Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN | Magister Akuntansi

Labels

MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Akuntansi Keuangan , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN
link : MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Baca juga


MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal :
1)    Menentukan dengan jelas tujuan analisis
2)     Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan
rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
3)      Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan
Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah
diatas,baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis
seperti rasio-rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya.

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau relatif dan bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian analisis adalah tingkat likuiditas, profitabilitas atau rentabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Aktivitas dapat mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.

























BAB II
PEMBAHASAN

I.          Analisis Common Size dan Analisis Rasio
A.      Analisis common-size
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut: 
1.    Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar. 
2.    Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan  (operasi, investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1.    Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2.    Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3.    Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap - tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.

Contoh Analisis Common-Size:

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,29%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnyakas, persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).

PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA-RUGI
Tahun
Common-Size (%)
2009
2010
2009
2010
Penghasilan
 Rp  150.000
 Rp  200.000
100%
100%
Harga Pokok Penjualan
 Rp  (50.000)
 Rp (60.000)
(33,33)
(30,00)
Laba Kotor
 Rp  100.000
 Rp  140.000
66,67
70,00
Biaya Pemasaran
 Rp  (25.000)
 Rp (34.000)
(16,67)
(17,00)
Biaya Administrasi
 Rp  (20.000)
 Rp (28.000)
(13,33)
(14,00)
Biaya Bunga
 Rp  (10.000)
 Rp (14.000)
(6,67)
(7,00)
Laba Sebelum Pajak
 Rp    45.000
 Rp    64.000
30,00
32,00
Pajak (15%)
 Rp    (6.750)
 Rp   (9.600)
(4,50)
(4,80)
Laba Bersih
 Rp    38.250
 Rp    54.400
25,50
27,20

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
                                      = Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
                                      = 30%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.

B.       Analisis Rasio
1.    Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.

2.    Manfaat Analisis Rasio
1. Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan
2.  Perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.

3.    Kategori Analisis Rasio
1)        Rasio Likuiditas
Menurut Jusuf (2006:50), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.


2)        Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes (2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah suatu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir (2004:43), rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai laba) menurut Aliminsyah dan Padji (2003:206) adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil dalam dunia usaha dengan perhitungan yang seksama.
3)        Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan.
4)        Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235) adalah mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
5)        Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio‑rasio ini.









5.    Perhitungan Beberapa Analisis Rasio
PT. BAGAS PERKASA JAYA
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Aktiva Lancar
Hutang lancar
Kas
200.000
Hutang dagang
300.000
Efek
200.000
Hutang wesel
100.000
Piutang
160.000
Hutang Pajak
160.000
Persediaan
840.000
Jumlah A.L.
1.400.000
Jumlah H.L.
560.000
Aktiva Tetap
Hutang jk. Panjang
Mesin
700.000
Obligasi
600.000
Akum. Penyusutan
100.000
600.000
Modal sendiri
Bangunan
1.000.000
Modal saham
1.200.000
Akum. Penyusutan
200.000
Agio saham
200.000
800.000
1.400.000
Tanah
100.000
Laba ditahan
440.000
Intangibles
100.000
Jumlah A.T.
1.600.000
Juml. Modal sendiri
1.840.000
Jumlah Aktiva
3.000.000
Jumlah pasiva
3.000.000


Statemen Laba – Rugi
PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan
4.000.000
Harga pokok penjualan
3.000.000
Laba kotor
1.000.000
Biaya-biaya
570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak
430.000
Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 )
30.000
Keuntungan sebelum pajak
400.000
Pajak penghasilan
160.000
Keuntungan bersih setelah pajak
240.000





Perhitungan analisis rasio sebagai berikut :

RASIO KEUANGAN

METODE PERHITUNGAN

INTERPRETASI
1)   RASIO LIKUIDITAS
a)         Current Ratio
Aktiva Lancar
--------------------
Hutang Lancar
1.400.000
-------------  = 2,5 : 1 = 250%
560.000
Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh oleh aktiva lancar Rp 2,50

b)        Cash Ratio

Kas + Efek   =  400.000  =
HL                 560.000
= 0,71 atau 71%
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi  dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar Rp1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp 0,71
c)      Quick ratio (Acid Test ratio)

