Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN | Magister Akuntansi

Labels

STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN

STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel IFRS , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
link : STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN

Baca juga


STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN


STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN

MENGAPA HARUS ADA STANDAR AKUNTANSI?
1.      Untuk keseragaman laporan keuangan
2.      Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
3.      Memudahkan auditor
4.      Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
5.      Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna


Saat ini terdapat dua kekuatan akuntansi dunia yaitu United State Generally Accepted Accounting Principles (US GAAP) dan International Accounting Standars (IAS). US GAAP adalah produk dari FSAB (Dewan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika). Lembaga ini memiliki wewenang untuk membuat dan menetapkan akuntansi yang akan digunakan di Amerika (IAI-Indonesia). Stock Exchange Commite (Bapepam-nya Amerika) memberikan ketentuan kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam bursa, diwajibkan untuk membuat laporan keuangannya yang berpedoman pada GAAP. Standar Akuntansi Indonesia (sebelum 2008) masih berkiblat pada US GAAP. PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) adalah terjemahan bebas dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), sehingga bila diteliti lebih lanjut bahwa Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh IAI merupakan pengalihbahasaan GAAP ke dalam bahasa Indonesia. Jadi PSAK yang  dibuat oleh IAI merupakan terjemahan dari US GAAP. Tak terasa sudah lebih dari 30 tahun (sejak tahun 1974),Indonesia telah mengikuti standar akuntansi yang dibuat oleh Amerika. Hal ini dikarenakan, banyak perusahaan lokal dalam negeri yang terdaftar sebagai anggota bursa saham di Amerika.

Kekuatan akuntansi lainya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard). IFRS merupakan produk dari IASB (International Accounting Standard Board). IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia.bisnis di Indonesia. Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Pada tahun 1994, IAI baru memulai dan berkomitmen untuk mengikuti IASB dan melakukan perubahan-perubahan secara perlahan dan bertahap ke dalam PSAK.
Berarti perkembangan sejarah akuntansi di Indonesia telah mengalami masa-masa yang panjang dan sulit. Di awali dari belum memiliki standar akuntansi yang jelas, hingga pada tahun 1974 mengenal US GAAP dan menjadikan GAAP sebagai Standar Akuntansi Indonesia pada tahun 1984. Dilanjutkan  pada tahun 1994, IAI mulai berkomitmen untuk mengikuti IAS. Hingga saat ini, IAI telah mempersiapkan PSAK yang berpedoman pada IFRS dan akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2012.

MENGAPA IFRS ?
§  Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai accounting standard.
§  Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.
§  Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 :
§  Strengthening Transparency and Accountability
§  Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk Strengthening Financial Supervision and Regulation à “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of high-quality global accounting standards.”

MANFAAT IFRS
§  Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
§  Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
§  Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
§  Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
§  Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

KARAKTERISTIK IFRS
§  IFRS menggunakan Principles Base “ :
§  Lebih menekankan pada intepreatasi  dan aplikasi  atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
§  Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
§  Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
§  Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
§  Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif

Dua organisasi yang berperan dalam international standard setting adalah International Organization of Securuties Commissions (IOSCO) dan IASB

International Organization of Securuties Commissions (IOSCO)
v IOSCO bukan merupakan seri akuntansi standar
v Organisasi ini didekasikan untuk memastikan bahwa global market dapat beroperasi atas dasar efektif dan efisien/
v IOSCO beranggotakan antara lain: Jerman, Prencis, New Zealand, dan U.S. SEC,
International Accounting Standard Board (IASB)
v International Standard Setting Structure terdiri dari empat organisasi, yaitu: the International Accounting Standard Committee Foundation, the International Accounting Standard Board (IASB), a Standardd Advisory Council, dan an International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC).
v IASB merupakan unit operasi yang utama dalam four-part structure tersebut.
v IASB bertugas untuk mengembangkan kepentingan publik, a single set of high-quality dan IFRS dapat dimengeri untuk kegunaan umun laporan keuangan.


