Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 Kekayaan dalam Islam | Magister Akuntansi

Labels

Kekayaan dalam Islam

Kekayaan dalam Islam - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kekayaan dalam Islam , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Islamic Finance , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kekayaan dalam Islam
link : Kekayaan dalam Islam

Baca juga


Kekayaan dalam Islam

Kekayaan dalam Islam ( Edisi pertama)
Oleh: Muhammad Shodiq
Secara umum, kekayaan adalah keberlimpahan dalam ha-hal yang memiliki nilai secara ekonomi atau penguasaan dan pengendalian terhadap hal-hal yang bernilai ekonomi tersebut. Kekayaan bisa berupa uang, property, emas, dsb. Seseorang dianggap kaya jika memiliki jumlah akumulasi kekayaan yang lebih banyak dibandingkan orang lain disekitarnya. Oleh karenanya konsep tentang kaya adalah sangat relative dan bisa berbeda-beda antar daerah, provinsi maupun Negara. Misalkan, orang yang memiliki kekayaan pribadi senilai Rp 1 miliar di daerah tertentu sudah dianggap sebagai orang kaya, tapi mungkin dianggap sebagai orang biasa-biasa saja di daerah lainnya.

Kekayaan juga didefinisikan sebagai akumulasi dari hasil tabungan maupun investasi serta keahlian yang membuat kita lebih produktif dan sejahtera. Kekayaan akan semakin meningkat dengan kegiatan yang bersifat produktif dan semakin menurun dengan aktifitas konsumtif. Kekayaan juga didefinisikan sebagai kelebihan dari pendapatan, yakni kelebihan setelah dipotong biaya hidup sehari hari dan keperluan dasar rumah tangga lainnya. Kekayaan dan pendapatan adalah dua hal sama serupa namun tak sama. Kekayaan adalah hasil akumulasi asset selama kurun waktu tertentu, sedangkan pendapatan adalah asset yang diterima pada suatu saat tertentu.
Secara konvensional, terdapat 3 hal yang menjadi karakteristik dasar kekayaan, yakni :
1. Kriteria pertumbuhan : kekayaan memiliki kemampuan untuk bertumbuh baik secara angka, nilai maupun ukuran.
2. Kriteria konsumsi: kekayaan memiliki manfaat konsumsi bagi pemiliknya
3. Kriteria nilai marjinal: kekayaan memiliki sifat kelangkaan sehingga memberi nilai tambah bagi pemiliknya.
Islam memiliki cara pandang yang berbeda terkait kekayaaan. Kekayaan dalam bahasa arab berasal dari kata “ Al Ghina” yang artinya “ tidak membutuhkan atau kurang membutuhkan” dan kaya adalah “ Al ghaniyu” yang artinya “ mencukupi” sebagaimana firman Allah swt :
Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah benar-benar Mahakaya, Maha Terpuji. (QS Al-Hajj, 22: 64)
Di ayat lain yakni QS Al-An’am (QS 6:133) disebutkan :
Dan Tuhanmu Mahakaya, penuh rahmat. Jika Dia menghendaki , Dia akan memusnahkan kamu dan setelah kamu (musnah) akan Dia ganti dengan yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan golongan lain.
Dari kedua ayat diatas, kekayaan dalam Islam terdiri dari dua elemen yakni fisik dan spiritual. Dimensi fisik menunjukkan penguasaan terhadap sesuatu yang bersifat material yang dikenal sebagai “ Maal” (“ amwaal” bentuk jamak) yakni asset, property dan segala sesuatu yang bisa dikuasai oleh manusia. Dimensi spiritual yakni berupa pengetahuan atau kebaikan yang tumbuh dalam jiwa manusia. Dimensi fisik dapat digunakan untuk mendapatkan dimensi spiritual berupa pengetahuan dan kebijaksanaan melalui program pendidikan dan pembelajaran. Demikian pula sebaliknya pengetahuan dapat menjadi sumber untuk mendapatkan kekayaan yang bersifat material berupa inovasi, teknologi, dsb yang mendorong munculnya sumber-sumber kekayaan baru sebagaimana hadits nabi Muhammad Saw sbb:
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”
Selanjutnya Ali bin Abi Thalib , sepupu Nabi Muhammad Saw bahwa : “ilmu akan menjaga kita, sedangkan harta sebaliknya,kitalah yang harus menjaganya”.
Perencanaan dan manajemen keuangan adalah sebuah upaya proses analisa dan pengaturan aspek-aspek keuangan agar dapat mencapai tujuan keuangan serta taraf hidup sesuai dengan yang diharapkan. Dalam perspektif konvensional, perencanaan keuangan pada dasarnya adalah proses dalam hal pencarian kekayaan, pengumpulan kekayaan, perlindungan kekayaan serta distribusi kekayaan. Dalam persepktif Islam, kekayaan adalah sesuatu yang dapat memberikan manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Setiap ummat manusia yang normal pasti membutuhkan kekayaan. Orang yang baik membutuhkan kekayaan, minimal untuk memenuhi kebutuhan serta ketentraman dalam hidupnya. Hanya orang yang tidak normal saja yang tidak membutuhkan kekayaan.
Dalam system ekonomi kapitalis, kekayaan adalah segala sesuatu yang dikumpulkan orang serta dapat diukur dengan nilai uang. Setiap orang berhak untuk memperoleh kekayaannya masing-masing.
Dalam perspektif Islam, seluruh kekayaan adalah milik Allah swt dalam Al Qur’an surah An- Nuur ayat 33, manusia hanyalah pemegang titipan/amanah. Sebagaimana firman Allah swt ..Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakannya kepadamu. (QS 24:33)
Allah swt adalah pemilik mutlak seluruh kekayaan, manusia hanyalah mendapat titipan dan pemegang amanah atas kekayaan tersebut. Sebagaimana juga firman Allah swt dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 72 :
“ Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepad langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya, lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.
# bersambung
Penulis adalah pegiat ekonomi syariah


Demikianlah Artikel Kekayaan dalam Islam

Sekianlah artikel Kekayaan dalam Islam kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kekayaan dalam Islam dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/04/kekayaan-dalam-islam.html

0 Response to " Kekayaan dalam Islam "