melulu melahirkan tokoh- tokoh terbaik yang hendak jadi pionir di masanya.

Teori black swan dapat mendeskripsikan dengan gamblang kemunculan tokoh- tokoh semacam Barack Obama, Elon Musk. Di Indonesia, fenomena Jokowi disebut- sebut bagaikan contoh sempurna dari fenomena black swan. Tidak banyak yang ketahui karier politik Jokowi tadinya. Tetapi seketika saja ia timbul ke permukaan.

Sejarah Indonesia pula dipadati oleh peristiwa- peristiwa semacam itu. Kayaknya misalnya, Ken Arok yang timbul entah dari mana dengan sejarah yang penuh gelimang darah. Tetapi dari Ken Arok pula( bersama istrinya Ken Dedes) lahir raja- raja besar nusantara yang sanggup memberi warna peradaban sebagian generasi setelahnya.

Fenomena black swan pada awal mulanya senantiasa luput dari atensi. Kemudian timbul bagaikan suatu disruptive power yang mengganggu kemapanan tadinya. Pertanyaannya, apakah mereka hadapi percepatan sedemikian rupa, ataupun mereka luput dari atensi? Kemudian fenomena ataupun keadaan apa yang melahirkan mereka? Di satu waktu tertentu, mereka berkembang dengan kecepatan yang berlipat dipicu oleh satu keadaan. Yang senantiasa jadi pemicunya merupakan kemajuan teknologi serta pergantian itu sendiri. Tetapi yang jelas ini bukan perihal baru. Banyak pemimpin kaliber dunia berasal dari orang- orang semacam ini.

Celakanya, cerita‘ sang angsa gelap’ tidak melulu tentang tokoh- tokoh terbaik yang hendak jadi pengusung sejarah. Juga tidak cuma jadi peristiwa- peristiwa yang hendak dikenang bagaikan momentum terbaik di masanya. Black swan pula sanggup memperkenalkan suatu yang lain. Perang dunia merupakan contohnya. Kemudian fenomena ISIS di Timur Tengah dapat jadi suatu contoh sempurna dari kekuatan mengganggu teori Taleb. Di akuntansi, kita memahami permasalahan Enron yang sudah meluluhlantakkan sendi- sendi kemapanan ekonomi dunia, sebab langsung bekerja di jantung para penjaga integritas. Banyak lagi kejadian lain yang secara jenis dapat masuk bagaikan contoh terbaik teori black swan. Seberapa jauh dugaan orang hendak timbulnya ISIS? Sama halnya siapa yang menebak Enron hendak mempunyai kekuatan mengganggu sedemikian rupa? Bisa jadi banyak lagi fenomena seragam yang hendak timbul. Mereka berakumulasi jadi bahaya laten yang timbul dari kejadian yang tidak terobservasi tadinya.

Kemudian apakah bahaya laten itu memanglah dapat muncul dengan seketika? Ataupun sesungguhnya ia sudah terdapat tetapi cuma luput dari atensi. Manusia senantiasa memiliki kecenderungan buat tidak mencermati suatu yang berarti, tetapi lebih mencermati suatu yang menarik. Belajar dari teori siklus, tidak bisa jadi suatu seketika jadi besar begitu saja. Seluruhnya tentu dimulai dari perihal kecil, tercerai berai, kemudian setelah itu menyatu, berhubungan, terus menjadi kokoh, serta setelah itu jadi sangat kokoh.

Fenomena semacam itu lahir serta membengkak di tengah ketidaktahuan. Kemudian menggapai titik kulminasinya di puncak ketidaktahuan yang cuma hendak melahirkan 2 perihal, decak kagum ataupun malah ketakutan. Dalam perihal ini, ketidaktahuan dapat jadi suatu kelemahan. Bayangkan krisis semacam apa yang hendak mengganggu perekonomian ini di tengah ketidaktahuan semacam itu.

Bisakah kita belajar dari keterkejutan- keterkejutan itu, kemudian menciptakan satu rumusan anti keterkejutan( shock neutral)?

Semacam siklus aksi, respon, permasalahan, serta prediksi yang sudah dibesarkan sedemikian rupa sehingga kayaknya hendak efisien mengestimasi perkara demi perkara. Manusia modern senantiasa belajar gimana menyesuaikan diri dengan peristiwa yang terdapat. Menyesuaikan diri setelah itu tumbuh jadi aksi preventif yang mendahului suatu aksi. Preventif juga kesimpulannya bergerak lebih maju serta masif lewat suatu aksi preemptive. Dalam film box office Avatar, Kolonel Quaritch bicara tentang preemptive strike, serbuan besar- besaran buat melenyapkan kemampuan aksi dari pihak musuh.

Terdapat langkah- langkah prediksi yang dapat dicoba meski tidak senantiasa pas. Semacam halnya kita tidak bisa jadi menghentikan gempa, tetapi dapat membangun bangunan anti gempa. Aksi preventif itu dicoba dalam skala yang sangat nyaman. Dalam konteks bangunan anti gempa, Jepang bisa jadi sudah melampaui titik itu. Tetapi apa jadinya bila nyatanya kita tidak melulu ketahui apa yang wajib di preventif. Sama halnya kala preemptive strike yang dicoba Koloner Quaritch malah membangunkan kekuatan musuh yang tidak sempat diprediksi, serta malah menghadirikan keterkejutan baru.

Ancaman big informasi misalnya. Kita pula tidak sempat ketahui hendak semacam apa ancaman yang ditimbulkan oleh kemajuan identifikasi informasi ala Google. Kemudian bahaya laten semacam apa yang hendak dibawa masa Internet of Things. Apakah kita hendak diguncang oleh keahlian tidak terduga artificial intelligence serta teknologi robotik yang sedianya digagas buat memudahkan hidup manusia?

Perlu orang- orang yang sangat visioner buat bawa kita keluar dari keterkejutan itu. Orang- orang sangat jarang yang dapat menghasilkan kesempatan sangat jarang yang mempunyai dampak luar biasa. Bill Gates, Steve Jobs, Walt Disney, the Beatles, Obama, Elon Musk, serta sekelompok kecil yang lain merupakan contoh sempurna dari fenomena itu. Mereka sanggup menangkap momentum sangat jarang yang hendak mengganti nasib dunia selamanya.

Obama telah dalam posisi sangat mapan kala Amerika perlu pergantian. Bill Gates dalam umur matang serta telah melewati pelatihan yang sangat panjang kala dunia perlu infrastruktur semacam aplikasi Windows yang dibesarkan Microsoft. Sama halnya kala the Beatles telah melewati pelatihan 1000 jam lebih kala pasar musik Amerika siap menerima karya- karya fenomenalnya.

Itu pula yang terjalin pada Jokowi, serta tokoh- tokoh yang lahir semacam fenomena black swan yang lain. Mereka menempuh pelatihan mereka sendiri buat setelah itu bersiap kala golden moment itu datang. Dapat jadi mereka merupakan orang- orang yang dapat memandang serta merasakan indikasi black swan serta sanggup mengambil peluang dari tiap fenomena sangat jarang tersebut.

Akuntansi bagaikan Solusi

Akuntansi dalam wujud terbaiknya sepatutnya dapat mengindentifikasi tanda- tanda black swan lewat nilai- nilai dasarnya. Prinsip penyeimbang lewat balance serta double entry sudah mengambil kedudukan krusial di dunia bisnis semenjak akuntansi diciptakan. Bila seluruh transaksi serta peristiwa ditarik ke dalam nilai- nilai itu, dimana seluruhnya wajib balance serta mempunyai counter party yang setara, tentu tidak hendak terdapat fenomena black swan yang lolos dari kaca mata akuntan. Lewat logika keteraturan serta logika proses, seluruhnya hendak ditemukan serta tercatatkan dengan baik. Akuntansi dapat jadi tools buat proses bugat and propert test tingkat kepemimpinan di tingkat manapun. Para pemimpin tingkat paling tinggi wajib membenarkan itu terjalin.

Semacam dikatakan Steven Levitt dalam Freakonomics, orang sangat bisa jadi berdusta, tetapi angka tidak sempat berbohong. Angka merupakan data berharga yang sangat diperlukan buat mengenali tiap pergerakan ekonomi. Lewat angka pula Levitt bisa menerangkan bermacam fenomena ekonomi yang hasil menampilkan suatu keganjilan maupun jalur mengarah sukses.

Dalam konteks itu pula, akuntan dapat berbuat banyak sebab angka serta data ialah keunggulan komparatif serta kompetitif seseorang akuntan. Sebab akuntan lewat Kerangka Dasar Penataan serta Penyajian Laporan Keuangan( KDPPLK) mewajibkan angka serta data yang terjalin wajib bisa dimengerti, relevan, bisa diandalkan, serta bisa diperbandingkan. Lewat keunggulan itu, akuntan dapat mencatat serta mengawal sejarah tanpa terdapat satupun yang terlampaui.

Dengan begitu, indikasi golden moment itu dapat dicatat, diverifikasi, setelah itu dialami, apalagi direpetisi sesering bisa jadi. Kala tadinya kita bicara tentang kristal imajinasi, dimana tiap faktor lewat perlakuan terbaiknya hendak jadi suatu mahakarya, hingga mahakarya dari akuntansi dapat berbentuk penciptaan golden moment itu. Tidak cuma sekali, tetapi kesekian kali. Dengan pelaksanaan prinsip akuntansi lewat praktik- praktik terbaik di bermacam zona( sustainable accounting practices), akuntan bisa membaca seluruh kejadian secara komprehensif tanpa melupakan hidden jadwal apapun.

Lewat itu pula, Akuntan Handal dapat menghasilkan nilai- nilai yang relevan yang dapat mengeksplor keahlian terbaiknya. Sustainable accounting practices hendak menolong mengganti metode berpikir dunia bisnis dalam upaya menghasilkan nilai tambah dari waktu ke waktu. Pemikiran semacam inilah yang pada kesimpulannya hendak mengganti sikap industri secara totalitas, serta mendesak terciptanya organisasi yang lebih tangguh dengan tingkatan keyakinan yang lebih besar dalam bisnis yang terintegrasi.

Sebab itu, Akuntan Handal wajib membuat dunia nampak semacam apa terdapatnya. Akuntan lewat bermacam- macam keistimewaan yang menempel di profesinya, wajib dapat mengambil khasiat dari indikasi freakonomics, fenomena black swan, sampai menghindarkan dunia dari bahaya laten ekonomi yang tentu beresiko untuk sustainable development secara global. Akuntan merupakan pemecahan krisis, sebab sistem akuntansi itu naturenya merupakan penyeimbang sempurna pada tiap aspek, dilengkapi dengan trust serta integritas pelakunya.

Lewat akuntansi, akuntan dapat membuat orang dapat merasakan serta menangkap fenomena sangat jarang itu. Ataupun paling tidak, jauhkan orang- orang dari keterkejutan yang tidak butuh sehingga kemampuan krisis dapat diminimalkan.


Demikianlah Artikel Bahaya Laten Ekonomi

Sekianlah artikel Bahaya Laten Ekonomi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bahaya Laten Ekonomi dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2020/03/bahaya-laten-ekonomi.html

0 Response to " Bahaya Laten Ekonomi "