Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2) | Magister Akuntansi

Labels

Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2)

Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2) - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2) , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Akuntansi Keuangan , Artikel IFRS , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2)
link : Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2)

Baca juga


Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2)

Berikut lanjutan dari Laporan Keuangan Sesuai IFRS (1)

Aset Lancar
Aset sebagai aset lancar jika :
  • Entitas memperkirakan akan merealisikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal
  • Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagngkan
  • Entitas memperkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan.
  • Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk  kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.


Liabilitas Jangka Pendek
  • Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar jika :
  • Entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normal.
  • Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
  • Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan
  • Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurannya dua belas bulan
Entitas mengklasifikasi liabilitas  yang tidak termasuk  pada kategori tsb sebagai liabilitas jangka panjang

Laporan Laba Rugi Komprehensif
Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode dalam bentuk :
(a)    Dalam satu laporan laba rugi komprehensif atau
(b)   Dalam bentuk dua laporan :
       b.1 laporan yang menunjukan komponen laba rugi
            (laporan laba rugi terpisah) dan
       b.2 laporan yang dimulai dengan laba rugi dan
             menunjukan komponen pendapatan
             komprehensif lain.
      
Alokasi Laba Rugi dalam Laporan L/R Komprehensif
a). Laba rugi periode berjalan yg dpt didistribusikan kpd
      a.1 Kepentingan non pengendali dan
      a.2 Pemilik entitas induk
b). Total laba rugi komprehensif periode berjalan yg dpt
      didistribusikan kpd
      a.1 kepentingan nonpengendali
      a.2 pemilik entitas induk

Laba rugi selama periode
  • Entitas mengakui seluruh pos-pos penghasilan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mnsyaratkan atau memperkenankan lain.
  • Entitas tdk diperkenankan menyajikan pos-pos pengahasilan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah, atau catatan atas laporan keuangan.  
Teknik penyajian dalam Laporan Laba Rugi
Ketika pos-pos pendapatan atau beban adalah material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yg dapat menydiakan informasi yg andal dan lebih relevan.

Perbandingan Metode Sifat Beban dan Metode Fungsi Beban
  • Metode fungsi beban dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang.
  • Metode sifat beban mudah diterapkan karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.  
Laporan Perubahan Ekuitas
Menunjukan :
a). Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yg menunjukan secara terpisah total jumlah yg dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan nonpengendali.
b). Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui dengan PSAK 25.
c). Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yg timbul dari :
    c.1 laba rugi
    c.2 masing-masing pos pendapatan
          komprehensif laidan
    c.3 transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yg menunjukan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yg tdk menyebabkan hilangnya pengendalian. 

Penerapan retrospektif
  • Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yg diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
  • Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
  • Penyajian kembali restrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
Penyesuaian Reklasifikasi
Adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode sebelumnya.

Lindung Nilai (hedging)
  • Kurs saat ini Rp 9.000/$, Importir Indonesia membutuhkan dolar AS tiga bulan mendatang. Posisi butuh ini disebut posisi short dolar AS atau disebut juga posisi jual dolar.
  • Posisi importir yang dihadapi tersebut sering disebut posisi spot, atau posisi kasnya.
  • Jika tiga bulan mendatang kurs rupiah menguat menjadi Rp 8.000/$, jadi untuk membeli $1 harus menyediakan Rp 8.000. Importir tsb bisa menghemat Rp 1.000 dibandingkan dgn kurs saat ini 
  • Sebaliknya jika kurs rupiah melemah menjadi Rp 10.000/$. Artinya importir tsb harus menyediakan uang Rp 10.000 untuk membeli satu dolar, ini menunujukan importir tsb menderita rugi karena harus menyediakan uang Rp 1.000 lebih banyak dari kurs saat ini.
  • Untuk menghindari risiko kurs ini dilakukan lindung nilai dengan melakukan kontrak forward, posisi ini disebut posisi nforward yang dinamakan juga sebagai posisi beli (buy) dolar forward atau long dolar forward. 
  • Posisi beli (buy) dolar forward atau long dolar forward berarti perusahaan melakukan perjanjian untuk membeli dolar dengan kurs yang ditetapkan sekarang dengan penyerahan tiga bulan mendatang, misal kurs tersebut Rp 9.000/$ jika tiga bulan mendatang kurs rupiah menguat menjadi Rp 8.000/$, perusahaan rugi Rp 1.000 karena sdh terlanjur prush telah sepakat membeli $1 seharga Rp 9.000. sebaliknya bila kurs melemah Rp 10.000/$ perusahaan memperoleh keuntungan, karena membayar $1 dengan rupiah yg lebih sedikit.   
Lihat bentuk LK lebih jelas DISINI



Demikianlah Artikel Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2)

Sekianlah artikel Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2) dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/02/laporan-keuangan-sesuai-ifrs-2.html

0 Response to " Laporan Keuangan Sesuai IFRS (2) "