Judul : Model Indeks Tunggal Untuk Portofolio
link : Model Indeks Tunggal Untuk Portofolio
Model Indeks Tunggal Untuk Portofolio
Salah satu alasan dipergunakannya
model indeks tunggal adalah untuk mengurangi jumlah variabel yang harus
ditaksir. Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah variabel sekuritas
yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai
karakteristik sebagai berikut
- Beta
portofolio merupakan rata – rata tertimbang dari beta saham – saham yang
membentuk portofolio tersebut.
- Risiko tidak
bisa dihilangkan kalau kita membentuk portofolio yang terdiri dari
sekuritas yang semakin banyak
Menaksir Beta
Penggunaan model indeks tunggal
memerlukan penaksiran beta dari saham – saham yang akan dimasukkan ke dalam
portofolio. Para analis bisa saja menggunakan judgement mereka dalam menentukan
beta. Kita juga bisa menggunakan data historis untuk menghitung beta waktu lalu
yang dipergunakan sebagai taksiran beta dimasa yang akan datang. Karena itu
sering para analis menggunakan beta historis sebelum mereka menggunakan
judgement untuk memperkirakan beta di masa yang akan datang.
Beta sekuritas individual cenderung
mempunyai koefisien determinasi (yaitu bentuk kuadrat dari koefisien korelasi)
yang lebih rendah dari beta portofolio. Semakin besar nilai koefisien
determinasi semakin akurat nilai estimade nilai beta tersebut. Beta portofolio
umumnya lebih akurat dari beta sekuritas individual karena dua hal
Penggunaan model indeks tunggal
memerlukan penaksiran beta dari saham – saham yang akan dimasukkan ke dalam
portofolio. Para analis bisa saja menggunakan judgement mereka dalam menentukan
beta. Kita juga bisa menggunakan data historis untuk menghitung beta waktu lalu
yang dipergunakan sebagai taksiran beta dimasa yang akan datang. Karena itu
sering para analis menggunakan beta historis sebelum mereka menggunakan
judgement untuk memperkirakan beta di masa yang akan datang.
Beta sekuritas individual cenderung
mempunyai koefisien determinasi (yaitu bentuk kuadrat dari koefisien korelasi)
yang lebih rendah dari beta portofolio. Semakin besar nilai koefisien
determinasi semakin akurat nilai estimade nilai beta tersebut. Beta portofolio
umumnya lebih akurat dari beta sekuritas individual karena dua hal yaitu:
1.
Beta mungkin berubah dari waktu ke waktu.
Ada sekuritas yang betanya berubah menjadi
lebih besar, ada pula yang mengecil. Pembentukan portofolio memungkinkan perubahan
tersebut menjadi saling meniadakan, atau paling tidak mengecil.
2 .Penaksiran beta selalu mengandung unsur
kesalahan acak.
Pembentukan portofolio memungkinkan kesalahan
tersebut diperkecil. Karena itu, semakin banyak sekuritas yang dipergunakan untuk
membentuk portofolio, semakin besar nilai koefisien determinasinya.
Dengan demikian maka beta portofolio histories
akan merupakan predictor beta masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan
beta sekuritas individual.
Menyesuaikan Taksiran Beta Historis
Pada tahun 1971 Blume melakukan
pengamatan tentang taksiran beta historis. Blume merumuskan teknik untuk
menyesuaikan beta historis yaitu dengan meregresikan ke arah satu. Teknik yang
ditemukan oleh Blume ini telah diuji secara empiris, dan hasilnya ternyata
memang lebih baik daripada kita menggunakan beta yang tidak disesuaikan.
Pengujian dilakukan terhadap kemampuan meramalkan teknik tersebut untuk tiga
periode yang setiap periodenya terdiri dari lima tahun, untuk saham individual
maupun portofolio yang terdiri dari sepuluh sekuritas.
Dengan demikian penggunaan beta bukan
hanya mengurangi jumlah variabel yang harus ditaksir, beta yang disesuaikan
juga relatif lebih akurat sebagai penaksir beta di masa yang akan datang
dibandingkan dengan beta historis yang tidak disesuaikan dan juga dengan
koefisien korelasi historis.
Beta Fundamental
Penggunaan beta bukan hanya bisa
memperkecil jumlah variabel yang harus ditaksir dan penggunaan data (beta)
historis (setelah disesuaikan) lebih bisa diandalkan, tetapi penggunaan beta
juga memungkinkan kita mengidentifikasi faktor – faktor fundamental yang juga
mungkin mempengaruhi beta tersebut. Faktor – faktor fundamental ini yang
tidak bisa diidentifikasi kalau kita menggunakan matriks koefisien korelasi
historis.
Beta merupakan ukuran risiko yang
berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar.
Risiko ini berasal dari beberapa faktor fundamental perusahaan dan faktor
karakteristik pasar tentang saham perusahaan tersebut. Faktor – faktor yang
diidentifikasi mempengaruhi nilai beta adalah :
Cyclicality
Faktor ini menunjukkan seberapa jauh
suatu saham perusahaan dipengaruhi oleh konjungtur perekonomian. Kita tahu
bahwa pada saat kondisi perekonomian membaik, semua perusahaan akan merasakan
dampak positifnya. Demikian pula pada saat resesi semua perusahaan akan terkena
dampak negatifnya.Yang membedakan adalah intensitasnya. Ada perusahaan yang
segera membaik (memburuk) pada saat kondisi perekonomian membaik (memburuk),
tetapi ada pula yang hanya sedikit terpengaruh. Perusahaan yang sangat peka
terhadap perubahan kondisi ekonomi merupakan perusahaan yang mempunyai beta
yang tinggi dan sebaliknya.
Operating Leverage
Operating leverage menunjukkan
proporsi biaya perusahaan yang merupakan biaya tetap. Semakin besar proporsi
nilai ini semakin besar operating leveragenya. Perusahaan yang mempunyai
operating leverage yang tinggi akan cenderung mempunyai beta tinggi dan
sebaliknya.
Financial Leverage
Perusahaan yang menggunakan hutang
adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage. Semakin besar proporsi
hutang yang dipergunakan, semakin besar fianancial leveragenya. Kalau kita
menaksir beta saham, maka kita menaksir beta equity. Semakin besar proporsi
hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, pemilik modal sendiri akan menanggung
risiko yang semakin besar. Karena itu semakin tinggi financial leverage,
semakin tinggi beta equity.
Beberapa peneliti mencoba merumuskan
beberapa variabel akuntansi untuk memperkirakan beta. Variabel – variabel
tersebut diantaranya :
- Dividen
Payout
Yaitu perbandingan antara dividen per lembar
saham dengan laba per lembar saham.
- Pertumbuhan
aktiva (Perubahan aktiva per tahun).
- Leverage
(Rasio antara hutang dengan total aktiva).
- Likuiditas
(aktiva lancer dibagi dengan hutang lancar)
- Asset size
(nilai kekayaan total)
- Variabilitas
keuntungan (deviasi standar dari earning price ratio)
- Beta
akunting, yaitu beta yang timbul dari regresi time series laba perusahaan
terhadap rata – rata keuntungan semua perusahaan
Demikianlah Artikel Model Indeks Tunggal Untuk Portofolio
Sekianlah artikel
Model Indeks Tunggal Untuk Portofolio
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Model Indeks Tunggal Untuk Portofolio dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/03/model-indeks-tunggal-untuk-portofolio.html
0 Response to " Model Indeks Tunggal Untuk Portofolio "
Posting Komentar