Judul : Hari Hari Terakhir Lehman Brother
link : Hari Hari Terakhir Lehman Brother
Hari Hari Terakhir Lehman Brother
Kuliah kali ini membahas tentang kasus
runtuhnya Bank Investasi Besar Amerika yaitu Lehman Brother dikaitkan dengan
kuliah Auditing. Berikut ini adalah ulasan mengenai Lehman Brother diambil dari
berbagai sumber di internet.
Lehman Brother adalah salah satu bank
penyalur kredit pemilikan rumah (KPR), yang
memiliki atau menjamin hampir separuh dari total kredit perumahan di
AS. Pada hari senin tanggal 15 September 2008 Lehman Brother mengumumkan
kebangkrutannya dan bank investasi terbesar keempat AS ini, menyampaikan
formulir kebangkrutan ke United States Bankruptcy Court for the Southern
District of New York.
Sebelumnya Pemerintah, Bank Sentral AS
serta para pimpinan bank-bank investasi raksasa sebelumnya telah menggelar pertemuan
darurat selama tiga hari berturut-turut guna mencari solusi untuk Lehman
Brothers. Pada sabtu siang tanggal 13 September 2008, pertemuan yang
dihadiri oleh CEO JP Morgan Jamie Dimon, CEO Merril John Thain dan CEO
Citigroup Vikram Pandit dan pertemuan pertemuan berikutnya tidak menghasilkan
apapun.
Mengapa Bank Investasi besar ini bisa bangkrut?
Sederhananya karena penurunan permintaan
pasar perumahan di Amerika, diperparah lagi pemberian kredit perumahan yang
tidak layak, di Indonesia dikenal sebagai KPR, di Amerika disebut mortgage.
Mirip tetapi tidak sama.
Kata ''mortgage'' berasal dari istilah hukum dalam bahasa
Prancis. Artinya: matinya sebuah ikrar. Agak berbeda dari kredit rumah.
Dalam mortgage, konsumen
mendapat kredit, lalu, konsumen memiliki rumah. Rumah itu diserahkan kepada
pihak yang memberi kredit. Konsumen boleh menempatinya selama cicilan belum
lunas
Karena rumah itu bukan milik konsumen,
begitu pembayaran mortgage macet, rumah itu otomatis tidak
bisa ditempati. Sejak awal ada ikrar bahwa itu bukan rumah konsumen atau belum.
Maka, ketika konsumen tidak membayar cicilan, ikrar itu dianggap mati. Dengan
demikian, konsumen harus langsung pergi dari rumah tersebut.
Mortgage di Amerika pada awalnya berjalan baik karena
ditujukan kepada nasabah-nasabah prima disebut sebagai prime-mortgage. Namun dalam
perkembangannya, pemberian kredit meluas kepada nasabah-nasabah yang kurang
layak maka disebut sub-prime
mortgage. Nasabah yang sebelumnya pernah mengalami kredit macet kembali
memperoleh mortgage baru. Banyak pula mortgage yang diberikan dengan persyaratan uang
muka rendah, yaitu 5 persen, bahkan tanpa uang muka sama sekali.
Ada pula mortgage yang hanya mensyaratkan pembayaran bunga (interest only)
dan tidak mewajibkan nasabah membayar cicilan pokok.
Pada situasi harga properti naik secara terus menerus, hal
tersebut tidak menjadi masalah. Akan tetapi bila pasar yang mengalami stagnasi,
atau bahkan cenderung melemah, hal itu akan menjadi masalah besar.
Di AS, industri keuangan sudah sedemikian maju.
Kredit-kredit mortgage yang diberikan oleh perbankan, oleh
bank bersangkutan dikumpulkan kemudian bila jumlahnya dianggap cukup disekuritisasi. Proses ini merupakan proses mentransformasi mortgage menjadi surat berharga (sekuritas).
Istilah yang dipergunakan untuk surat berharga yang dijamin oleh mortgage tersebut adalah mortgage
back securities (MBS).
Proses sekuritisasi ini melibatkan pihak ketiga baik
institusi pemerintah (Fannie Mae dan Freddie Mac) maupun
swasta. Dalam proses sekuritisasi ini, pihak ketiga melakukan
pengemasan dengan menggabungkan sejumlah mortgage, yang
selanjutnya dijual lagi kepada investor yang berminat. Untuk menanggulangi risiko
gagal bayar (default), maka pihak ketiga ini sekaligus bertindak sebagai
penjamin.
Praktik sekuritisasi mortgage ini ternyata
tidak berhenti. Melalui rekayasa keuangan (financial
engineering) yang kompleks, MBS kemudian diresekuritisasi lagi menjadi jenis
sekuritas yang disebut sebagai Collateralised Debt Obligations
(CDOs). Sejalan dengan jumlah MBS yang terus meningkat, persentase
jumlah MBS yang diresekuritisasi menjadi CDOs juga mengalami peningkatan.
Dalam skala global, total penerbitan CDOs pada 2006 separuhnya didominasi oleh
CDOs yang bersumber dari MBS.
Selain dalam bentuk CDOs, MBS juga diresekuritisasi dalam
beberapa bentuk sekuritas lain yang sudah sulit dilacak bentuk maupun jumlahnya,
diantaranya sekuritas SIV (Structured Investment Vehicles). Maraknya
perdagangan CDOs di pasar dunia juga dipengaruhi hasil rating yang dikeluarkan
oleh lembaga-lembaga pemeringkat internasional, yang
cenderung underpricing terhadap risiko dari produk-produk derivatif
tadi.
Nah ketika pemilik rumah tidak mampu membayar cicilan rumahnya,
dan kredit menjadi macet. Maka Bank Investasi seperti Lehman Brother pun tidak bisa membayar
kewajibannya kepada pihak lain. Dikarenakan antar lembaga keuangan di Amerika
memiliki keterkaitan, transaksi pinjam meminjam, beli membeli antar perbankan lazim dilakukan, maka krisis yang menimpa Lehman Brother
segera menular ke lembaga keuangan lainnya.
Penyebab lain jatuh bank ini, disampaikan oleh hasil
penelitian Anton Valukas dari firma hukum
Jenner & Block, laporan itu dipublikasikan hari Rabu (10/3) oleh peneliti
Anton Valukas. Penyebab lain menjelang jatuhnya bank tua ini,
antara lain tekanan dari pesaingnya JP
Morgan Chase & Co dan Citigroup, yang meminta tambahan penjaminan sebesar
21 miliar dollar AS ketika Lehman mulai guncang. Serta pada 11 September 2008
JP Morgan meminta tambahan jaminan 5 miliar dollar AS. Meskipun bersaing
diantara bank investasi melakukan pinjam meminjam diantara mereka.
Rekayasa Keuangan
Salah
satu yang menarik adalah terungkap dalam laporan disusun oleh Anton R. Valukas, examiner yang ditunjuk oleh Pengadilan Niaga New
York, yang menyebutkan bahwa Lehman Brothers telah berulang kali menggunakan
Repo 105 dan Repo 108 sebelum akhirnya tumbang. Repo 105
dan Repo 108 (Repo 108 serupa dengan Repo 105, hanya dengan besaran persentase
yang berbeda), merupakan “accounting gimmick” yang digunakan oleh Lehman
Brothers untuk mengurangi jumlah kewajiban yang tercantum dalam neraca.
Saat krisis keuangan
memuncak di 2007 dan 2008, Lehman Brothers memiliki banyak aset berjeniskan commercial
mortgage-backed securities (CMBS) dan
subprime mortgage, yang
nilainya merosot tajam dalam
pasar yang tidak likuid. Menjual aset-aset tersebut guna menurunkan utang yang
ada hanya akan menghasilkan kerugian belaka. Di sinilah Repo 105 memberikan
jalan keluar yang menguntungkan bagi Lehman Brothers
Sesungguhnya. Angka “105″
dalam istilah Repo 105 sendiri bermakna bahwa aset itu bernilai 105%
dibandingkan dengan uang yang didapatkan oleh pemilik aset. Sebagai contoh,
bila Lehman Brothers memiliki obligasi bernilai US$ 105, ia akan menjualnya di
pasar repo seharga hanya US$ 100.
Transaksi ini dicatat
sebagai (seolah-olah telah terjadi) penjualan aset, meskipun berdasarkan
perjanjian repo, Lehman Brothers akan harus membeli kembali obligasi itu dalam
jangka waktu 7 sampai 10 hari. Kemudian Lehman Brothers menggunakan uang
tersebut untuk membayar utang-utangnya, sehingga leverage ratio-nya
menurun. Selanjutnya, usai laporan triwulan dipublikasikan, Lehman Brothers
akan meminjam uang dalam jumlah yang lebih besar untuk membeli kembali obligasi
tersebut.
Laporan
Valukas yang dipublikasikan pada 11 Maret 2010 juga menyebutkan bahwa transaksi
repo Lehman Brothers ini melibatkan jumlah uang yang tidak sedikit, bahkan pada
triwulan kedua 2008 mencapai US$ 50 miliar. Praktik ini jelas memberikan
gambaran yang salah dan menyesatkan tentang kondisi keuangan Lehman Brothers,
karena laporan yang dipublikasikan mengesankan kondisi perusahaan yang lebih
sehat dan kuat. Lehman Brothers juga tak pernah bermaksud menyingkapkan praktik
ini, padahal standar akuntansi yang berlaku sebenarnya mengharuskan
pengungkapannya.
Bila saja Lehman
Brothers berlaku jujur dan mengikuti praktik sesuai dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum, para pemangku kepentingan, Board of
Directors, Securities and Exchange Commission (SEC), lembaga pemeringkat,
investor, serta pihak-pihak lainnya akan berkesempatan menerima serta
mengaktifkan sistem peringatan dini (early warning system) lebih awal
sehingga kebangkrutan lembaga keuangan global yang (dulu) amat dominan itu
dapat dihindari
Lalai
Auditor Ernst & Young juga dinilai
lalai, dan melaporkan hasil audit ”palsu” soal keuangan Lehman Brothers.
Menurut
laporan itu, Lehman menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar
50 miliar dollar AS di pembukuannya. Semua itu dilakukan untuk menyembunyikan
ketergantungannya dari utang.
Para pejabat senior Lehman,
juga auditor mereka Ernst & Young, melakuakn hal ini dengan sadar. Tidak hanya itu, Valukas
menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap mantan pimpinan Lehman, Dick
Fuld, juga pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman lainnya seperti Chris
O’Meara, Erin Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah melakukan
skandal akuntansi.
Harian Inggris The Financial
Times melaporkan, Valukas menemukan kesalahan Lehman sebenar para eksekutifnya
sendiri karena mereka melakukan berbagai kesalahan penilaian bisnis untuk
memanipulasi neraca perusahaan.
Keuntungan
Akar dari
persoalan yang menimpa Lehman bahkan baru baru ini skandal HSBC, menurut hemat saya adalah tuntutan bahwa
perusahaan yang selalu untung. Agar para pemegang saham mendapatkan keuntungan
dari saham yang dibelinya dan para CEO-nya yang menginginkan bonus yang
luarbiasa besar.
Meski
selama ini perusahaan untung dan bonus besar, hal itu ternyata belum cukup,
diusahakan bagaimana keuntungan dan bonus lebih besar lagi. Padahal dalam
kehidupan ada siklus untung dan rugi, kemudian kondisi lingkungan dunia bisnis
pun berubah. Pada kondisi AS pasar rumah sudah begitu jenuh, hampir semua orang
yang mampu sudah punya rumah, bahkan anjingnya pun punya rumah. Sehingga mereka
yang tidak layak pun dipinjami uang buat beli rumah. Ini semua demi tuntutan
keuntungan tadi. Tuntutan ini juga membuat para eksekutif mencari jalan pintas
dengan merekaya laporan keuangan mereka.
Di samping
itu negara negara maju tingkat produktivitasnya semakin menurun, karena
masyarakat semakin menua. Sedangkan negara negara kekuatan ekonomi baru, tenaga
kerja produktifnya masih berusia muda. Ditengah menurunnya produktivitas,
tuntutan keuntungan tetap harus diperoleh, sehingga pada akhirnya jalan jalan yang
tidak seharusnya pun dilakukan.
Kasus ini bisa menjadi bahan pelajaran yang penting buat calon calon akuntan.
Demikianlah Artikel Hari Hari Terakhir Lehman Brother
Sekianlah artikel
Hari Hari Terakhir Lehman Brother
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Hari Hari Terakhir Lehman Brother dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2012/09/hari-hari-terakhir-lehman-brother.html
0 Response to " Hari Hari Terakhir Lehman Brother "
Posting Komentar