Standar Akuntansi Indonesia (sebelum tahun 2008) yang berpedoman pada GAAP sudah tidak relevan lagi. Hal ini dikarenakan GAAP masih menganut asumsi historical cost. Dalam historical cost, aset yang dicatat dalam laporan keuangan sebesar harga yang dikeluarkan saat memperoleh aset tersebut. Namun kenyataannya, besarnya aset setiap tahun selalu bertambah sehingga asumsi mengenai historical cost sudah tidak bisa lagi digunakan. Misal, nilai perolehan aset  berupa tanah pada 5 tahun lalu sebesar 100 juta. Dalam asumsi historical cost, nilai aset yang dicatat (hingga saat ini) harus sebesar 100 juta. Padahal kenyataannya tidak demikian. Nilai aset yang 100 juta tersebut, pada saat ini mungkin telah menjadi 200 juta atau 300 juta, bahkan bisa juga mencapai 1 milyar. Tentu saja hal ini akan menimbulkan bias dalam penafsiran laporan keuangan. Perbedaan nilai tersebut telah diantisipasi oleh IFRS. Konsep historical cost yang sudah tidak relevan diganti dengan fair value (yang merupakan refleksi dari market value) yang lebih relevan. Menurut IFRS, nilai aset yang dicatat bukan lagi 100 juta, melainkan sebesar harga pasar dari aset tersebut.

Perbedaan lainnya yang mendasar adalah dalam hal perolehan pinjaman. Perusahaan untuk mendapatkan pinjaman sebesar 15 juta harus mengeluarkan biaya-biaya sebesar 4 juta. Menurut GAAP, pinjaman tersebut harus dicatat sebesar 15 juta tanpa mempertimbangkan attributable cost. Padahal bila di netting-kan, pinjaman yang diterima hanya sebesar 11 juta. Menurut IFRS, pinjaman yang dicatat harus sebesar 11 juta bukan 15 juta karena ada unsur attributable cost di dalamnya.

Inilah letak perbedaan yang paling mendasar antara GAAP dengan IFRS. Laporan keuangan versi GAAP  tak ubahnya hanya sebagai catatan keuangan perusahaan di masa lalu. Sehingga pengukuran kinerja perusahaan menggunakan ROA dan ROI pun juga akan menimbulkan bias. Alangkah baiknya bila pengukuran kinerja perusahaan juga mempertimbangkan fair value agar mendekati nilai pasar yang sesuai. Jadi, laporan keuangan yang berpedoman pada IFRS lebih relevan dan aktual karena mempertimbangkan harga pasar. Walaupun harga pasar bukanlah satu-satunya indikator dalam pengambilan keputusan oleh stakeholder. Paling tidak, laporan keuangan yang dihasilkan oleh IFRS lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.

EMPAT PILAR STANDAR AKUNTANSI INDONESIA
§  Standar Akuntansi Keuangan
§  SAK-ETAP
§  Standar Akuntansi Syari’ah
§  Standar Akuntansi Pemerintahan
§  IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
§  SAK ETAP diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 July 2009
§  Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan PP 71 tahun 2010

PSAK – IFRS BASED
§  Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.
§  Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
§  Basis transaksi, bukan basis industri.
§  Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan
§  Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012



LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) DAN PELAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL REPORTING)

Akuntansi merupakan bahasa bisnis utama dalam dunia pasar modal, dimana produk yang dihasilkannya berupa laporan keuangan. Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi stakeholders (pemilik, manajemen, investor, bahkan pemerintah) dan tidak menimbulkan bias dalam proses pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis.

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

Karakteristik penting akuntansi adalah:
1.      Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunokasian informasi keuangan tentang
2.      Entitas ekonomi  (economic entity) kepada
3.      Pihak yang berkepentingan (interested parties)

LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)
v  Laporan Keuangan (Financial Statement) merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan.laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
v  Tujuan dari Laporan Keuangan (Objective of financial statements)
Memberikan informasi mengenai:
o   Posisi keuangan
o   Kinerja keuangan
o   Arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
v  Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
v   Laporan keuangan menyajikan informasi :
1.      Aset
2.      Liabilitas
3.      Ekuitas
4.      Pendapatan dan beban termasuk keuntingan dan kerugian
5.      kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
6.      arus kas.

