Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS | Magister Akuntansi

Labels

Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS

Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel IFRS , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS
link : Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS

Baca juga


Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS

Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS


A.    Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.

B.     Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan

C.     Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar “dasar prinsip” yang kemudian menetapkan peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu. Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
·         Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun 2001·   Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards (IAS) dikeluarkan sebelum tahun 2001 Interprestasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC). dikelularkan setelah tahun 2001. Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun 2001·  Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989) (Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989)).

D.    Kerangka Kerja IFRS
Kerangka kerja guna Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan untuk menyampaikan prinsip-prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep- konsep yang telah ada guna menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.

E.     Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut SAK dalam Harahap (1999: 74) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:
  1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
  2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak, Bank.
  3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
  4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
  5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
  6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
  7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
  8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
  9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
F.      Konsep Dasar Standar Akuntansi Keuangan
1.      Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
2.      Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1.      Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi.
2.      Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.
3.      Employee benefits.
4.      Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah (goodwill), dan penyesuaian nilai wajar.
5.      Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai (hedging).

G.    Hubungan antar Berbagai Laporan Keuangan
Neraca dan Laporan Laba/Rugi bukanlah merupakan dua laporan yang berdiri sendiri tanpa hubungan. Secara sistematis, hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 berikut (Jusuf, 2000: 40-41):
H.    Perbandingan PSAK dengan IFRS
Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:

PSAK
IFRS
43 Standart (PSAK)
37 Standart
8 Syari’ah Standart
8 IFRS
11 Interpretation (ISAK)
29 IAS
4 Tecnical Bulletins
27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik/UKM)
16 IFRIC Interpretation

11 SIC

Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut:
Perbedaan
Adaption
Convergence
Full Adoption
Arti harafiah
Adaptasi/Penyelarasan
Pertemuan pada suatu titik
Adopsi/pemakaian
Standart akuntansi
Membuat standar yang benar benar baru
Membuat standar baru dengan mempertimbangkan keadaan yang berlaku
Mentranslet standar lama menjadi standar baru
Contoh Negara
Indonesia sebelum IFRS
Indonesia setelah 2012
Australia, Hongkong

IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1.    PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
2.    PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
3.    Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.

I.       Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan.Contoh:
·         IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).
·         IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih mungkin.
·         IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk kemungkinan.
·         IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:

Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:

US GAAP
IFRS
·            Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit.
·         Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
·         Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan
·         Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
·         Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan terhadap keduanya.


Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

               GAAP
IFRS
Relevan – terdiri dari: 
·      Nilai prediksi – membantu pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini dan masa depan.
·      Nilai umpan balik – membantu pengguna mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi sebelumnya.
·      Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk
        ·     mempengaruhi keputusan
Relevan – terdiri dari: 
·    Nilai prediksi
·    Nilai konfirmasi
·    Materialitas
Dapat dipercaya – terdiri dari: 
·         Disajikan dengan jujur
·         Netral
·         Dapat diferivikasi
Dapat dipercaya – terdiri dari: 
·    Disajikan dengan jujur
·    Netral
·    Substansi mengungguli bentuk
·   Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin adanya konservatisme.
·         Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan
Konsisten


Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar

     US GAAP
IFRS
1.      Kelangsungan usaha
2.      Entitas ekonomi
3.      Unit moneter
4.      Periodisitas
1.      Kelangsungan usaha
2.      Basis akrual

    Level 4 : Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan
No
Perbedaan
IFRS
PSAK
Efek
konvergensi
1.
Komponen Laporan
Keuangan yang lengkap
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
- Laporan posisi keuangan
(neraca)
- Laporan laba rugi
komprehensif
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
- Laporan posisi keuangan
komparatif awal periode dan  penyajian retrospektif
terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
Keuangan

2.
Pengungkapan
dalam Laporan
posisi
keuangan
(neraca)
Berdasar ilustrasi IFRS :

Aset:
Aset Tidak
Lancar
Aset lancar

Ekuitas:
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan ke
pemilik
entitas induk
Hak nonpengendali

Laibilitas
Laibilitas
jangka panjang
Laibilitas
jangka pendek
Berdasar PSAK:

Aset:
Aset
Lancar
Aset Tidak
Lancar

Laibilitas
Laibilitas
jangka pendek
Laibilitas
jangka panjang

Ekuitas
Hak nonpengendali
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan ke
pemilik
entitas induk

3.
Istilah minority
Interest
Istilah minority interest (hak
minoritas) diganti menjadi non
controlling interest (hak non
pengendali) dan disajikan dalam
Laporan perubahan ekuitas.
Menggunakan istilah hak
Minoritas

4.
Pos luar biasa
(extraordinary
item)
Tidak mengenal istilah pos luar
biasa (extraordinary item)
Masih memakai istilah pos luar
biasa (extraordinary item)

5.
Penyajian
laibilitas
jangka panjang
yang akan
dibiayai
kembali
Laibilitas jangka panjang
disajikan sebagai Laibilitas
jangka pendek jika akan jatuh
tempo dalam 12 bulan
meskipun perjanjian
pembiayaan kembali sudah
selesai setelah periode
pelaporan dan sebelum
penerbitan laporan keuangan
Tetap disajikan sebagai
Laibilitas jangka panjang


Level 5: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip

            US GAAP
IFRS
1.      Biaya historis
2.      Pengakuan pendapatan                           
3.      Kesesuaian
4.      Pengungkapan penuh
        1.      Biaya historis
2.      Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
3.      Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas
4.      Nilai wajar
5.      Pengakuan pendapatan
6.      Pengakuan beban
7.      Pengungkapan penuh

Level 6 : Perubahan Kebijakan dan Prinsip Akuntansi dan Kesalahan Mendasar
No
Perbedaan
IFRS
PSAK
Efek konvergensi
1.
Perubahan
kebijakan atau
prinsip akuntansi
Dicatat secara
retrospektif dan
dilakukan penyajian
kembali terhadap
laba ditahan serta
adanya penjelasan
efek kumulatif
perubahan pada saat
periode dilakukan
perubahan
Sama seperti IFRS,
dicatat secara
retrospektif dan
dilakukan penyajian
kembali terhadap
laba ditahan serta
adanya penjelasan
efek kumulatif
perubahan pada saat
periode dilakukan
perubahan

2.
Kesalahan
mendasar
Konsep kesalahan
mendasar
(fundamental error)
dihapus dan diganti
dengan Prior period
error (Kesalahan
periode lalu)
Masih memakai
konsep kesalahan
mendasar
(Fundamental error)
yang disajikan
secara retrospektif

3.
Perubahan estimasi
Perubahan estimasi
dicatat secara
retrospektif dengan
cara melakukan
penyesuaian atas
laba atau rugi tahun
terjadinya perubahan
estimasi dan laba
rugi periode yang
akan datang jika
mempengaruhi
keduanya.
Sama seperti IFRS,
Perubahan estimasi
dicatat secara
retrospektif dengan
cara melakukan
penyesuaian atas
laba atau rugi tahun
terjadinya perubahan
estimasi dan laba
rugi periode yang
akan datang jika
mempengaruhi
keduanya.


Level 7: Pengakuan dan pengukuran – Kendala

       US GAAP
IFRS
1. Biaya dan manfaat 
2. Materialitas
3. Praktik Industri
4. Konservatisme
1.      Keseimbangan antara biaya dan manfaat
2.      Tepat waktu
3.      Keseimbangan antara karakteristik kualitatif

Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:

1.      IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2.      IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih dari 20% kepemilikan.
3.      Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4.       Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan (50%)
5.      IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6.      GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk “available for sale debt and equity securities”.
7.      IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “held-tomaturity securities”.



Perbedaan
IFRS
PSAK
1. Sumber
IAS 1,
Presentation of Financial Statements
PSAK No.1 ( Revisi 1998),Penyajian Laporan keuangan
2. Neraca
Penyajian bukan aset lancar ataupun aset tidak lancar,hanya bila penyajian likuiditas lebih relevan dan dapat diandalkan untuk item tertentu
Memerlukan penyajian aset lancar maupun aset tidak lancar kecuali untuk industri tertentu seperti bank
3. Laporan Kinerja Keuangan:
Laporan laba rugi komprehensip
Laporan laba rugi
4. Laporan Laba/Rugi:
Tidak memiliki format standar meskipun pengeluaran harus disajikan dengan memilih salah satu dari dua format
Sama seperti IFRS. Tetapi ,ada perbedaan rincian pada item yang disajikan pada laporan pendapatan yang diterima di muka
5. laporan Arus kas(format dan metode):
Pos standar tetapi ketentuan terbatas pada isinya. Menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung
Sama dengan IFRS tetapi dalam beberapa  entitas harus menggunakan metode langsung
6. Pos Luar biasa:
Didalam IFRS dilarang
Item pos luar biasa masih harus dilaporkan
7. Penyajian Keuntungan dan Kerugian  yang diakui /Pendapatan Komprehensif lainnya:
Menyajikan laporan keuangan yang mengakui keuntungan dan kerugian dalam catatan terpisah ataupun tidak pada laporan perubahan ekuitas pemegang saham
Diakui adanya keuntungan dan kerugian yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas pemegang saham
8. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi:
Menggunakan metode ekuitas yang menunjukkan hasil saham sesudah pajak
Secara khusus tidak memerlukan penunjukkan hasil saham sesudah pajak
9. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi:
Memberikan informasi yang rinci atau signifikan atas aktiva , kewajiban ,pendapatan dan hasil
Pengungkapan yang kurang dibandingkan dengan IFRS .Informasi yang signifikan aktiva , kewajiban ,pendapatan , dan hasil yang tidak diperlukan
10. Tanggung Jawab Laporan Keuangan:
Tidak diatur
Manajemen
11. Komponen Laporan Keuangan:
Laporan posisi keuangan,Laporan laba-rugi
 Neraca, Laporan laba-rugi,Laporan arus kas, Laporan
Contoh Laporan Keuangan Sesudah Penerapan IFRS
1.     



2.     
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3OSreGAOS2eP0oOpUBpU9UPyf6BH_dSt4hidboPZ0hC5BMLemBc-35t8lEQ0JssJJNDVvQS6JZRXilBgqJoWGQbuw3nPZeChIoO5_kz-qEx_zd6Y2_fje7dZdlzsv4gtFjha2XI453oQ/s1600/catatan+atas+laporan+keuangan.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkOUhQzCo64Ex5eX3ktyFpxeeERGl8E_rburXXOPIRhIF54-7jGBuxWgYB2-a79036YW918vay3ns21i1Zd21DMie4hru3_bELzA8H3fOeqD-oKub9eJekn4oZGmlZ-3oGixghfAvcO7E/s1600/Laporan+posisi+keuangan.jpg




Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_SqGo_sPWDr_Eb5sWi6-UyObAI6T4sbnanaafeAoz13f00Jbxtt1xr1evfElNTpCb1oydtj1DndGeB_4GjXVBfLOHs7zeySbX4faOLpysmUNZfjv8-75m94sfva_bMDzXApCJydWtA40/s1600/Laporan+laba+rugi+komprehensif.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLM1YLLJRsj4GIYwnv0kBtxM3BrH6fmYVZjqXeyOJIInopHqBt0HgqBqLBfDrfptBfXlfu_4GaM3rnQW9_GKNWobbNyHVobRZBxEwFjKQEyLLpZaE8XJ3WzCEAz_QcUyRgQ5vfaMafTbU/s1600/laporan+perubahan+ekuitas.jpg







Contoh Laporan Keuangan Sebelum Penerapan IFRS (berdasarkan PSAK)

3.     
 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiepff7lkxBi7jD7HEI6cfAUO21IqeIDvkX6A7k4I4MjuTx1wPAATHGDoN4EaryizM4lsxcZ6Og7Y35i68bNZPhaCRVApdMgNzFt8yZzuRk1ZO11FmwmpNXc3DYFBxwKJBn9R_qrkDo5Uw/s1600/PSAK.jpg



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFMzkcBy9_ChgaMRKD_Kqgl8nuzcMe7WSdiN98aOOV8CJ6nLvQrID2Yg5VBjUsd1INeFehCFVIx_STq4O5Qu1kwvY5n4MC0jSdhTdibTNEVIF4xRHcPhGZ_HvuAnY2153ifACL8tnaaBY/s1600/PSAK+2.jpg