Kas +Efek + Hutang
Hutang Lancar

200.000 + 200.000 + 160.000
560.000
= 1 : 1  atau 100%
·         Kemampuan untuk membayar utang  yg segera hrs dipenuhi
·   Dg aktiva lancar yg lebih likuid.
·   Setiap utang lancar Rp 1,00  dijamin dengan quick assets 1,00
d)     Working Capital to
Total    Assets Ratio
Aktiva Lancar – Ht Lancar
Jumlah Aktiva

1.400.000 – 560.000
3.000.000
= 0, 28  : 1 atau 28 %


Likuiditas darin total aktiva dan posisi modal kerja neto.
Setiap Rp 1, 00  assets perusahaan Rp 0,28 terdiri dari  modal kerja (aktiva lancar)

2)      RATIO LEVERAGE

a)      Total Debt to Equity Ratio

H  Lancar + H JK Panjang
Jml Modal Sendiri

560.000 + 600.000
1840.000
= 0,63 : 1  atau 63 %

Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
63% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.


b)   Total debt to total capital Assets 

Utg Lancar + Utg JK PJ
Jumlah Modal/Aktiva

560.000 + 600.000
3.000.000
= 0,39 : 1 atau 39%


Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
39 % dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang

c)      Long Term Debt  To
Equity ratio

Hutag JK Panjang
Modal Sendiri

600.000
---------------  = 0,33 : 1  = 33%
1.840.000



Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan  untuk hutang jk panjang.
33 % dari setiap rupiah modal sendiri
Digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

d)     Tangible Assets
        Debt Coverage

Jml Aktiva  - Intangibles HL
Hutang Jk Pjg

3.000.000 – 100.000 – 560.000
600.0000

2. 340.000
600.000
= 3,9 :1 atau 390%

Besarnya aktiva tetap tangible   yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya
Setiap rupiah Hutang JKPJ dijamin oleh aktiva tangible  sebesare RP 390

e)      Times Interest Earned Ratio

EBIT
Bunga HTG JK panjang

 430.000   =  14,3 X
30.000

Besarnya jaminan
keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG

3)      RASIO AKTIVITAS

a)      Total Assts Turn Over

Penjualan Neto       400.000
--------------------- =  ------------
Jumlah Aktiva         300.000
                           =  1,33

Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk menghasilkan revenue.
Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dlm  1 thn berputar 1,33X. Atau setiap 1 Rupiah setiap thn dpt meng- hasilkan Rp1,33

b)      Receivable Torn Over

Penjualan Kredit
------------------------
Piutang Rata-rata

4.000.000
------------------------ = 25 X
160.000
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
Dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar selama 25X

c)      Average  Collection Period

Piutang rata-rata X 360
Penjualan Kredit

160.000 X 360
------------------ = 14,4 hari
4.000.000

Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan pihutang
Piutang rata-rata dikumpulkan setiap 15 hari sekali.

d)     Inventory Turn Over

Harga Pokok Penjualan
---------------------------------
Inventory Rata-Rata

=      3000.000.
       -------------  = 3,6 X
        840.000
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode tertentu.
Dana yang tertanam dalam inventory  berputar rata-rata 3,6 X dalam satu tahun.

e)      Average Day’s Inventory

Inventory rata-rata X 360
-----------------------------------
Harga Pokok Penjualan

 840.000 X 360
-------------------  = 10 hari
         3.000.000

Periode rata-rata persediaan berada di gudang .
Inventory berada di gudang rata-rata selama 10 hari.

f)       Working Capital Turn over

             Penjualan Netto
----------------------------------
        Aktiva lancar – H Lancar

            4.000.000
·             --------------------------
     1.400.000 – 560.000
    = 4,76 X  atau 4,8 X

Kemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan
Dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 4,8 X dalam satu tahun.

4)      RASIO KEUNTUNGAN
a)      Gross Profit Margin
     Penjualan Neto – Harga
       Pokok Penjualan
    ----------------------------------
     Penjualan Neto

4.000.000 – 3.000.000
--------------------------      X 100 %
4.000.000
= 25%
Laba Bruto per rupiah penjualan
Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,25.

b)      Operating Income Ratio ( Operating Profit Margin)
Penjualan Neto – Harga pokok
Penjualan – Biaya ADM dan
Umum
----------------------------------------
Penjualan Netto

4.000.000 – 3.000.000 –570.000
---------------------------------------
            4.000.000
= 10, 75%
Laba sebelum Bunga dan Pajak  (net operating income) oleh setiap rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,11.

c)      Operating Ratio

Hrg Pokok P enjualan + Biaya ADM + Biaya Penj + Biaya Umum
---------------------------------------
Penjualan Neto

3.000.000 + 570.000
------------------------- = 89,25 %
4.000.000
Biaya operasi per rupiah penjualan .
Setiap rupiah penjualan memerlukan biaya Rp 0,89
Makin besar rasio makin buruk

d)     Net Profit Margin
Keuntungan Neto  sesudah Pajak
--------------------------------------
Penjualan Neto


240.000
---------------------- = 6 %
4.000.000
Keuntungan neto per rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,06

e)    Earning Power of Total Investmen rate of return of total assets)







EBIT
--------------------------
JML AKTIVA


 430.000
------------------ = 14,3 %
  3.000.000

Kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
Aktiva  untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.
Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan  Rp 0,14 untuk semua investor.

f)       Net Earning Power ratio /
Return On Investment (ROI)
Earninf After Tax
-----------------------------
Jumlah Aktiva

            240.000
=   -------------------- = 8%
          3.000.000
Kemampuan modal yang diinvestasikan
Dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto

g)      Rate of  Return for
the Owners
 (Rate of Return on Net Worth)


Earning After Tax
----------------------------
ML Modas Sendiri

          240.000
=    ----------------  = 13 %
        1.840. 000

Kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan biasa.
Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp 0,13 yg tersedia bagi pemegang shm preferen dan biasa

Pendekatan lain dalam analisis laporan keuangan
Langkah pertama : Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek
a)         Ukuran kinerja
b)        Ukuran Efisiensi Operasi
c)         Ukuran Kebijakan Keuangan
1.    Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:
a)         ratio profitabilitas
b)        ratio pertumbuhan
c)         ratio Penilaian

UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN
INTERPRETASI
a)      RATIO PROFITABILITAS

1. Kinerja laba operasi Laba Operasi Bersih (NOI)/Penjualan

               Laba Operasi Bersih
          ----------------------------
                 Penjualan
                     $ 700,8
          =    ----------------  = 15,2 %
                    $ 4.620,0
Kemampuan penjualan untuk menghasilkan laba bersih.
Setiap satu dollar penjualan mampu menghasilkan laba operasi bersih $ 0.13
2. Hasil pengembalian atas total aktiva (ROI)

Laba operasi terhadap total aktiva

               Laba Operasi Bersih
          ----------------------------
                   Aktiva

                     $ 700,8
          =    ----------------  = 20%
                    $ 3.390,4
Kemampuan penggunaan aktiva  untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu dollar  aktiva mampu  menghasilkan laba operasi bersih    $ 0.20

3. Laba Operasi Bersih
    terhadap Total Modal

               Laba Operasi Bersih
          ----------------------------
                   Total Modal
 (Total Modal / Hutang berbeban bunga atas total modal bunga + ekuitas pemegang saham)
                     $ 700,8
          =    ----------------  = 28,2%
                    $ 2.484,0

Kemampuan penggunaan modal   untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu dollar modal   mampu menghasilkan laba operasi bersih    $ 0.28

