Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 Reliabilitas dan Validitas | Magister Akuntansi

Labels

Reliabilitas dan Validitas

Reliabilitas dan Validitas - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Reliabilitas dan Validitas , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Metodologi Penelitian , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Reliabilitas dan Validitas
link : Reliabilitas dan Validitas

Baca juga


Reliabilitas dan Validitas

Bila peneliti sudah mulai mengukur gejala yang ditelitinya, ia berhadapan dengan persoalan reliabilitas dan validitas alat ukur yang dipergunakannya. Dalam penelitian ilmiah, kedua syarat alat ukur ini sangat penting. Tanpa keduanya, penelitian tidak lagi bersifat ilmiah.

Reliabilitas. Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat akur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama (Fircese dan Richer, 1973: 71). Meteran kain reliabel bila satu meter kain yang diukurnya selalu sama. Meteran dari logam lebih reliabel daripada meteran karet kurena meteran karet mungkin terlalu fleksibel. Jadi, reliabilitas mengandung mukna stabilitas- (tidak berubah-ubah), konsistensi (ajeg), dan dependabilitas (dapat diandalkan). Ada tiga cara untuk menentukan reliabilitasi antaruji, antarbutir, dan antarpenilai. Cara pertama untuk menguji reliabilitas ialah membandingkan beberapa hasil pengukuran dari populasi yang sama pada waktu yang berbeda atau oleh peneliti yang berlainan. Perbandingan itu dihitung untuk mencari angka korelasinya. Bila perbedaan itu hanya secara kebetulan saja, pengukuran memiliki korelasi yang signifikan. Pada cara yang kedua, alat ukur yang terdiri dari sekian butir tes dibagi dua. Ini disebut metode belah dua (split-half-procedure). Skor responden pada kelompok butir tes yang pertama dikorelasikan dengan kelompok butir tes yang kedua. Atau skor responden pada butir-butir tes bernomer ganjil dikorelasikan dengan kelompok butir tes bernomor genap. Pada cara yang ketiga, responden yang sama diukur, diuji, dan diamati oleh beberapa orang penguji. Skor yang diberikan oleh setiap penguji kemudian dikorelasikan. Reliabilitas antarpenilai biasanya dinyatakan dengan angka kesepakatan di antara penilai. 

Validitas. Sebenarnya kita tidak pernah mengukur objek. Yang kita ukur adalah sifat-sifat objek. Dengan menggunakan alat ukur tertentu, betulkah kita mengukur sifat yang kita teliti atau mengukur sifat yang lain? Pertanyaan ini mempersoalkan validitas pengukuran. Dengan contoh skala pemarah di muka, kita dapat bertanya apakah skala itu mengukur tingkat kemarahan atau tingkat kekerasan. Kita tentu melihathal-hal apa yang dapat kita kelompokkan sebagai indikator pemarah dan hal-hal apa yang menunjukkan kekerasan. Atau hasil pengukuran itu kita bandingkan dengan pendapat anak tentang kemarahan ibu mereka (alat ukur yang lain). Bila ternyata hasilnya tidak berbeda, skala pemarah tersebut memiliki validitas. Usaha pertama meneliti validitas isi (content validity), yang kedua meneliti validitas prediktlf (predictive validity). Validitas isi menunjukkan bahwa pokok-pokok pada alat ukur mewa-
kili sifat-sifat yang kita ukur. Soal tentamen yang hanya mencakup satu dari sepuluh pokok persoalan yang dibicarakan dalam satu semester jelas tidak memiliki validitas isi. Validitas' prediktif disebut juga validitas-sehubungan-dengan-kriteria (criterion-related-validity). Bila nilai-nilai dalam buku rapor murid di-banclingkan dengan nilai-nilai ujian menunjukkan kesamaan, kita dapat mera-malkan hasil ujian dari nilai pada buku rapor. Di sini tes harian memiliki validitas prediktif.

Validitas ketiga, validitas konstruk, menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur konstruk teoretis yang tertentu (yakni, suatu keadaan yang dihipotesiskan mempuyai hubungan sebab-akibat). Validitas konstruk biasanya diteliti bila penguji tidak memiliki ukuran kriteria yang pasti untuk‘ nilai yang
bersangkutan. Kecemasan, misalnya, adalah konstruk yang abstrak. Kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai pengalaman seperti menghadapi ujian, menunggu kejutan listrik, atau bertengkar dengan teman. Kecemasan juga ditunjukkan dengan gejala-gejala seperti rasa resah, perubahan psikofisiologis, atau getaran tangan yang kelihatan. Untuk menentukan apakah konstruk "kecemasan" itu valid, dilakukan penelitian salingkaitan (jaringan hubungan) di antara berbagai di atas. Jaringan hubungan ini disebut jaringan nomologis (nomelogical net).



Demikianlah Artikel Reliabilitas dan Validitas

Sekianlah artikel Reliabilitas dan Validitas kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Reliabilitas dan Validitas dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/04/realibilitas-dan-validitas.html

0 Response to " Reliabilitas dan Validitas "