Pengungkapan Laporan Keuangan Terbaik di Indonesia Tahun 2014 ( Diselenggarakan pada Selasa, 22 September 2015)
A.    Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu gambaran kondisi keuangan perusahaan. Penilaian kondisi keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang telah diterapkan oleh perusahaan sehingga diperoleh informasi yang berguna bagi pihak intern dan pihak ekstern perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan. Para pemegang saham yang merupakan pihak ekstern mengandalkan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dan mengevaluasi kinerja keuangan yang berhasil dicapai oleh perusahaan tempat mereka menginvestasikan sahamnya. Sedangkan pihak intern perusahaan, yaitu pimpinan perusahaan / manajer, menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaannya pada periode yang lalu sehingga dapat menyusun rencana yang lebih baik dan menentukan kebijaksanaan – kebijaksanaan yang lebih tepat.
Tujuan utama laporan keuangan dibuat dan disajikan, ada 2 yaitu:
1.      Untuk memberikan informasi tentang posisi dan hasil kinerja keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (investor, kreditur, dan pemerintah) dalam rangka membuat keputusan-keputusan bisnis dan
2.      Untuk menunjukkan pertanggung-jawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sebuah laporan keuangan dikatakan baik dan memenuhi persyaratan bila disusun sedemikian rupa sehingga kedua tujuan tersebut bisa dicapai.
B.     Annual Report Award 2014
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan penghargaan kepada perusahaan dengan laporan keuangan terbaik dalam ajang tahunan Annual Report Award (ARA) 2014. Pada Selasa, 22 September 2015 bertempat di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. ARA 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-14, dengan mengangkat tema “Akuntabilitas dan Transparansi Informasi untuk Memenangkan Persaingan Bisnis dalam Era Integrasi Ekonomi ASEAN”. Sejalan dengan tema ini, kualitas keterbukaan informasi dalam laporan tahunan diharapkan dapat terus meningkat untuk dapat menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan perbaikan dalam transparansi informasi, yang merupakan salah satu pilar GCG diyakini akan meningkatkan kesadaran perusahaan untuk menerapkan pengelolaan perusahaan dengan baik serta meningkatkan kesiapan perusahaan di Indonesia untuk bersaing, tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga di kawasan regional dan bahkan secara global.
Sebagaimana yang selama ini telah dilakukan, ARA terselenggara atas kerjasama 7 (tujuh) instansi penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT. Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia. Penghargaan diberikan berdasarkan praktik Good Corporate Governance (GCG). Juara umum dari penghargaan ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
PT Aneka Tambang Tbk. atau yang biasa disebut dengan PT Antam merupakan perusahaan pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (65%) dan masyarakat (35%). PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral. Pendapatan PT Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emasperak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyatakan kegiatan penambangan emas di Cikotok, kabupaten Lebak, Banten telah berakhir. Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Direktur Umum dan CSR PT Aneka Tambang I Made Surata menuturkan pertambangan emas Cikotok telah menjadi salah satu bagian dalam sejarah bangsa Indonesia saat dikuasai penjajah pada 1936 hingga akhirnya menjadi perusahaan negara pada 1960, dan menjadi bagian dari Antam pada 1968.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah membentuk komite konsolidasi pertambangan. Komite tersebut akan bertugas mengkaji pembentukan induk usaha pertambangan (holding pertambangan) yang ditargetkan akan terbentuk akhir 2016. Deputi Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan anggota komite konsolidasi tersebut adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
PT Antam dan PT Inalum mendapat kepercayaan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk membeli saham PT Freeport Indonesia sebesar 1,7 miliar dollar AS. Jika kedua perusahaan tersebut tidak mampu, maka akan dibantu PT Timah dan PT Bukit Asam sebagai bagian dari holding perusahaan tambang BUMN

Berikut ini merupakan pemenang ARA 2014 dari juara 1 sampai dengan juara 3 yang diselenggarakan pada Selasa, 29 September 2015 :
Tabel 2 : Pemenang ARA 2014 pada Selasa, 29 September 2015
Keuangan BUMN Keuangan Listed :
1.      PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2.      PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) ‎Tbk
3.     PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
BUMN Non Keuangan Listed :  
1.      PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
2.      PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
3.      PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Private Keuangan Listed : 
1.      PT Bank Victoria International Tbk.
2.      PT Bank Central Asia Tbk
3.      PT Adira Dinamika Multifinance Tbk
Private Non Keuangan Listed :
1.      PT Wijaya Karya Beton Tbk‎
2.      PT Elnusa Tbk
3.      PT AKR Corporindo Tbk
BUMN Keuangan Non Listed :
1.      PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
2.      Perum Jaminan Kredit Indonesia.
3.      PT Taspen (Persero).
BUMN Non Keuangan Non Listed :
1.      PT Pertamina (Persero).
2.      PT Angkasa Pura II (Persero).
3.      PT Bio Farma (Persero).
Private Keuangan Non Listed :
1.      ‎PT Bank BNI Syariah.
2.      PT Bank Syariah Mandiri.
3.      PT Bank Mayora.
Private Non Keuangan Non Listed :
1.      PT Pupuk Kalimantan Timur.
2.      PT Pelayanan Listrik Nasional Batam.
3.      PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia.
BUMD Listed :
1.      PT Bank DKI.
2.      PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
3.      PT BPD Nusa Tenggara Timur.
BUMN Non Listed :
1.      PT BPD Sumsesl dan Babel.
2.      PT BPD Jawa Tengah.
3.       PT BPD Kalimantan Barat.
Dana Pensiun :
1.      Dana Pensiun Bank Indonesia.
2.      Dana Pensiun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
3.      Dana Pensiun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kriteria Penilaian Laporan Keuangan Terbaik diantaranya meliputi:
Peserta ARA 2014 berjumlah 294 peserta yang terdiri dari 274 perusahaan, 17 Dana Pensiun dan 3 Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta meningkat 13% dibandingkan peserta tahun lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila dilihat perkembangan peserta sejak pertama kali ARA diselenggarakan tahun 2002 hingga saat ini, maka mengalami peningkatan sampai dengan 227%.Peserta ARA 2014 ini terbagi dalam 11 Kategori yaitu:
1.      BUMN Non Keuangan Non Listed
2.      BUMN Non Keuangan Listed
3.      BUMN Keuangan Non Listed
4.      BUMN Keuangan Listed
5.      Private Non Keuangan Non Listed
6.      Private Non Keuangan Listed
7.      Private Keuangan Non Listed
8.      Private Keuangan Listed
9.      BUMD Non Listed
10.  BUMD Listed
11.  Dana Pensiun
Penilaian ARA 2014 terdiri dari 8 kriteria penilaian kualitas informasi dalam laporan tahunan, khususnya menyangkut aspek transparansi dan GCG dengan bobot masing-masing sebagai berikut :
1.      Umum : 2%
2.      Ikhtisar Data Keuangan Penting : 5%
3.      Laporan Dewan Komisaris dan Direksi : 3%
4.      Profil Perusahaan : 8%
5.      Analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan : 22%
6.      Good Corporate Governance : 35%
7.      Informasi keuangan : 20%
8.      Lain-lain : +/- 5%
a. Praktik Good Corporate Governance yang melebihi kriteria
b. Praktik Bad Corporate Governance yang tidak diatur dalam kriteria
Kriteria penilaian ARA direview setiap tahun dan disesuaikan dengan perkembangan terkini dari praktik GCG. Sehingga, diharapkan praktik corporate governance di Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan dinamika perkembangan standar dan praktik GCG. Pada ARA 2014 ini, sejumlah perubahan dilakukan untuk menyelaraskan kriteria penilaian dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan peraturan tentang tata kelola dan kriteriaASEAN corporate governance scorecard yang dilaksanakan dalam kerangka Asean Capital Market Forum (ACMF) sebagai bagian dari proses pelaksanaan program ASEAN economic community yang dilaksanakan pada tahun 2015. Beberapa kriteria baru antara lain pengungkapan mengenai keberagaman komposisi dewan komisaris dan direksi dan pengungkapan nama dan persentase kepemilikan 20 pemegang saham terbesar.
Proses penjurian dilakukan melalui tahapan penilaian atas Laporan Tahunan dari seluruh peserta yang dilakukan dengan beberapa tahapan cek dan ricek. Selanjutnya, dari hasil penilaian tersebut Dewan Juri menentukan nominasi pemenang dari setiap kategori untuk masuk tahap wawancara. Berdasarkan tahap-tahap penilaian tersebut pemenang ARA 2014 ditetapkan.
Tabel 3 : Kriteria Annual Report Award
KRITERIA
PENJELASAN
I.                   Umum :
a.       Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
b.      Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.
c.       Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.




d.      Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan









Nama perusahaan dan tahun annual report ditampilkan di:
1. Sampul muka;
2. Samping;
3. Sampul belakang; dan
4. Setiap halaman.
Mencakup laporan tahunan terkini dan paling kurang 4 tahun terakhir.
I.                   Ikhtisar Data Keuangan Penting :
a.       Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.












b.      Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat antara lain:
1.      Penjualan/pendapatan usaha;
2.      Laba (rugi) :
a.       Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan
b.      Diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali;
3.      Total laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain:
a.       Diatribusikan kepada pemilik entitas induk; dan
b.      Diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali; dan
4.      Laba (rugi) per saham.
Catatan: Apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak, perusahaan menyajikan laba (rugi) serta laba (rugi) dan penghasilan komprehensif lain secara total.
Informasi memuat antara lain ;
1.      Jumlah investasi pada entitas asosiasi.
2.      Jumlah asset.
3.      Jumlah liabilitas.
4.      Jumlah ekuitas.

REFERENSI :
Ankarath, Nandakumar. 2012. Memahami IFRS. Jakarta
Ersa Tri Wahyuni. 2010. Materi Kajian Perbandingan PSAK Baru.
Website resmi OJK : www.ojk.co.id
Website resmi BEI : www.idx.co.id

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskills mata kuliah Akuntansi Internasional.

Ditulis oleh      : S. Rahmawati
Dosen              : Jessica Barus, SE., MMSI.
Universitas Gunadarma


Demikianlah Artikel Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS

Sekianlah artikel Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2020/02/laporan-keuangan-sebelum-dan-sesudah.html

0 Response to " Laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS "