Judul : STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
link : STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
STANDAR AKUNTANSI DAN
PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
MENGAPA HARUS
ADA STANDAR AKUNTANSI?
1.
Untuk keseragaman laporan keuangan
2.
Memudahkan penyusun laporan
keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
3.
Memudahkan auditor
4.
Memudahkan pembaca laporan
keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda.
5.
Pengguna laporan keuangan banyak
pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna
Saat ini terdapat
dua kekuatan akuntansi dunia yaitu United State Generally Accepted Accounting Principles (US
GAAP) dan International
Accounting Standars (IAS). US GAAP adalah produk dari FSAB
(Dewan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika). Lembaga ini memiliki wewenang
untuk membuat dan menetapkan akuntansi yang akan digunakan di Amerika
(IAI-Indonesia). Stock Exchange Commite (Bapepam-nya Amerika)
memberikan ketentuan kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam bursa,
diwajibkan untuk membuat laporan keuangannya yang berpedoman pada GAAP. Standar
Akuntansi Indonesia (sebelum 2008) masih berkiblat pada US GAAP. PABU (Prinsip
Akuntansi Berterima Umum) adalah terjemahan bebas dari Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP), sehingga bila diteliti lebih lanjut bahwa
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh IAI merupakan pengalihbahasaan
GAAP ke dalam bahasa Indonesia. Jadi PSAK yang dibuat oleh IAI merupakan
terjemahan dari US GAAP. Tak terasa sudah lebih dari 30 tahun (sejak tahun 1974),Indonesia
telah mengikuti standar akuntansi yang dibuat oleh Amerika. Hal ini
dikarenakan, banyak perusahaan lokal dalam negeri yang terdaftar sebagai
anggota bursa saham di Amerika.
Kekuatan akuntansi
lainya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard).
IFRS merupakan produk dari IASB (International Accounting Standard Board).
IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di
kawasan Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990)
belum diminati oleh dunia.bisnis di Indonesia. Hal ini karena perkembangan
ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Pada
tahun 1994, IAI baru memulai dan berkomitmen untuk mengikuti IASB dan melakukan
perubahan-perubahan secara perlahan dan bertahap ke dalam PSAK.
Berarti
perkembangan sejarah akuntansi di Indonesia telah mengalami masa-masa yang
panjang dan sulit. Di awali dari belum memiliki standar akuntansi yang jelas,
hingga pada tahun 1974 mengenal US GAAP dan menjadikan GAAP sebagai Standar
Akuntansi Indonesia pada tahun 1984. Dilanjutkan pada tahun 1994, IAI
mulai berkomitmen untuk mengikuti IAS. Hingga saat ini, IAI telah mempersiapkan
PSAK yang berpedoman pada IFRS dan akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2012.
MENGAPA IFRS ?
§
Indonesia bagian dari IFAC, yang
harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya
menggunakan IFRS sebagai accounting standard.
§
Konvergensi
IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20
forum.
§ Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum
di Washington DC, 15 November 2008 :
§ “Strengthening
Transparency and Accountability”
§ Pertemuan G20 di London, 2 April 2009
menghasilkan kesepakatan untuk Strengthening Financial Supervision and
Regulation à “to call on the accounting standard setters to
work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation
and provisioning and achieve a single set of high-quality global accounting
standards.”
MANFAAT IFRS
§ Meningkatkan daya banding
laporan keuangan.
§ Memberikan informasi yang
berkualitas di pasar modal internasional
§ Menghilangkan hambatan arus modal internasional
dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
§ Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi
perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
§ Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju
“best practise”.
KARAKTERISTIK IFRS
§ IFRS menggunakan “Principles Base “ :
§ Lebih menekankan pada intepreatasi
dan aplikasi atas standar
sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
§ Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi
mencerminkan realitas ekonomi.
§ Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
§ Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai
pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
§ Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
Dua organisasi
yang berperan dalam international standard setting adalah International Organization of
Securuties Commissions (IOSCO) dan IASB
International Organization of Securuties Commissions (IOSCO)
v IOSCO bukan merupakan seri
akuntansi standar
v Organisasi ini didekasikan
untuk memastikan bahwa global market dapat beroperasi atas dasar efektif dan
efisien/
v IOSCO beranggotakan antara
lain: Jerman, Prencis, New Zealand, dan U.S. SEC,
International Accounting Standard Board (IASB)
v International Standard
Setting Structure terdiri dari empat organisasi, yaitu: the International
Accounting Standard Committee Foundation, the International Accounting Standard
Board (IASB), a Standardd Advisory Council, dan an International Financial
Reporting Interpretations Committee (IFRIC).
v IASB merupakan unit operasi
yang utama dalam four-part structure tersebut.
v IASB bertugas untuk
mengembangkan kepentingan publik, a single set of high-quality dan IFRS dapat
dimengeri untuk kegunaan umun laporan keuangan.
Standar Akuntansi
Indonesia (sebelum tahun 2008) yang berpedoman pada GAAP sudah tidak relevan
lagi. Hal ini dikarenakan GAAP masih menganut asumsi historical cost.
Dalam historical cost, aset yang dicatat dalam laporan keuangan
sebesar harga yang dikeluarkan saat memperoleh aset tersebut. Namun
kenyataannya, besarnya aset setiap tahun selalu bertambah sehingga asumsi
mengenai historical cost sudah tidak bisa lagi digunakan. Misal, nilai
perolehan aset berupa tanah pada 5 tahun lalu sebesar 100 juta. Dalam
asumsi historical cost, nilai aset yang dicatat (hingga saat ini)
harus sebesar 100 juta. Padahal kenyataannya tidak demikian. Nilai aset yang
100 juta tersebut, pada saat ini mungkin telah menjadi 200 juta atau 300 juta,
bahkan bisa juga mencapai 1 milyar. Tentu saja hal ini akan menimbulkan bias
dalam penafsiran laporan keuangan. Perbedaan nilai tersebut telah diantisipasi
oleh IFRS. Konsep historical cost yang sudah tidak relevan diganti
dengan fair value (yang merupakan refleksi dari market value)
yang lebih relevan. Menurut IFRS, nilai aset yang dicatat bukan lagi 100 juta,
melainkan sebesar harga pasar dari aset tersebut.
Perbedaan lainnya
yang mendasar adalah dalam hal perolehan pinjaman. Perusahaan untuk mendapatkan
pinjaman sebesar 15 juta harus mengeluarkan biaya-biaya sebesar 4 juta. Menurut
GAAP, pinjaman tersebut harus dicatat sebesar 15 juta tanpa mempertimbangkan attributable
cost. Padahal bila di netting-kan, pinjaman yang diterima hanya
sebesar 11 juta. Menurut IFRS, pinjaman yang dicatat harus sebesar 11 juta
bukan 15 juta karena ada unsur attributable cost di dalamnya.
Inilah letak
perbedaan yang paling mendasar antara GAAP dengan IFRS. Laporan keuangan versi
GAAP tak ubahnya hanya sebagai catatan keuangan perusahaan di masa lalu.
Sehingga pengukuran kinerja perusahaan menggunakan ROA dan ROI pun juga akan
menimbulkan bias. Alangkah baiknya bila pengukuran kinerja perusahaan juga
mempertimbangkan fair value agar mendekati nilai pasar yang sesuai.
Jadi, laporan keuangan yang berpedoman pada IFRS lebih relevan dan aktual
karena mempertimbangkan harga pasar. Walaupun harga pasar bukanlah satu-satunya
indikator dalam pengambilan keputusan oleh stakeholder. Paling tidak,
laporan keuangan yang dihasilkan oleh IFRS lebih mendekati keadaan yang
sebenarnya.
EMPAT PILAR
STANDAR AKUNTANSI INDONESIA
§ Standar Akuntansi Keuangan
§ SAK-ETAP
§ Standar Akuntansi Syari’ah
§ Standar Akuntansi Pemerintahan
§ IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK)
§ SAK ETAP diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 July 2009
§ Instansi Pemerintah menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintahan PP 71 tahun 2010
PSAK – IFRS BASED
§ Wajib diterapkan untuk entitas dengan
akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi,
dan BUMN.
§ Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
§ Basis transaksi, bukan basis industri.
§ Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi
user laporan keuangan
§ Indonesia melakukan adopsi
penuh 1 Januari 2012
LAPORAN
KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) DAN PELAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL REPORTING)
Akuntansi
merupakan bahasa bisnis utama dalam dunia pasar modal, dimana produk yang
dihasilkannya berupa laporan keuangan. Laporan keuangan yang baik adalah
laporan keuangan yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi stakeholders
(pemilik, manajemen, investor, bahkan pemerintah) dan tidak menimbulkan bias
dalam proses pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis.
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai
informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat
posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya.
Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi
mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen
untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
Karakteristik penting akuntansi adalah:
1.
Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunokasian informasi keuangan tentang
2.
Entitas ekonomi (economic entity) kepada
3.
Pihak yang berkepentingan
(interested parties)
LAPORAN KEUANGAN
(FINANCIAL STATEMENT)
v
Laporan Keuangan (Financial Statement)
merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak
di luar perusahaan.laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang
dikuantifikasi dalam nilai moneter.
v
Tujuan dari Laporan Keuangan
(Objective of financial statements)
Memberikan
informasi mengenai:
o
Posisi keuangan
o
Kinerja keuangan
o
Arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi.
v Laporan keuangan menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
v Laporan keuangan menyajikan informasi :
1.
Aset
2.
Liabilitas
3.
Ekuitas
4.
Pendapatan dan beban termasuk keuntingan dan kerugian
5.
kontribusi dari dan distribusi kepada
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
6.
arus kas.
Laporan keuangan harus mencerminkan dan menggambarkan transaksi bisnis yang benar dan wajar dari
sebuah organisai Laporan tersebut
digunakan oleh berbagai lembaga konstitusi / yang berkaitan dengannya, yang memerlukan laporan posisi keuangan yang
benar dari sebuah organisasi, dan itu sangat menolong untuk memeriksa posisi
keuangan suatu bisnis untuk periode yang khusus.
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
v Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari ((revisi IAS I, tahun 2007 oleh IASB)
1) Laporan Posisi Keuangan
(neraca pada akhir periode);
2) Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode;
3) Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;
4) Laporan Arus Kas selama periode;
5) Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informsi penjelasan lain
6) Laporan Posisi Keuangan pada awal periode
komparatif, ketika entitas :
a. menerapkan kebijakan akuntansi secara
retrospektif
b. membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan
c. mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
v Entitas menyajikan semua komponen laporan
keuangan lengkap dengan keutamaan yang sama
v Manajemen entitas bertanggung jawab atas
penyusunan dan penyajian laporan keuangan,
PELAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL
REPORTING)
v
Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)
menyajikan beberapa informasi keuangan yang tidak disajikan melalui laporan
keuangan formal, seperti: surat presiden direktur,skedul tambahan dalam laporan
tahunan korporasi, profektus, laporan yang dikeluarkan kepada badan-badan
pemerintah, pernyataan mengenaidampak sosial atau lingkungan dll.
Informasi-informasi tersebut mungkin wajib dikeluarkan karena adanya peraturan
pemerintah atau hukum tak tertulis atau manajemen ingin mengungkapkannya secara
sukarela.
v
Tujuan Pelaporan Keuangan (Objective of Financial Reporting)
Ø
Tujuan umum dari pelaporan
keuangan adalah: menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi investor
ekuitas yang ada dan potensial, pemilik dana (lenders) yang ada dan potensial,
dan kreditur yang ada dan potensial yang lain dalam membuat keputusan dalam
kapasitas mereka sebagai pemberi modal.
Ø
Tujuan umum Laporan Keuangan
menyediakan informasi pelaporan keuangan untuk para pengguna (users) yang luas.
Laporan keuangan membantu shareholders, kreditu, supplier, karyawan dan yang
berkaitan dengannya untuk memahami posisi keuangan dan kaitannya dengan konerja
perusahaan. Para pengguna memerlukan informasi ini untuk membuat keputausan
yang efektif. Maksud dari laporan keuangan tersebut adalah menyediakan
informasi yang paling bermanfaat dengan biaya yang minimal kepada berbagai
kelompok pemakai.
Ø
Pemberi modal (Capital Providers)
atau Investor. Sebagai pemberi modal, investor merupakan kelompok pengguna yang
utama (primaly).
Ø
Prespektif entitas (Entity
Prespective)
·
Perusahaan dipandang terpisah dan
berbeda dengan pemiliknya (shareholdres yang ada).
·
Aset yang ada merupakan aset
perusahaan dan bukan milik kreditur atau shareholders.
·
Investor mempunyai hak terhadap
aset perusahaan dalam bentuk kewajiban atau ekuitas.
Ø
Kegunaan keputusan
(Decision-useffulness)
·
Investor berkepentingan terhadap
pelaporan keuangan karena informasi tersebut berguna untuk pengambilan
keputusan.
·
Sejak awal, ketika membuat
keputusan, investor berkepentingan menilai::
1.
Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkanarus kass masuk bersih, dan
2.
Kemampuan manajemen untuk melindungi dan
menambah investasi pemberi modal.
·
Pelaporan keuangan membantu para
investor dalam menilai jumlah, penetapan
waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas protektif dari dividen atau bunga,dan
hasil dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman.
AKUNTANSI DAN
ALOKASI MODAL ( ACCOUNTING AND CAPITAL ALOCATION
v
Karena sumber daya yang terbatas,
maka manusia berusaha mengawetkan dan menggunakan secara efektif. Penggunaan
sumber daya secara efisien juga akan menetukan apakah sebuah bisnis akan sukses
dan tumbuh.
v
Fakta ini menempatkan bban berat
pada profesi akuntansi.
v
Para akuntan harus mengukur
kinerja secara akurat, wajar, dan tepat waktu agar para manajer dan pihak
perusahaan dengan tepat mampu menarik modal investasi.
v
Informasi keuangan yang relevan
yang menghasilkan ketepatan penyajian keuangan, memungkinkan investor dan
kreditor membandingkan laba dan aset yang dimiliki perusahaan.
v
Karena para pengguna dapat menilai
pengembalian sserta risiko yang berhubungan dengan peluang investasi, maka
mereka dapat menyalurkan sumber daya secara efektif.
v
Proses alokasi modal yang efektif
sangat penting bagi kesehatan perekonomian, merangsang produktivitas, mendorong
inovasi dan menyediakan pasar kredit yang efisien dan likuid untuk membeli
serta menjual sekuritas dan memperoleh serta menjamin pinjaman.
v
Informasi yang tidak relevan dan
tidak dapat diandalkan akan menimbulkan alokasi modal yang buruk, yang
selanjutnya akan berdampak negatif terhadap pasar sekuritas.
v
Cara kerja proses alokasi modal:
Financial Reporting
v Informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan
untuk membantu pemakainya membuat keputusan alokasi modal perusahaan.
|
User (present and potencial)
Investor menggunakan laporan
keuangann untuk membuat keputusan
alokasi modal
|
Capital
alocation
Proses penetuan bagaimana dan dengan
biaya berapa uang dialokasikan ke dalam kepentingan yang saling bersaing.
|
STANDAR-TINGGI (HIGH-QUALITY STANDARDS)
v
Untuk memfasilitasi alokasi modal
yang efisien, investor memerlukan informasi yang relevan dan ketepatan
penyajian dari informasi tersebut untuk memungkinkan mereka membuat
perbandingan ( a cross borders).
v
Permintaan globalisasi satu set
standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi. Beberapa elemen:
1.
Single set of high-quality accounting standards established by a single
standard-setting body.
2.
Consistency
in application and interpretation.
3.
Common
disclosures.
4.
Common
high-quality auditing standards and practices.
5.
Common
approach to regulatory review and enforcement.
6.
Education
and training of market participants.
7.
Common
delivery systems (e.g., eXtensible Business Reporting Language—XBRL).
8.
Common
approach to corporate governance and legal frameworks around the world.
KONSEP-KONSEP YANG
MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL (Conceptual framework)
Sserupa dengan konstitusi, yaitu
suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang
saling berhubngan yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten
dan penetuan sifat,fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.
MENGAPA KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
DIPERLUKAN?
1. Agar bermanfaat, penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan
dengan serangkaian konsep dan serta tujuan fundamental,
2. Memungkinkan IASB menerbitkan standar-standar yang lebih berguna dan konsisten dari waktu
ke waktu.
PERKEMBANGAN KERANGKA KERJA
KONSEPTUAL
1.
IASB dan FASB bekerja dalam joint
project untuk mengembangkan kerangka kerja konseptual yang dapat diterima umum.
2.
Kerangka kerja tersebut
berdasarkan kerangka kerja IASB dan FASB yang sudah ada.
3.
Mengenai tujuan dari pelaporan
keuangan dan karakteristik kualitatif dari kegunaan keputusan informasi
pelaporan keuangan.
OVERXIEW KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1.
Tahap pertama : tujuan dasar
2.
Tahap kedua: karakteristik dan
elemenn-elemen laporan keuangan
3.
Konsep-konsep pengakuan,
pengukuran dan pengungkapan.
TAHAP PERTAMA: TUJUAN DASAR
Tujuan Pelaporan
Keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi investor
ekuitas yang ada dan potensial, pemilik dana (lenders) yang ada dan potensial,
dan kreditur yang ada dan potensial yang lain dalam membuat keputusan dalam
kapasitas mereka sebagai pemberi modal.
Ø
Dalam menyediakan informasi bagi
pemakai laporan keuangan, disajikan Laporan keuangan bertujuan umum
(general-purpose financials statements) dengan maksud menyediakan informasi
yang paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai.
Ø
Hal yang mendasari tujuan ini
adalah konsep bahwa pemakai
membutuhkan pengetahuan yang memadai
tentang persoalan bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan.
Ø
TAHAP KEDUA: KONSEP-KONSEP
FUNDAMENTAL
KARAKTERISTIK
KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI
Menurut IASB, karakteristik kualitatif informasi akuntansi
membedakan informasi yang lebih baik ( lebih berguna) dari informasi yang
kurang berguna bagi pengambilan keputusan.
Karakteristik kualitatif informasi
akuntansi terdiri dari:
1. Kualitas fundamental (Fundamental Quality )
2. Kualitas tambahan ( Enhancing Quality )
QUALITAS FUNDAMENTAL: RELEVANCE DAN FAITHFULL
PKEPRESENTATION
Relevance
dan faithfull representation merupakan dua kualitas fundamental yang membuat
informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
1.
RELEVANCE
Ø Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut
dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil.
Ø Agar relevan, maka informasi tersebut harus mempunyai predictive value dan confirmatory value
a.
Predictive value atau Nilai Prediksi → informasi yang relevan akan membantu pemakai
membuat prediki tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan
masa depan.
b.
Confirmatory value →
2. FAITHFULL REPRESENTATION (Ketepatan
Panyajian)
Ø Berarti bahwa angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan
mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi.
Ø Termasuk dalam Ketepatan Penyajian adalah: Completeness. Neutrality, dan Free
from Error.
a.
Completeness → Informasi yang disajikan harus lengkap, tidak boleh dikurangi,
artinya semua transaksi yang terjadi harus disajikan semuanya. Informasi yang
disajikan harus aktual, benar, dan tidak
bias.
b.
Neutrality → Informasi tidak dapat dipilih untuk sekelompok pemakai tertentu.
c.
Free from Error → informasi yang disajikan harus disajikan dengan benar dan bebas dari
kesalahan.
KUALITAS TAMBAHAN
Ø Membedakan informasi yang lebih berguna dari informasi yang kurang
berguna.
Ø Terdiri dari: Comparability,
Verifiability, Timeless, dan Understandability.
a.
COMPARABILITY
Informasi
tentang sebuah perusahaan akan lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan
informasi serupa yang menyangkut perusahaan lain, dan dengan informasi yang serupa
dari perusahaan yang sama.
Informasi dari
berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan
dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil
dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan.
b. VERIFIABILITY (
dapat diverifikasi)
Ditunjukkan
ketika pengukur-pengukur independen dengan menggunakan metode pengukuran yang
sama, mendapatkan hasil yang serupa.
c.
TIMELESS (
Ketepatan Waktu )
Informasi harus
tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan
kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang di ambil, yaitu memiliki ketepatan
waktu.
d. UNDERSTANDABILITY
(kemampuan memahami)
Informasi harus
bisa dipahami oleh pengguna informasi, sehingga mereka bisa merasakan
signifikasi dari informasi tersebut.
Dampak
Penerapan IFRS di Indonesia
Perubahan
konseptual yang dialami oleh dunia akuntansi di Indonesia, tentu akan
menimbulkan dampak yang bermacam-macam bagi perkembangan ilmu akuntansi di
Indonesia. Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-IAI, Dudi M. Kurniawan (Kompas,
6 Mei 2010) bahwa dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh
manfaat sekaligus. Pertama, meningkatkan standar akuntansi keuangan
(SAK). Kedua, mengurangi biaya SAK. Ketiga, meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan. Keempat, meningkatkan
komparabilitas pelaporan keuangan. Kelima, meningkatkan transparansi
keuangan. Keenam, menurunkan biaya modal peluang penghimpunan dana
melalui pasar modal. Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan
laporan keuangan.
Namun dalam
praktiknya, menerapkan standar baru ini tidaklah mudah. Banyak pelaku bisnis
yang mengeluhkan kesulitan dalam penerapan standar baru tersebut di
perusahaannya. Biaya yang harus dikeluarkan untuk investasi di bidang teknologi
dan informasi untuk mendukung penerapan IFRS tidaklah sedikit. Belum lagi
ditambah dengan biaya-biaya pelatihan (training) IFRS bagi karyawan
juga tidaklah sedikit. Sekedar informasi, biaya inventasi untuk training
IFRS berkisar antara 3 juta sampai 5 juta per orang. Tentu saja bukan biaya
yang murah bagi perusahaan berskala menengah.
Pemerintah juga
harus ikut berperan dalam penerapan IFRS di Indonesia. Terutama di bidang
perpajakan yang berkaitan dengan revaluasi aktiva sebagai konsekuensi dari
penerapan fair value. Pemerintah masih memberlakukan pajak final
sebesar 10% atas transaksi revaluasi atas aktiva tetap. Dengan fair value,
berarti nilai aset dihitung berdasarkan harga pasar. Ini berarti, aset-aset
perusahaan akan cenderung mengalami kenaikan dan perusahaan berkewajiban
membayar pajak final 10% atas revaluasi aktiva tetap. Mungkinkan perusahaan bersedia
membayar pajak final, padahal tidak ada aliran kas masuk yang berarti.
Sejak tahun 2004,
IAI telah melakukan harmonisasi (konvergensi) antara GAAP dan IFRS untuk
mencapai daya saing global. Diharapkan pada tahun ini perbedaan antara GAAP dan
IFRS dapat diselesaikan dan IFRS pun dapat diterapkan sepenuhnya.
Fungsi Akuntansi dan
Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Fungsi utama akuntansi
adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita
bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di
dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang.
Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer /
manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
Sedangkan perkembangan
akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang
dipakai di Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang
sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut
kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan,
peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan
informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut
kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan
analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Perkembangan
selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan
atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon.
Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya
penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan
sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar
mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan
pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.
Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan
akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis.
Perkembangan
Akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha, yang para pengusaha atau
pedagang akan selalu membandingkan antara jumlah harta yang dimiliki saat mulai
berusaha/berangkat berdagang dengan saat kembali.
Pada saat abad
ke-14 para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana.
Dengan terbitnya buku yang berjudul “Summa de Aritmatica, Geomatrica, Pro Portioni
et Proportionality”, yang disusun oleh Lucas Paciolo pada tahun 1494, pembukuan
mulai dilakukan secara sistematis dengan menggunakan sistem pasangan.
System berpasangan
ini berkembang di eropa khusunya di belanda yang lebih terkenal dengan sistem
continental. Kemudian pada abad ke-19, teori dan praktik pembukuan berpasangan
dikembangkan di Amerika Serikat menjadi Akuntansi (Accounting). System Akuntasi
yang berkembang sekarang di
Amerika Serikat ini dikenal sebagai Sistem Anglo
Saxon.
Di Indonesia, perkembagan
akuntansi mulai tampak setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan
pada tahun 1970 sehingga kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di
Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dengan demikian, kebutuhan dunia usaha
terhadap akuntansi tumbuh pula dan berkembanglah sistem Kontinental Belanda.
Pada saat Belanda
meninggalkan Indonesia dan diganti oleh Jepang, tenaga-tenaga akuntansi
mengalami kekosongan. Atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus
akuntansi yang merupakan cikal bakal tenaga akuntansi di Indonesia.
Setelah Indonesia
merdeka dan mendapat pengakuan dari Belanda, mulailah putra-putri Indonesia
dikirim ke luar negeri (Amerika Serikat) untuk memperdalam ilmu akuntansi.
Pada tahun 1952
dibuka Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang
kemudian diakui oleh perguruan tinggi negeri lainya. Mulai tahun 1952 itulah
akuntansi sistem Kontinental bergeser ke sistem Angolo Saxon Amerika Serikat.
Untuk
mengembangkan akuntansi, Pada tahun 1957 berdirilah organisasi Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Namun, baru tahun 1967 dengan dibukanya penanaman modal asing,
akuntansi di Indonesia berkembang pesat. Jasa besar IAI adalah penyusunan
standar Akuntansi keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
perusahaan di Indonesia.
Perkembangan
Akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha, yang para pengusaha atau
pedagang akan selalu membandingkan antara jumlah harta yang dimiliki saat mulai
berusaha/berangkat berdagang dengan saat kembali.
Pada saat abad
ke-14 para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana.
Dengan terbitnya buku yang berjudul “Summa de Aritmatica, Geomatrica, Pro
Portioni et Proportionality”, yang disusun oleh Lucas Paciolo pada tahun 1494,
pembukuan mulai dilakukan secara sistematis dengan menggunakan sistem pasangan.
System berpasangan
ini berkembang di eropa khusunya di belanda yang lebih terkenal dengan sistem
continental. Kemudian pada abad ke-19, teori dan praktik pembukuan berpasangan
dikembangkan di Amerika Serikat menjadi Akuntansi (Accounting). System Akuntasi
yang berkembang sekarang di Amerika Serikat ini dikenal sebagai Sistem Anglo
Saxon.
Di Indonesia,
perkembagan akuntansi mulai tampak setelah undang-undang mengenai tanam paksa
dihapuskan pada tahun 1970 sehingga kaum pengusaha swasta Belanda banyak
bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dengan demikian, kebutuhan
dunia usaha terhadap akuntansi tumbuh pula dan berkembanglah sistem Kontinental
Belanda.
Pada saat Belanda
meninggalkan Indonesia dan diganti oleh Jepang, tenaga-tenaga akuntansi
mengalami kekosongan. Atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus
akuntansi yang merupakan cikal bakal tenaga akuntansi di Indonesia.
Setelah Indonesia
merdeka dan mendapat pengakuan dari Belanda, mulailah putra-putri Indonesia
dikirim ke luar negeri (Amerika Serikat) untuk memperdalam ilmu akuntansi.
Pada tahun 1952
dibuka Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang
kemudian diakui oleh perguruan tinggi negeri lainya. Mulai tahun 1952 itulah
akuntansi sistem Kontinental bergeser ke sistem Angolo Saxon Amerika Serikat.
Untuk
mengembangkan akuntansi, Pada tahun 1957 berdirilah organisasi Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Namun, baru tahun 1967 dengan dibukanya penanaman modal asing,
akuntansi di Indonesia berkembang pesat. Jasa besar IAI adalah penyusunan
standar Akuntansi keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
perusahaan di Indonesia.
Demikianlah Artikel STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
Sekianlah artikel
STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/04/standar-akuntansi-dan-pelaporan.html
0 Response to " STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN AKUNTANSI SERTA KONSEP YANG MELANDASI AKUNTANSI KEUANGAN "
Posting Komentar