Judul : MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN
link : MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN
MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
beserta unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu
perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena
ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk
melakukan beberapa hal :
1) Menentukan dengan jelas tujuan analisis
2) Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang mendasari laporan keuangan dan
rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
3) Memahami kondisi
perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang berkaitan dengan
perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan
Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah
diatas,baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat
analisis
seperti rasio-rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya.
Dalam melakukan
analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa tolak ukur.
Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan
perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan
alat utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan
keuangan.
Melalui analisis rasio
dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau relatif dan bukan dalam
angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam melihat
perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat
atau bahkan menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan
perhatian analisis adalah tingkat likuiditas, profitabilitas atau rentabilitas,
solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
Aktivitas dapat mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan
sumber dayanya.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Analisis Common Size dan Analisis Rasio
A. Analisis common-size
Analisis Common Size
adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan
laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan
laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam
persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing
posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan
laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode
analisis vertikal.
Suatu neraca yang
disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat
memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi
(aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan
gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal
(komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan
terhadap modal sendiri.
Informasi hasil
analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi,
investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta
kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
Persentase per
komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan
prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah
diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan
dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai
keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi
kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over
investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian
untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan
yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun
terlalu besar.
Laporan dengan cara
ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi menunjukan
sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study
tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok
pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan
menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari
itu juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of safety yang
dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per
komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen
terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke
tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan
tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat
dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun
tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam
prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba, menunjukan
jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -
tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh
karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan
dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat
antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak
banyak digunakan.
Dalam laporan
prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen atau pos
dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan
atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen
tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung
prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen
aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva
lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.
Contoh Analisis Common-Size:
Cara perhitungan
persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan menjadi
dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan
total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang
termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar
total aktiva atau pasiva (kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% =
9,29%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang
disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua tahun,
telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnyakas, persediaan)
maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi
Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009
dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA-RUGI
|
Tahun
|
Common-Size (%)
|
||
2009
|
2010
|
2009
|
2010
|
|
Penghasilan
|
Rp 150.000
|
Rp 200.000
|
100%
|
100%
|
Harga Pokok Penjualan
|
Rp (50.000)
|
Rp (60.000)
|
(33,33)
|
(30,00)
|
Laba Kotor
|
Rp 100.000
|
Rp 140.000
|
66,67
|
70,00
|
Biaya Pemasaran
|
Rp (25.000)
|
Rp (34.000)
|
(16,67)
|
(17,00)
|
Biaya Administrasi
|
Rp (20.000)
|
Rp (28.000)
|
(13,33)
|
(14,00)
|
Biaya Bunga
|
Rp (10.000)
|
Rp (14.000)
|
(6,67)
|
(7,00)
|
Laba Sebelum Pajak
|
Rp 45.000
|
Rp 64.000
|
30,00
|
32,00
|
Pajak (15%)
|
Rp (6.750)
|
Rp (9.600)
|
(4,50)
|
(4,80)
|
Laba Bersih
|
Rp 38.250
|
Rp 54.400
|
25,50
|
27,20
|
Cara perhitungan
persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang
dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total
penghasilan dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga
Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
=
Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
=
30%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan
laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga pokok
penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya
(pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
B. Analisis Rasio
1. Pengertian Analisis
Rasio
Analisa rasio adalah
analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap
satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan
serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan
kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.
2. Manfaat Analisis Rasio
1. Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan
2. Perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk
perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan
dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan
beroperasi.
3. Kategori Analisis Rasio
1) Rasio Likuiditas
Menurut Jusuf (2006:50),
rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban jangka
panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio
likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih.
2) Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes
(2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah
suatu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut
Munawir (2004:43), rentabilitas atau profitability adalah
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai laba) menurut
Aliminsyah dan Padji (2003:206) adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil
dalam dunia usaha dengan perhitungan yang seksama.
3) Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio
solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan perusahaan untuk
membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini
dilikuidasikan.
4) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau
sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235) adalah mengukur
sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
5) Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang
rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor),
meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio‑rasio ini.
5. Perhitungan Beberapa
Analisis Rasio
PT. BAGAS PERKASA JAYA
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah
)
Aktiva Lancar
|
Hutang lancar
|
||
Kas
|
200.000
|
Hutang dagang
|
300.000
|
Efek
|
200.000
|
Hutang wesel
|
100.000
|
Piutang
|
160.000
|
Hutang Pajak
|
160.000
|
Persediaan
|
840.000
|
||
Jumlah A.L.
|
1.400.000
|
Jumlah H.L.
|
560.000
|
Aktiva Tetap
|
Hutang jk. Panjang
|
||
Mesin
|
700.000
|
Obligasi
|
600.000
|
Akum. Penyusutan
|
100.000
|
||
600.000
|
Modal sendiri
|
||
Bangunan
|
1.000.000
|
Modal saham
|
1.200.000
|
Akum. Penyusutan
|
200.000
|
Agio saham
|
200.000
|
800.000
|
1.400.000
|
||
Tanah
|
100.000
|
Laba ditahan
|
440.000
|
Intangibles
|
100.000
|
||
Jumlah A.T.
|
1.600.000
|
Juml. Modal sendiri
|
1.840.000
|
Jumlah Aktiva
|
3.000.000
|
Jumlah pasiva
|
3.000.000
|
Statemen Laba – Rugi
PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan
|
4.000.000
|
Harga pokok penjualan
|
3.000.000
|
Laba kotor
|
1.000.000
|
Biaya-biaya
|
570.000
|
Keuntungan sebelum bunga & pajak
|
430.000
|
Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 )
|
30.000
|
Keuntungan sebelum pajak
|
400.000
|
Pajak penghasilan
|
160.000
|
Keuntungan bersih setelah pajak
|
240.000
|
Perhitungan analisis
rasio sebagai berikut :
RASIO
KEUANGAN
|
METODE PERHITUNGAN
|
INTERPRETASI
|
1) RASIO LIKUIDITAS
a) Current Ratio
|
Aktiva Lancar
--------------------
Hutang Lancar
1.400.000
------------- = 2,5 : 1 = 250%
560.000
|
Kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00
dijamin oleh oleh aktiva lancar Rp 2,50
|
b) Cash Ratio
|
Kas + Efek = 400.000 =
HL 560.000
= 0,71 atau 71%
|
Kemampuan membayar utang dengan segara
yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan
efek yang segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar Rp1,00
dijamin oleh kas dan efek Rp 0,71
|
c) Quick ratio (Acid Test ratio)
|
Kas +Efek + Hutang
Hutang Lancar
200.000 + 200.000 + 160.000
560.000
= 1 : 1 atau 100%
|
· Kemampuan untuk membayar utang yg segera hrs dipenuhi
· Dg aktiva lancar yg
lebih likuid.
· Setiap utang lancar
Rp 1,00 dijamin dengan quick assets 1,00
|
d) Working Capital to
Total Assets
Ratio
|
Aktiva Lancar – Ht
Lancar
Jumlah Aktiva
1.400.000 – 560.000
3.000.000
= 0, 28 : 1 atau 28 %
|
Likuiditas darin total aktiva dan
posisi modal kerja neto.
Setiap Rp 1, 00 assets
perusahaan Rp 0,28 terdiri dari modal kerja (aktiva lancar)
|
2) RATIO LEVERAGE
a) Total Debt to Equity Ratio
|
H Lancar
+ H JK Panjang
Jml Modal Sendiri
560.000 + 600.000
1840.000
= 0,63 : 1 atau 63 %
|
Bagian setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
63% dari setiap rupiah modal sendiri
menjadi jaminan utang.
|
b) Total debt to total capital Assets
|
Utg Lancar + Utg JK PJ
Jumlah
Modal/Aktiva
560.000 + 600.000
3.000.000
= 0,39 : 1 atau 39%
|
Beberapa bagiam dari keseluruhan dana
yang dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang.