4. Laba bersih terhadap penjualan / Marjin laba atas penjualan

                     Laba Bersih
          ----------------------------
                   Penjualan

                      $ 470,2
          =    ----------------  = 10,2%
                    $ 4.620,0

Kemampuan penjualan dalam     menghasilkan laba  bersih.
Setiap satu dollar penjualan mampu menghasilkan laba bersih    $ 0.28

5. Hasil pengembalian atas  equitas / Return on Equity hasil pengembalian atas equitas
Laba Bersih
----------------------------
Equitas pemegang saham
                      $ 470,2
          =    ----------------  = 28,8 %
                    $ 1.634,4
Mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan.
Setiap satu dollar Equitas mampu menghasilkan laba bersih  $ 0,288

6. Tingkat profitabilitas marjinal
Perubahan NOI
----------------------------
Perubahan total modal
                   $ 237,6
          =    ----------------  = 18,4 %
                    $ 1292,1
Mengukur perubahan margin profitabilitas dari beberapa periode.
Margin profitabilitas dari periode (lima tahun terakhir) 18,4%

7. Hasil pengembalian Marginal atas Equitas / Marginal return to equity)
Perubahan NI
----------------------------
Perubahan equitas
                 
                   $ 219,7
          =    ----------------  = 15,3 %
                    $ 1147,2
Marginal return to equity 15,3%
b)      Rasio Pertumbuhan
Pertumbuhan penjualan, Laba Operasi bersih, Laba bersih, Laba per saham da dividen per saham
c)      Rasio Penilaian

1. Rasio harga/laba
Harga pasar per saham terhadap laba per saham (price /earning ratio atau P/E ratio

             Harga pasar per saham
          ----------------------------
            Laba per saham
                      $ 69.69
          =    ----------------  = 15,9 %
                     $ 3,85
Semakin tinggi risiko tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio P/E, semakin tinggi P/E, maka semakin bagus sebuah perusahaan.

2. Rasio Harga Pasar terhadap nilai Buku (market –to – book – value)

             Harga pasar per saham
          ----------------------------
            Nilai buku ekuitas
                      $ 69.69
          =    ----------------  = 5,2 %
                    $ 13,41
Mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.

2.    Ukuran Efisiensi Operasi
Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE  PERHITUNGAN
INTEPRETASI

Perputaran Persediaan


               Harga Pokok Penjualan
          ----------------------------
                 Persediaan

                     $ 700,8
          =    ----------------  = 15,2 %
                    $ 4.620,0
Sama dengan di atas (aspek yang lain)

3.    Ukuran Kebijakan Keuangan
Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE  PERHITUNGAN
INTEPRETASI

a)      Faktor leverage


                   Total Aktiva
          ----------------------------
                    Ekuitas

                     $ 3.390
          =    ----------------  = 2,07
                    $ 1.6334,4
   
Menegukur sampai seberapa jauh investasi ekuitas pemegang saham diperbesar oleh penggunaan penggunaan hutang dalam membiaya total aktiva.
























BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dal sistem suatu perusahaan. Karena dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar laporan keuangan bis diperbandingkan (comparable). Analisis berdasarkan laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periodde sebelumnya.

B.     SARAN
Saran saya sebuah perusahaan harus menggunakan Analisis Laporan Keuangan dalam sistem operasional perusahaannya,dan juga perusahaan tersebut harus memilih seorang analis yang mampu untuk menganalisis data perusahaansehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau akan memperoleh hasil yang memuaskan.





DAFTAR PUSTAKA

Darminto, Dwi P. 2011. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Hutapea, Agnes. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Zenith Publisher.
Jusuf, Permana. ddk, 2006. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Muhamad, Aliminsyah Ddk, 2003. Pengantar Akuntansi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta :
         Erlangga.




Demikianlah Artikel MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Sekianlah artikel MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/01/makalah-analisa-laporan-keuangan.html

0 Response to " MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN "