Judul : Mandi Besar Dalam Akuntansi
link : Mandi Besar Dalam Akuntansi
Mandi Besar Dalam Akuntansi
Strategi memanipulasi laporan laba rugi perusahaan untuk membuat hasil yang buruk tampak lebih buruk lagi. Mandi besar (Big Bathing) sering diimplementasikan dalam tahun yang buruk untuk meningkatkan laba artifisial tahun depan. Kenaikan besar dalam pendapatan mungkin mengakibatkan bonus yang lebih besar bagi para eksekutif. CEO baru kadang-kadang menggunakan mandi besar (Big Bathing) sehingga mereka bisa menyalahkan buruknya kinerja perusahaan pada CEO sebelumnya dan mengambil kredit untuk perbaikan tahun depan.
Istilah ini konon berasal dari era klasik. Konon yang suka mandi
di kolam besar beramai-ramai adalah kaum romawi. Mereka memiliki tempat-tempat
pemandian umum besar. Konon juga tentara romawi bila habis berperang mereka mandi
terlebih dahulu di kolam-kolam besar ini supaya bersih agar siap berperang lagi.
Hal ini di analogikan kemudian dengan accounting.
Jadi ada fenomena, ketika perusahaan merugi, perusahaan sekalian dibikin
minus besar, Agar tahun depan profitnya melejit. Jadi itu praktik
manajemen laba yang justru mengecilkan profit. Kadang terjadi pada perusahaan yang
baru ganti manajemen. Manajemen baru pada tahun pertama dengan sengaja mengecilkan
laba, dan bisa menyalahkan manajemen lama. Jadi accounting bisa disamakan dengan mandi besar-besaran,
agar profit perusahaan segar dan bisa lebih "fresh" tahun depannya.
Sebagai
contoh, jika seorang CEO menyimpulkan bahwa target pendapatan minimum tidak
dapat dibuat pada tahun tertentu, ia akan memiliki insentif untuk memindahkan
laba dari sekarang untuk masa depan karena kompensasi CEO tidak berubah dan terlepas
jika dia tidak mencapai target sedikit atau banyak. Dengan menggeser laba ke
depan - dengan biaya prabayar, dengan write-off dan atau menunda realisasi
pendapatan - CEO meningkatkan kemungkinan mendapatkan bonus besar pada tahun
berikutnya.
Lebih jelasnya lagi contohnya perusahaan membuat cadangan untuk
biaya yang akan muncul tahun depan. Sengaja cadangannya dibuat besar supaya
profit tahun ini berkurang. Padahal perusahaan tahu tahun depan biaya yang akan
muncul tidak segitu. Tahun depan ketika beban muncul, tidak mengurangi profit akan tetapi mengurangi cadangan
Kemudian bisa juga dengan melakukan aset write down. Misalnya write
down inventory dengan alasan barang usang, padahal tahun depan dijual
barangnya. Praktik ini biasa dilakukan kalau perusahaan baru mengganti manajemen
atau baru diakuisisi, bisa ada write off aset besar besaran, bersih-besih istilahnya
Contoh berikutnya perusahaan
mencadangan biaya pada tahun 1 sebesar $ 2M untuk restrukturisasi di tahun 2.
Padahal biaya tahun ke 2 cuma $1.5M. Ditahun ke-3 masih ada sisa cadangan $0.5
M dikreditkan lagi. Jadi incomenya
tampak lebih smooth di tahun ke-2
& 3
Praktik seperti ini pada dasarnya tidak diperbolehkan oleh standar
akuntansi, karena laporan keuangan itu harus true and fair.
Bagaimana standar
akuntansi mencegah?
Pada PSAK 57 sangat ketat syarat perusahaan dalam membuat
cadangan atau provisi. Hal ini untuk menghindari perusahaan membuat cadangan seenaknya.
Apa saja syaratnya untuk buat cadangan sesuai PSAK 57?
Pertama tama harus ada "present obligation" dari past event atau kejadian masa lalu. Jadi provisi baru bisa dibuat kalau ada
liabilitas. Future operating losses yang belum jelas, tidakbisa dibuat
provisinya. Jika perusahaan menjual barang dan memberi garansi 3 tahun,
boleh membuat cadangan untuk barang-barang yang sudah terjual, tetapi tetap harus masuk akal. Pengungkapannya juga diminta detil oleh PSAK 57. Harus jelas "present
obligation" nya seperti apa.
Demikianlah Artikel Mandi Besar Dalam Akuntansi
Sekianlah artikel
Mandi Besar Dalam Akuntansi
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Mandi Besar Dalam Akuntansi dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2014/03/mandi-besar-dalam-akuntansi.html
0 Response to " Mandi Besar Dalam Akuntansi "
Posting Komentar