Laporan keuangan harus  mencerminkan dan menggambarkan  transaksi bisnis yang benar dan wajar dari sebuah organisai  Laporan tersebut digunakan oleh berbagai lembaga konstitusi / yang berkaitan dengannya,  yang memerlukan laporan posisi keuangan yang benar dari sebuah organisasi, dan itu sangat menolong untuk memeriksa posisi keuangan suatu bisnis untuk periode yang khusus.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
v  Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari ((revisi IAS I, tahun 2007 oleh IASB)
1)      Laporan Posisi Keuangan (neraca pada akhir periode);
2)       Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode;
3)       Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;
4)       Laporan Arus Kas selama periode;
5)       Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informsi penjelasan lain
6)      Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif, ketika entitas :
a.       menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif
b.       membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan
c.        mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
v  Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan keutamaan yang sama
v  Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan,

PELAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL REPORTING)
v  Pelaporan Keuangan (Financial Reporting) menyajikan beberapa informasi keuangan yang tidak disajikan melalui laporan keuangan formal, seperti: surat presiden direktur,skedul tambahan dalam laporan tahunan korporasi, profektus, laporan yang dikeluarkan kepada badan-badan pemerintah, pernyataan mengenaidampak sosial atau lingkungan dll. Informasi-informasi tersebut mungkin wajib dikeluarkan karena adanya peraturan pemerintah atau hukum tak tertulis atau manajemen ingin mengungkapkannya secara sukarela.
v  Tujuan Pelaporan Keuangan (Objective of Financial Reporting)
Ø  Tujuan umum dari pelaporan keuangan adalah: menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi investor ekuitas yang ada dan potensial, pemilik dana (lenders) yang ada dan potensial, dan kreditur yang ada dan potensial yang lain dalam membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai pemberi modal.
Ø  Tujuan umum Laporan Keuangan menyediakan informasi pelaporan keuangan untuk para pengguna (users) yang luas. Laporan keuangan membantu shareholders, kreditu, supplier, karyawan dan yang berkaitan dengannya untuk memahami posisi keuangan dan kaitannya dengan konerja perusahaan. Para pengguna memerlukan informasi ini untuk membuat keputausan yang efektif. Maksud dari laporan keuangan tersebut adalah menyediakan informasi yang paling bermanfaat dengan biaya yang minimal kepada berbagai kelompok pemakai.
Ø  Pemberi modal (Capital Providers) atau Investor. Sebagai pemberi modal, investor merupakan kelompok pengguna yang utama (primaly).
Ø  Prespektif entitas (Entity Prespective)
·         Perusahaan dipandang terpisah dan berbeda dengan pemiliknya (shareholdres yang ada).
·         Aset yang ada merupakan aset perusahaan dan bukan milik kreditur atau shareholders.
·         Investor mempunyai hak terhadap aset perusahaan dalam bentuk kewajiban atau ekuitas.
Ø  Kegunaan keputusan (Decision-useffulness)
·         Investor berkepentingan terhadap pelaporan keuangan karena informasi tersebut berguna untuk pengambilan keputusan.
·         Sejak awal, ketika membuat keputusan, investor berkepentingan menilai::
1.      Kemampuan perusahaan untuk menghasilkanarus kass masuk bersih, dan
2.       Kemampuan manajemen untuk melindungi dan menambah investasi pemberi modal.
·         Pelaporan keuangan membantu para investor  dalam menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas protektif dari dividen atau bunga,dan hasil dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman.

AKUNTANSI DAN ALOKASI MODAL ( ACCOUNTING AND CAPITAL ALOCATION
v  Karena sumber daya yang terbatas, maka manusia berusaha mengawetkan dan menggunakan secara efektif. Penggunaan sumber daya secara efisien juga akan menetukan apakah sebuah bisnis akan sukses dan tumbuh.
v  Fakta ini menempatkan bban berat pada profesi akuntansi.
v  Para akuntan harus mengukur kinerja secara akurat, wajar, dan tepat waktu agar para manajer dan pihak perusahaan dengan tepat mampu menarik modal investasi.
v  Informasi keuangan yang relevan yang menghasilkan ketepatan penyajian keuangan, memungkinkan investor dan kreditor membandingkan laba dan aset yang dimiliki perusahaan.
v  Karena para pengguna dapat menilai pengembalian sserta risiko yang berhubungan dengan peluang investasi, maka mereka dapat menyalurkan sumber daya secara efektif.
v  Proses alokasi modal yang efektif sangat penting bagi kesehatan perekonomian, merangsang produktivitas, mendorong inovasi dan menyediakan pasar kredit yang efisien dan likuid untuk membeli serta menjual sekuritas dan memperoleh serta menjamin pinjaman.
v  Informasi yang tidak relevan dan tidak dapat diandalkan akan menimbulkan alokasi modal yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak negatif terhadap pasar sekuritas.
v  Cara kerja proses alokasi modal:
Financial Reporting
v   Informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan untuk membantu pemakainya membuat keputusan alokasi modal  perusahaan.                                   
User (present and potencial)
Investor menggunakan laporan keuangann untuk  membuat keputusan alokasi modal
Capital alocation
Proses penetuan bagaimana dan dengan biaya berapa uang dialokasikan ke dalam kepentingan yang saling bersaing.