39 % dari setiap aktiva digunakan
untuk menjamin utang
|
c) Long Term Debt To
Equity ratio
|
Hutag JK Panjang
Modal Sendiri
600.000
--------------- = 0,33 :
1 = 33%
1.840.000
|
Bagian setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk hutang jk panjang.
33 % dari setiap rupiah modal sendiri
Digunakan untuk menjamin hutang jangka
panjang.
|
d) Tangible Assets
Debt
Coverage
|
Jml Aktiva - Intangibles HL
Hutang Jk Pjg
3.000.000 – 100.000 – 560.000
600.0000
2. 340.000
600.000
= 3,9 :1 atau 390%
|
Besarnya aktiva tetap
tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang
setiap rupiahnya
Setiap rupiah Hutang JKPJ dijamin oleh
aktiva tangible sebesare RP 390
|
e) Times Interest Earned Ratio
|
EBIT
Bunga HTG JK panjang
430.000 = 14,3 X
30.000
|
Besarnya jaminan
keuntungan yang digunakan untuk
membayar bunga Hutang JK PJG
|
3) RASIO AKTIVITAS
a) Total Assts Turn Over
|
Penjualan
Neto 400.000
---------------------
= ------------
Jumlah
Aktiva 300.000
= 1,33
|
Kemampuan dana yang tertanam dlm
keseluruhan aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana
yang diinvestasi- kan untuk menghasilkan revenue.
Dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva rata-rata dlm 1 thn berputar 1,33X. Atau setiap 1
Rupiah setiap thn dpt meng- hasilkan Rp1,33
|
b) Receivable Torn Over
|
Penjualan Kredit
------------------------
Piutang Rata-rata
4.000.000
------------------------ = 25 X
160.000
|
Kemampuan dana yang tertanam dalam
piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
Dalam satu tahun rata-rata dana yang
tertanam dalam piutang berputar selama 25X
|
c) Average Collection Period
|
Piutang rata-rata X 360
Penjualan Kredit
160.000 X 360
------------------ = 14,4 hari
4.000.000
|
Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam
pengumpulan pihutang
Piutang rata-rata dikumpulkan setiap
15 hari sekali.
|
d) Inventory Turn Over
|
Harga Pokok Penjualan
---------------------------------
Inventory Rata-Rata
= 3000.000.
------------- = 3,6
X
840.000
|
Kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory berputar dalam satu periode tertentu.
Dana yang tertanam dalam
inventory berputar rata-rata 3,6 X dalam satu tahun.
|
e) Average Day’s Inventory
|
Inventory rata-rata X 360
-----------------------------------
Harga Pokok Penjualan
840.000 X 360
------------------- = 10
hari
3.000.000
|
Periode rata-rata persediaan berada di
gudang .
Inventory berada di gudang rata-rata
selama 10 hari.
|
f) Working Capital Turn over
|
Penjualan
Netto
----------------------------------
Aktiva
lancar – H Lancar
4.000.000
· --------------------------
1.400.000
– 560.000
= 4,76
X atau 4,8 X
|
Kemampuan modal keja perusahaan
berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan
Dana yang tertanam dalam modal
kerja berputar rata-rata 4,8 X dalam satu tahun.
|
4) RASIO KEUNTUNGAN
a) Gross Profit Margin
|
Penjualan
Neto – Harga
Pokok
Penjualan
----------------------------------
Penjualan
Neto
4.000.000 – 3.000.000
-------------------------- X
100 %
4.000.000
= 25%
|
Laba Bruto per rupiah penjualan
Setiap Penjualan menghasilkan laba
bruto Rp 0,25.
|
b) Operating Income Ratio ( Operating Profit Margin)
|
Penjualan Neto – Harga pokok
Penjualan – Biaya ADM dan
Umum
----------------------------------------
Penjualan Netto
4.000.000 – 3.000.000 –570.000
---------------------------------------
4.000.000
= 10, 75%
|
Laba sebelum Bunga dan
Pajak (net operating income) oleh setiap rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghasilkan
laba operasi Rp 0,11.
|
c) Operating Ratio
|
Hrg Pokok P enjualan + Biaya ADM +
Biaya Penj + Biaya Umum
---------------------------------------
Penjualan Neto
3.000.000 + 570.000
------------------------- = 89,25 %
4.000.000
|
Biaya operasi per rupiah penjualan .
Setiap rupiah penjualan
memerlukan biaya Rp 0,89
Makin besar rasio makin buruk
|
d) Net Profit Margin
|
Keuntungan Neto sesudah
Pajak
--------------------------------------
Penjualan Neto
240.000
---------------------- = 6 %
4.000.000
|
Keuntungan neto per rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghsilkan
keuntungan neto sebesar Rp 0,06
|
e) Earning Power of
Total Investmen rate of return of total assets)
|
EBIT
--------------------------
JML AKTIVA
430.000
------------------ = 14,3 %
3.000.000
|
Kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan
Aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bagi semua investor.
Setiap satu rupiah modal yang
diinvestasikan menghasilkan keuntungan Rp 0,14 untuk semua
investor.
|
f) Net Earning Power ratio /
Return On Investment (ROI)
|
Earninf After Tax
-----------------------------
Jumlah Aktiva
240.000
= --------------------
= 8%
3.000.000
|
Kemampuan modal yang diinvestasikan
Dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan neto
|
g) Rate of Return for
the Owners
(Rate of Return on Net Worth)
|
Earning After Tax
----------------------------
ML Modas Sendiri
240.000
= ---------------- =
13 %
1.840.
000
|
Kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan biasa.
Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan
keuntungan neto Rp 0,13 yg tersedia bagi pemegang shm preferen dan biasa
|
Pendekatan lain dalam
analisis laporan keuangan
Langkah pertama :
Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek
a) Ukuran kinerja
b) Ukuran Efisiensi Operasi
c) Ukuran Kebijakan Keuangan
1. Ukuran kinerja
dianalisis dalam tiga kelompok:
a) ratio profitabilitas
b) ratio pertumbuhan
c) ratio Penilaian
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
|
METODE PERHITUNGAN
|
INTERPRETASI
|
a) RATIO PROFITABILITAS
|
||
1. Kinerja laba operasi Laba Operasi
Bersih (NOI)/Penjualan
|
Laba
Operasi Bersih
----------------------------
Penjualan
$
700,8
= ---------------- =
15,2 %
$
4.620,0
|
Kemampuan penjualan untuk menghasilkan
laba bersih.
Setiap satu dollar penjualan
mampu menghasilkan laba operasi bersih $ 0.13
|
2. Hasil pengembalian atas total
aktiva (ROI)
Laba operasi terhadap total aktiva
|
Laba
Operasi Bersih
----------------------------
Aktiva
$
700,8
= ---------------- =
20%
$
3.390,4
|
Kemampuan penggunaan
aktiva untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu
dollar aktiva mampu menghasilkan laba operasi
bersih $ 0.20
|
3. Laba Operasi Bersih
terhadap Total
Modal
|
Laba
Operasi Bersih
----------------------------
Total
Modal
(Total Modal / Hutang berbeban
bunga atas total modal bunga + ekuitas pemegang saham)
$
700,8
= ---------------- =
28,2%
$
2.484,0
|
Kemampuan penggunaan
modal untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu
dollar modal mampu menghasilkan laba operasi
bersih $ 0.28
|
4. Laba bersih terhadap penjualan /
Marjin laba atas penjualan
|
Laba
Bersih
----------------------------
Penjualan
$
470,2
= ---------------- =
10,2%
$
4.620,0
|
Kemampuan penjualan
dalam menghasilkan laba bersih.
Setiap satu dollar penjualan
mampu menghasilkan laba bersih $ 0.28
|
5. Hasil pengembalian atas equitas
/ Return on Equity hasil pengembalian atas equitas
|
Laba Bersih
----------------------------
Equitas pemegang saham
$
470,2
= ---------------- =
28,8 %
$
1.634,4
|
Mengukur pengembalian nilai buku
kepada pemilik perusahaan.
Setiap satu dollar Equitas mampu
menghasilkan laba bersih $ 0,288
|
6. Tingkat profitabilitas marjinal
|
Perubahan NOI
----------------------------
Perubahan total modal
$
237,6
= ---------------- =
18,4 %
$
1292,1
|
Mengukur perubahan margin
profitabilitas dari beberapa periode.
Margin profitabilitas dari periode
(lima tahun terakhir) 18,4%
|
7. Hasil pengembalian Marginal atas
Equitas / Marginal return to equity)
|
Perubahan NI
----------------------------
Perubahan equitas
$
219,7
= ---------------- =
15,3 %
$
1147,2
|
Marginal return to equity 15,3%
|
b) Rasio Pertumbuhan
|
Pertumbuhan penjualan, Laba Operasi
bersih, Laba bersih, Laba per saham da dividen per saham
|
|
c) Rasio Penilaian
|
||
1. Rasio harga/laba
Harga pasar per saham terhadap laba
per saham (price /earning ratio atau P/E ratio
|
Harga
pasar per saham
----------------------------
Laba
per saham
$
69.69
= ---------------- =
15,9 %
$
3,85
|
Semakin tinggi risiko tinggi faktor
diskonto dan semakin rendah rasio P/E, semakin tinggi P/E, maka semakin bagus
sebuah perusahaan.
|
2. Rasio Harga Pasar terhadap nilai
Buku (market –to – book – value)
|
Harga
pasar per saham
----------------------------
Nilai
buku ekuitas
$
69.69
= ---------------- =
5,2 %
$
13,41
|
Mengukur nilai yang diberikan pasar
keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan
yang terus tumbuh.
|
2. Ukuran Efisiensi
Operasi
Mengukur rasio aktivitas atau rasio
perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi
dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
|
||
METODE PERHITUNGAN
|
INTEPRETASI
|
|
Perputaran Persediaan
|
Harga
Pokok Penjualan
----------------------------
Persediaan
$
700,8
= ---------------- =
15,2 %
$
4.620,0
|
Sama dengan di atas (aspek yang lain)
|
3. Ukuran Kebijakan
Keuangan
Mengukur sampai seberapa jauh total
aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan dengan pembiayaan yang
disediakan oleh para kreditur.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
|
||
METODE PERHITUNGAN
|
INTEPRETASI
|
|
a) Faktor leverage
|
Total
Aktiva
----------------------------
Ekuitas
$
3.390
= ---------------- =
2,07
$
1.6334,4
|
Menegukur sampai seberapa jauh
investasi ekuitas pemegang saham diperbesar oleh penggunaan penggunaan hutang
dalam membiaya total aktiva.
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dal sistem suatu
perusahaan. Karena dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
beserta unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis Common Size
adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan
laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan
laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Analisa rasio adalah
analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap
satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan
serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.
Beberapa isu yang
harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar laporan keuangan bis
diperbandingkan (comparable). Analisis berdasarkan laporan keuangan yang
melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap
data pada periode-periodde sebelumnya.
B. SARAN
Saran saya sebuah perusahaan harus menggunakan Analisis Laporan Keuangan
dalam sistem operasional perusahaannya,dan juga perusahaan tersebut harus
memilih seorang analis yang mampu untuk menganalisis data perusahaansehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau akan memperoleh
hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Darminto, Dwi P. 2011. Analisis
Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim.
2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP-AMP
YKPN.
Hutapea, Agnes. 2007. Analisis
Laporan Keuangan. Yogyakarta : Zenith Publisher.
Jusuf, Permana. ddk, 2006. Prinsip-Prinsip
Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Muhamad, Aliminsyah Ddk, 2003. Pengantar
Akuntansi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Demikianlah Artikel MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Sekianlah artikel
MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/01/makalah-analisa-laporan-keuangan.html
0 Response to " MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN "
Posting Komentar