Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 PAPER LAPORAN KEUANGAN | Magister Akuntansi

Labels

PAPER LAPORAN KEUANGAN

PAPER LAPORAN KEUANGAN - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul PAPER LAPORAN KEUANGAN , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Laporan Keuangan , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : PAPER LAPORAN KEUANGAN
link : PAPER LAPORAN KEUANGAN

Baca juga


PAPER LAPORAN KEUANGAN



LAPORAN KEUANGAN

Perusahaan yang menghasilkan suatu produk dalam operasionalnya memerlukan informasi mengenai berapa besar jumlah biaya yang digunakan dalam menghasilkan produk-produk yang ditawarkan kepada para pelanggannya. Dengan demikian, peran akuntansi menjadi penting untuk mengolah dan memberikan informasi keuangan bagi pimpinan perusahaan, yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengendalian, dan akhirnya pengambilan keputusan manajemen.


Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan untuk kemudian hari mengkomunikasikannya kepada berbagai pihak yang berkepentingan agar dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu sistem akuntansi yang andal dan tidak menyesatkan, sehingga mampu menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus dana dari suatu unit ekonomi kepada para pengambil keputusan.
Laporan Keuangan adalah media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan berupa informasi akuntansi.

A.        DEFINISI
Menurut Kieso, Weygandt Warfield, Laporan Keuangan adalah suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan, yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Sedangkan mengutip http://id.wikipedia.org, Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
 Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
1.    Neraca
Neraca adalah posisi keuangan sebuah perusahaan yang menggambarkan kondisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu.
Laporan Laba Rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
4.    Laporan arus kas yaitu salah satu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi kas sehubungan dengan kegiatan operasional, investasi, pembiayaan, dan transaksi nonanggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintahan pusat/daerah selama periode tertentu.
5.    Catatan atas laporan keuangan , yaitu meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan sesuai Standar Akuntansi .

B. KERANGKA KONSEPTUAL


ASSUMPTIONS
·         Economic entity
·         Going Concern
·         Monetary Unit
·         Periodicity

PRINCIPLES
·         Historical cost
·         Revenue recognition
·         Matching
·         Consistency
·         Full Disclosure

CONSTRAINTS
·         Cost benefit
·         Materiality
·         Conservatism

QUALITATIVE CHARACTERISTICS
·         Relevance
·         Reliability
·         Comparability
·         Consistency

ELEMENTS
Assets, liabilities, and equity investments by owners distribution to owners comprehensive income revenues and expenses gains and losses

OBJECTIVE
·         Useful in investment and credit decision
·         Useful in assessing future cash flows
·         About enterprise resources, claims to resoaurces, and changes in them


C.   ASUMSI
Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
1.  Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (A Society and Government Structure honering property right)
2.   Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
3.   Kontinuitas Usaha (Going Concern)
4. Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary  Expression in Accounts)
5.  Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)
6. Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities)
7.   Konservatif (Conservatism)
8.  Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
9.   Cukup berarti (Materiality)
10. Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran- taksiran (Timeliness in financiall reporting requires estimates)

Dari ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
1.    Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Dalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.
2.    Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.

3.    Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan (Monetary Unit)
Asumsi ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil.
4.    Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.

D.   PRINSIP
Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsistendari tahun ke tahun.
5. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.

E.   BATASAN
1.   Manfaat- Biaya ( Cost- Benefit)
Penyajian informasi akuntansi memerukan biaya yang tidak murah, oleh karenanya penyusun standard akuntansi harus mempertimbangkan apakah manfaat yang ditimbulkan dari penjelasan akuntansi lebih besar dibanding dengan biaya membuat penjelasan tersebut. Misalnya, apakah perlu menjelaskan tentang efek-tivitas nilai sekarang (current value) dari biaya informasi? Banyak orang mengatakan tidak perlu, sebab biaya penyajian penjelasan nilai sekarang akan lebih besar disbanding dengan manfaat yang diperoleh oleh pengguna penjelasan itu. Apa yang membedakan informasi akuntansi dengan komoditas yang diperdagangkan di pasar? Komoditas yang didagangkan dipasar adalah barang-barang yang memiliki kepentingan pribadi (private goods): sehubungan dengan manfaat dan biaya dari barang yang demikian itu dapat ditelusuri pada pembeli ataupun penjual.
Berbeda dengan informasi akuntansi yang merupakan barang umum (publik goods), dan manfaat informasi akuntansi sering tidak dapat dibatasi kepada siapa yang membayar untuk itu. Lebih lanjut, biaya penyajian informasi dapat diabaikan secara luas. Sangat sulit untuk menentukan manfaat versus biaya dari barang umum, seperti halnya informasi akuntansi, penerapan hukum “bene-fite must exceed cost”
merupakan masalah pemilihan antara berbagai praktek-praktek pelaporan dan akuntansi yang sangat subjektif. Tidak pernah terjadi evaluasi manfaat dan biaya yang berhubungan dengan pelaporan akuntansi.
Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.

 Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa. (ikatan akutansi Indonesia, Jakarta 1974,hal 14).
2. Material
Informasi dianggap material jika informasi tersebut mempunyai efek yang signifikan terhadap keputusan manajemen.
Materialitas menghendaki secara tidak langsung bahwa general accepted accounting principles perlu diikuti secara tegas hanya dalam pelapoan dan akuntansi untuk item-item yang bersifat material.
Materialiti merupakan satu pertimbangan penting yang memiliki suatu pengaruh dalam praktik pelaporan dan akuntansi, sebagaimana diilustrasikan dalam pernyataan yang tertera pada akhir FASB Statement of Finacial Accounting Standards:
“The provisions of this Statement need to applied to immaterial item.” Pertimbangan materialiti telah dinyatakan dalam kasus-kasus pertimbang-an pengadilan. Dalam satu kasus, pertimbangan hukum menyatakan bahwa suatu fakta material adalah suatu “wich if it had been correctly stated or disclosed would have deterred or tended to deter the average prudent investor from purchasing the securities in
question ”.





Materialiti merupakan konsep yang didalamnya terdapat ketidak tegasan
yang menyebabkan tergantung pada: (1) jumlah relatif uang dari suatu item, (2) sifat suatu item (seperti pembayaran legal versus pembayaran tidak legal), (3) beberapa kombinasi dari jumlah relatif uang dan sifat item. Contoh, kebijakan Exxon mencatat pembelian sebuah keranjang sampah sebesar Rp. 20.000,- sebagai beban sebagai menggantikan pencatatan sebagai harta (keranjang sampah memiliki potensi manfaat jasa di masa datang) karena dipandang tidak material dibandingkan dengan jumlah uang dari total keseluruhan hartanya. Suatu kebijakan untuk mengungkapkan satu pinjaman kecil dari seorang karyawan perusahaan didalam daftar keuangan untuk pihak luar, dalam hal lain, mungkin lebih didasarkan kepada sifat transaksi dari pada jumlah uang yang dipinjamkan. Akhirnya, batasan materialitas dapat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Contoh, kerugian Rp. 700.000,- dalam suatu persidangan perkara yang berlangsung dipandang material bagi banyak perusahaan, namun mungkin tidak material bagi perusahaan besar seperti Exxon. Oleh karenan pertimbangan materialiti sering melibatkan beberapa faktor yang bergantung pada keadaan suatu perusahaan, FASB belum mendapatkan kelayakannya untuk membentuk satu pedoman materiality secara umum.
3. Konservatif
Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.







F.     KARAKTERISTIK KUALITATIF
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
1. Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Relevan berarti bahwa informasi akuntansi berkemampuan untuk membuat perbedaan didalam satu keputusan. Untuk menjadi relevan, informasi harus dapat memberi ketegasan atau memberi pengaruh perubahan atas harapan pembuat keputusan. Jika informasi memberi ketegasan atas harapan, berarti memberikan peningkatan kemungkinan hasil yang diharapkan. Jika memberi pengaruh perubahan atas harapan, berarti memberikan perobahan pemikiran atas kemungkinan perolehan penghasilan yang sebelumnya telah diharapkan. Dengan cara demIkian, informasi yang relevan memberikan satu perbedaan bagi seorang pengambil keputusan yang tidak bersiap memperoleh informasi itu. Dengan suatu relevansi informasi bukan berarti bahwa satu keputusan musti harus siap untuk dirubah atau suatu penyebab tindakan harus siap untuk dipilih. Jika seseorang memilih untuk mempertahankan investasi dari pada harus menjualnya, informasi yang mendukung untuk mempertahankannya harus relevan, demikian juga dengan informasi yang menyebabkan investor untuk menjualnya harus relevan.
2. Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.



3. Daya banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Daya Banding (Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam
pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda. Daya banding antar perusahaan (interfirm comparablity) diperoleh jika perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama. Hal ini merupakan alasan
pemeriksaan daftar keuang harus disajikan sesuai dengan GAAP. Suatu contoh dari daya banding antar perusahaan otomotif Chrysler dan Ford yang keduanya menggunakan LIFO didalam akuntansi persediaan otomobil. Daya banding antar periode (interperiode comparability) atau perlakuan sama (consistency), mensyaratkan penerapan prosedur akuntansi secara perlakuan sama. Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan didalam praktek akuntansi, seperti suatu perobahan dari akuntansi persediaan LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan
pengaruhnya pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, entitas harus juga dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih member keuntungan dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi yang berjalan.
4. Daya Uji
Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
Daya Uji (verifiability) meningkatkan jaminan bahwa pengukuran-pengukuran akuntansi menyatakan apa yang terukur pada saat itu.

Statement of Financial Accounting Concept No. 2 menyatakan bahwa “verifiable financial accounting information provides results that would be substantially duplicated by independent measurers using the same measurement methods.”
Dengan itu, verifikasi menekankan satu konsensus diantara para akuntan dalam pengukuran kejadiankejadian ekonomi dan cara untuk melaporkannya. Sebagai contoh, jumlah kas dilaporkan dalam neraca memiliki daya uji yang tinggi. Nilai buku dari harta yang dapat disusutkan, tentu memiliki daya uji yang rendah disebabkan para akuntan dapat menggunakan metode yang berbeda dalam menetukan nilai perolehan, nilai sisa, taksiran umur pakai dari harta tersebut. Objektivitas sering digunakan sebagai satu sinonim dari verifiabilitas

G.   TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut PSAK No.1 (Revisi 1998) tujuan Laporan Keuangan adalah:
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:
(a) aktiva;
(b) kewajiban;
(c)  ekuitas;
(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
(e) arus kas.

Informasi tersebut di atas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
 Laporan keuangan mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:
a.   Sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan.
b.   Alat komunikasi antara aktivitas perusahan dengan pihak-pihak yang  berkepentingan terhadap perusahan, seperti para kreditur/calon kreditur, investor/calon investor, bankers, pemerintah dan lain-lain.
c.    Sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang efektif bagi manajemen, misalnya:
·         Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
·         Untuk mengukur efisiensi poses produksi dan tingkat keuntungan yang dicapai.
·         Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.



Demikianlah Artikel PAPER LAPORAN KEUANGAN

Sekianlah artikel PAPER LAPORAN KEUANGAN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel PAPER LAPORAN KEUANGAN dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/04/paper-laporan-keuangan.html

0 Response to " PAPER LAPORAN KEUANGAN "