STANDAR-TINGGI (HIGH-QUALITY STANDARDS)
v  Untuk memfasilitasi alokasi modal yang efisien, investor memerlukan informasi yang relevan dan ketepatan penyajian dari informasi tersebut untuk memungkinkan mereka membuat perbandingan  ( a cross borders).
v  Permintaan globalisasi satu set standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi. Beberapa elemen:
1.      Single set of high-quality accounting standards established by a single standard-setting body.
2.      Consistency in application and interpretation.
3.      Common disclosures.
4.      Common high-quality auditing standards and practices.
5.      Common approach to regulatory review and enforcement.
6.      Education and training of market participants.
7.      Common delivery systems (e.g., eXtensible Business Reporting Language—XBRL).
8.      Common approach to corporate governance and legal frameworks around the world.


KONSEP-KONSEP YANG MELANDASI  AKUNTANSI KEUANGAN
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL  (Conceptual framework)
Sserupa dengan konstitusi, yaitu suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubngan yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penetuan sifat,fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
MENGAPA KERANGKA KERJA KONSEPTUAL DIPERLUKAN?
1.      Agar bermanfaat, penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep dan serta tujuan fundamental,
2.      Memungkinkan IASB menerbitkan standar-standar  yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu.
PERKEMBANGAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
1.      IASB dan FASB bekerja dalam joint project untuk mengembangkan kerangka kerja konseptual yang dapat diterima umum.
2.      Kerangka kerja tersebut berdasarkan kerangka kerja IASB dan FASB yang sudah ada.
3.      Mengenai tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik kualitatif dari kegunaan keputusan informasi pelaporan keuangan.
OVERXIEW KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1.      Tahap pertama : tujuan dasar
2.      Tahap kedua: karakteristik dan elemenn-elemen laporan keuangan
3.      Konsep-konsep pengakuan, pengukuran dan pengungkapan.
TAHAP PERTAMA: TUJUAN DASAR
Tujuan Pelaporan Keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi investor ekuitas yang ada dan potensial, pemilik dana (lenders) yang ada dan potensial, dan kreditur yang ada dan potensial yang lain dalam membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai pemberi modal.
Ø  Dalam menyediakan informasi bagi pemakai laporan keuangan, disajikan Laporan keuangan bertujuan umum (general-purpose financials statements) dengan maksud menyediakan informasi yang paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai.
Ø  Hal yang mendasari tujuan ini adalah  konsep bahwa pemakai membutuhkan  pengetahuan yang memadai tentang persoalan bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.
Ø   

TAHAP KEDUA: KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI
Menurut IASB,  karakteristik kualitatif informasi akuntansi membedakan informasi yang lebih baik ( lebih berguna) dari informasi yang kurang berguna bagi pengambilan keputusan.
Karakteristik kualitatif informasi akuntansi terdiri dari:
1.      Kualitas fundamental (Fundamental Quality )
2.      Kualitas tambahan ( Enhancing Quality )

QUALITAS FUNDAMENTAL: RELEVANCE DAN FAITHFULL PKEPRESENTATION
Relevance dan faithfull representation merupakan dua kualitas fundamental yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
1.       RELEVANCE
Ø  Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil.
Ø  Agar relevan, maka informasi tersebut harus mempunyai predictive value dan confirmatory value
a.       Predictive value atau Nilai Prediksi → informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediki tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan.
b.      Confirmatory value 
2.       FAITHFULL REPRESENTATION (Ketepatan Panyajian)
Ø  Berarti bahwa angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi.
Ø  Termasuk dalam Ketepatan Penyajian adalah: Completeness. Neutrality, dan Free from Error.
a.       Completeness → Informasi yang disajikan harus lengkap, tidak boleh dikurangi, artinya semua transaksi yang terjadi harus disajikan semuanya. Informasi yang disajikan harus aktual,  benar, dan tidak bias.
b.      Neutrality → Informasi tidak dapat dipilih untuk sekelompok pemakai tertentu.
c.       Free from Error → informasi yang disajikan harus disajikan dengan benar dan bebas dari kesalahan.


KUALITAS TAMBAHAN
Ø  Membedakan informasi yang lebih berguna dari informasi yang kurang berguna.
Ø  Terdiri dari: Comparability, Verifiability, Timeless, dan Understandability.
a.       COMPARABILITY
Informasi tentang sebuah perusahaan akan lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan informasi serupa yang menyangkut perusahaan lain, dan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama.
Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan.
b.       VERIFIABILITY ( dapat diverifikasi)
Ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
c.        TIMELESS ( Ketepatan Waktu )
Informasi harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang di ambil, yaitu memiliki ketepatan waktu.
d.       UNDERSTANDABILITY (kemampuan memahami)
Informasi harus bisa dipahami oleh pengguna informasi, sehingga mereka bisa merasakan signifikasi dari informasi tersebut.
  

Dampak Penerapan IFRS di Indonesia
Di dunia internasional, sudah banyak negara-negara yang mengadaptasi IFRS sebagai pedoman dalam pelaporan keuangan. Bahkan ada pula negara-negara yang telah mengadopsi penuh (full adoption) yaitu menterjemahan IFRS sebagai standar akuntansi di negaranya. Seperti negara Uni Eropa, Hongkong, Australia, Malaysia, dan Singapura. Indonesia sebagai bagian dari dunia internasional, mau tidak mau harus mengikuti perubahan tersebut karena tuntutan bisnis global. Dengan mengikuti IFRS, berarti laporan keuangan akuntansi Indonesia telah menggunakan bahasa global sehingga mudah dipahami oleh pasar global. Perusahaan di Indonesia akan lebih mudah dalam melakukan transaksi lintas negara termasuk merger dan akuisisi. Telah banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami akuisisi dan merger lintas negara. Misal, akuisisi Philp Morris terhadap Sampoerna (2005), akuisisi TPI oleh MNC TV (2009), dan ANTV oleh Star TV. Aktivitas akuisisi dan merger lintas negara bukanlah hal yang tabu pada saat ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Thomas Friedman, “world is flat”.

Perubahan konseptual yang dialami oleh dunia akuntansi di Indonesia, tentu akan menimbulkan dampak yang bermacam-macam bagi perkembangan ilmu akuntansi di Indonesia. Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-IAI, Dudi M. Kurniawan (Kompas, 6 Mei 2010) bahwa dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus. Pertama, meningkatkan standar akuntansi keuangan (SAK). Kedua, mengurangi biaya SAK. Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan. Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan. Kelima, meningkatkan transparansi keuangan. Keenam, menurunkan biaya modal peluang penghimpunan dana melalui pasar modal. Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Namun dalam praktiknya, menerapkan standar baru ini tidaklah mudah. Banyak pelaku bisnis yang mengeluhkan kesulitan dalam penerapan standar baru tersebut di perusahaannya. Biaya yang harus dikeluarkan untuk investasi di bidang teknologi dan informasi untuk mendukung penerapan IFRS tidaklah sedikit. Belum lagi ditambah dengan biaya-biaya pelatihan (training) IFRS bagi karyawan juga tidaklah sedikit. Sekedar informasi, biaya inventasi untuk training IFRS berkisar antara 3 juta sampai 5 juta per orang. Tentu saja bukan biaya yang murah bagi perusahaan berskala menengah.
Pemerintah juga harus ikut berperan dalam penerapan IFRS di Indonesia. Terutama di bidang perpajakan yang berkaitan dengan revaluasi aktiva sebagai konsekuensi dari penerapan fair value. Pemerintah masih memberlakukan pajak final sebesar 10% atas transaksi revaluasi atas aktiva tetap. Dengan fair value, berarti nilai aset dihitung berdasarkan harga pasar. Ini berarti, aset-aset perusahaan akan cenderung mengalami kenaikan dan perusahaan berkewajiban membayar pajak final 10% atas revaluasi aktiva tetap. Mungkinkan perusahaan bersedia membayar pajak final, padahal tidak ada aliran kas masuk yang berarti.

Sejak tahun 2004, IAI telah melakukan harmonisasi (konvergensi) antara GAAP dan IFRS untuk mencapai daya saing global. Diharapkan pada tahun ini perbedaan antara GAAP dan IFRS dapat diselesaikan dan IFRS pun dapat diterapkan sepenuhnya.

Fungsi Akuntansi dan Perkembangan Akuntansi di Indonesia

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

Sedangkan perkembangan akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia. Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis.
Perkembangan Akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha, yang para pengusaha atau pedagang akan selalu membandingkan antara jumlah harta yang dimiliki saat mulai berusaha/berangkat berdagang dengan saat kembali.

Pada saat abad ke-14 para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana. Dengan terbitnya buku yang berjudul “Summa de Aritmatica, Geomatrica, Pro Portioni et Proportionality”, yang disusun oleh Lucas Paciolo pada tahun 1494, pembukuan mulai dilakukan secara sistematis dengan menggunakan sistem pasangan.

System berpasangan ini berkembang di eropa khusunya di belanda yang lebih terkenal dengan sistem continental. Kemudian pada abad ke-19, teori dan praktik pembukuan berpasangan dikembangkan di Amerika Serikat menjadi Akuntansi (Accounting). System Akuntasi yang berkembang sekarang di 

Amerika Serikat ini dikenal sebagai Sistem Anglo Saxon.
Di Indonesia, perkembagan akuntansi mulai tampak setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan pada tahun 1970 sehingga kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dengan demikian, kebutuhan dunia usaha terhadap akuntansi tumbuh pula dan berkembanglah sistem Kontinental Belanda.

Pada saat Belanda meninggalkan Indonesia dan diganti oleh Jepang, tenaga-tenaga akuntansi mengalami kekosongan. Atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus akuntansi yang merupakan cikal bakal tenaga akuntansi di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka dan mendapat pengakuan dari Belanda, mulailah putra-putri Indonesia dikirim ke luar negeri (Amerika Serikat) untuk memperdalam ilmu akuntansi.

Pada tahun 1952 dibuka Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang kemudian diakui oleh perguruan tinggi negeri lainya. Mulai tahun 1952 itulah akuntansi sistem Kontinental bergeser ke sistem Angolo Saxon Amerika Serikat.

Untuk mengembangkan akuntansi, Pada tahun 1957 berdirilah organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Namun, baru tahun 1967 dengan dibukanya penanaman modal asing, akuntansi di Indonesia berkembang pesat. Jasa besar IAI adalah penyusunan standar Akuntansi keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan laporan keuangan perusahaan di Indonesia.

Perkembangan Akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha, yang para pengusaha atau pedagang akan selalu membandingkan antara jumlah harta yang dimiliki saat mulai berusaha/berangkat berdagang dengan saat kembali.

Pada saat abad ke-14 para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana. Dengan terbitnya buku yang berjudul “Summa de Aritmatica, Geomatrica, Pro Portioni et Proportionality”, yang disusun oleh Lucas Paciolo pada tahun 1494, pembukuan mulai dilakukan secara sistematis dengan menggunakan sistem pasangan.

System berpasangan ini berkembang di eropa khusunya di belanda yang lebih terkenal dengan sistem continental. Kemudian pada abad ke-19, teori dan praktik pembukuan berpasangan dikembangkan di Amerika Serikat menjadi Akuntansi (Accounting). System Akuntasi yang berkembang sekarang di Amerika Serikat ini dikenal sebagai Sistem Anglo Saxon.

Di Indonesia, perkembagan akuntansi mulai tampak setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan pada tahun 1970 sehingga kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dengan demikian, kebutuhan dunia usaha terhadap akuntansi tumbuh pula dan berkembanglah sistem Kontinental Belanda.

Pada saat Belanda meninggalkan Indonesia dan diganti oleh Jepang, tenaga-tenaga akuntansi mengalami kekosongan. Atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus akuntansi yang merupakan cikal bakal tenaga akuntansi di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka dan mendapat pengakuan dari Belanda, mulailah putra-putri Indonesia dikirim ke luar negeri (Amerika Serikat) untuk memperdalam ilmu akuntansi.
Pada tahun 1952 dibuka Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang kemudian diakui oleh perguruan tinggi negeri lainya. Mulai tahun 1952 itulah akuntansi sistem Kontinental bergeser ke sistem Angolo Saxon Amerika Serikat.

Untuk mengembangkan akuntansi, Pada tahun 1957 berdirilah organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Namun, baru tahun 1967 dengan dibukanya penanaman modal asing, akuntansi di Indonesia berkembang pesat. Jasa besar IAI adalah penyusunan standar Akuntansi keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan laporan keuangan perusahaan di Indonesia.





Demikianlah Artikel STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN

Sekianlah artikel STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/04/standar-akuntansi-dan-pelaporan.html

0 Response to " STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN "