Judul : PAPER LAPORAN KEUANGAN
link : PAPER LAPORAN KEUANGAN
PAPER LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN
KEUANGAN
Perusahaan
yang menghasilkan suatu produk dalam operasionalnya memerlukan informasi
mengenai berapa besar jumlah biaya yang digunakan dalam menghasilkan
produk-produk yang ditawarkan kepada para pelanggannya. Dengan demikian, peran
akuntansi menjadi penting untuk mengolah dan memberikan informasi keuangan bagi
pimpinan perusahaan, yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan
pengendalian, dan akhirnya pengambilan keputusan manajemen.
Sebagai
suatu sistem informasi, akuntansi melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data
keuangan perusahaan untuk kemudian hari mengkomunikasikannya kepada berbagai
pihak yang berkepentingan agar dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu sistem akuntansi
yang andal dan tidak menyesatkan, sehingga mampu menyajikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja dan arus dana dari suatu unit ekonomi kepada para
pengambil keputusan.
Laporan Keuangan adalah media
komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan berupa informasi akuntansi.
A.
DEFINISI
Menurut Kieso,
Weygandt Warfield, Laporan Keuangan adalah suatu proses pencatatan yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku bersangkutan, yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan.
Sedangkan mengutip http://id.wikipedia.org, Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
1.
Neraca
Neraca
adalah posisi keuangan sebuah perusahaan yang menggambarkan kondisi harta,
utang, dan modal pada tanggal tertentu.
Laporan
Laba Rugi adalah bagian dari laporan
keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan
sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Laporan
perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
4.
Laporan arus kas yaitu salah satu bentuk laporan
keuangan yang menyajikan informasi kas sehubungan dengan kegiatan operasional,
investasi, pembiayaan, dan transaksi nonanggaran yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintahan pusat/daerah selama
periode tertentu.
5.
Catatan atas laporan keuangan , yaitu meliputi
penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi
anggaran, neraca, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup
informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan
dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan sesuai Standar
Akuntansi .
B. KERANGKA KONSEPTUAL
ASSUMPTIONS
·
Economic
entity
·
Going
Concern
·
Monetary
Unit
·
Periodicity
|
PRINCIPLES
·
Historical
cost
·
Revenue
recognition
·
Matching
·
Consistency
·
Full
Disclosure
|
CONSTRAINTS
·
Cost
benefit
·
Materiality
·
Conservatism
|
|
QUALITATIVE
CHARACTERISTICS
·
Relevance
·
Reliability
·
Comparability
·
Consistency
|
ELEMENTS
Assets,
liabilities, and equity investments by owners distribution to owners
comprehensive income revenues and expenses gains and losses
|
||
OBJECTIVE
·
Useful
in investment and credit decision
·
Useful
in assessing future cash flows
·
About
enterprise resources, claims to resoaurces, and changes in them
|
|||
C. ASUMSI
Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal
beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul
Grady (AICPA) yaitu:
1. Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang
menjamin hak milik pribadi (A
Society and Government Structure honering property right)
2. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
3. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
4. Penggunaan unit moneter di dalam
rekening-rekening (Monetary
Expression in Accounts)
5. Konsistensi antara periode-periode untuk
kesatuan usaha yang sama (Consistency
between periods for the same entity)
6. Perbedaan dalam akuntansi di antara
kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities)
7. Konservatif (Conservatism)
8. Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data
through internal control)
9. Cukup berarti (Materiality)
10. Batas waktu dalam penyusunan
laporan keuangan membutuhkan taksiran- taksiran (Timeliness in financiall
reporting requires estimates)
Dari
ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi
dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
1. Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Dalam
konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri
sendiri, terpisah dari pemiliknya.
2. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi
ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan
tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
3. Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan
(Monetary Unit)
Asumsi
ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil.
4. Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan
perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah pengakuan dan
pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan,
untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.
D. PRINSIP
Konsep dasar yang mendasari penyusunan
prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip
ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang,
modal dan biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip
ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan
untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk
menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam
periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya
yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode
dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
secara konsistendari tahun ke tahun.
5. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi
yang lengkap dalam laporan keuangan.
E. BATASAN
1.
Manfaat- Biaya ( Cost- Benefit)
Penyajian informasi akuntansi memerukan biaya
yang tidak murah, oleh karenanya penyusun standard akuntansi harus
mempertimbangkan apakah manfaat yang ditimbulkan dari penjelasan akuntansi
lebih besar dibanding dengan biaya membuat penjelasan tersebut. Misalnya,
apakah perlu menjelaskan tentang efek-tivitas nilai sekarang (current value)
dari biaya informasi? Banyak orang mengatakan tidak perlu, sebab biaya
penyajian penjelasan nilai sekarang akan lebih besar disbanding dengan manfaat
yang diperoleh oleh pengguna penjelasan itu. Apa yang membedakan informasi
akuntansi dengan komoditas yang diperdagangkan di pasar? Komoditas yang didagangkan
dipasar adalah barang-barang yang memiliki kepentingan pribadi (private goods):
sehubungan dengan manfaat dan biaya dari barang yang demikian itu dapat
ditelusuri pada pembeli ataupun penjual.
Berbeda dengan informasi akuntansi yang merupakan
barang umum (publik goods), dan manfaat informasi akuntansi sering tidak dapat
dibatasi kepada siapa yang membayar untuk itu. Lebih lanjut, biaya penyajian
informasi dapat diabaikan secara luas. Sangat sulit untuk menentukan manfaat
versus biaya dari barang umum, seperti halnya informasi akuntansi, penerapan
hukum “bene-fite must exceed cost”
merupakan masalah pemilihan antara berbagai
praktek-praktek pelaporan dan akuntansi yang sangat subjektif. Tidak pernah
terjadi evaluasi manfaat dan biaya yang berhubungan dengan pelaporan akuntansi.
Laporan
keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan
hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai
likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat
pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
Angka yang tercantun dalam laporan keuangan
hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga
pasar sekarang maupun nilai gantinya. Untuk para investor laporan keuangan
hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa
data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost”
(yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul jurang
(gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih
perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan harga saham yang
tercatat dibursa. (ikatan akutansi Indonesia, Jakarta 1974,hal 14).
2. Material
Informasi dianggap material
jika informasi tersebut mempunyai efek yang
signifikan terhadap keputusan manajemen.
Materialitas menghendaki secara tidak langsung
bahwa general accepted accounting principles perlu diikuti secara tegas hanya
dalam pelapoan dan akuntansi untuk item-item yang bersifat material.
Materialiti merupakan satu pertimbangan penting
yang memiliki suatu pengaruh dalam praktik pelaporan dan akuntansi, sebagaimana
diilustrasikan dalam pernyataan yang tertera pada akhir FASB Statement of
Finacial Accounting Standards:
“The provisions of this Statement need to applied
to immaterial item.” Pertimbangan materialiti telah dinyatakan dalam
kasus-kasus pertimbang-an pengadilan. Dalam satu kasus, pertimbangan hukum
menyatakan bahwa suatu fakta material adalah suatu “wich if it had been
correctly stated or disclosed would have deterred or tended to deter the
average prudent investor from purchasing the securities in
question ”.
Materialiti merupakan konsep yang didalamnya
terdapat ketidak tegasan
yang menyebabkan
tergantung pada: (1) jumlah relatif uang dari suatu item, (2) sifat suatu item
(seperti pembayaran legal versus pembayaran tidak legal), (3) beberapa
kombinasi dari jumlah relatif uang dan sifat item. Contoh, kebijakan Exxon mencatat
pembelian sebuah keranjang sampah sebesar Rp. 20.000,- sebagai beban sebagai
menggantikan pencatatan sebagai harta (keranjang sampah memiliki potensi
manfaat jasa di masa datang) karena dipandang tidak material dibandingkan dengan
jumlah uang dari total keseluruhan hartanya. Suatu kebijakan untuk mengungkapkan
satu pinjaman kecil dari seorang karyawan perusahaan didalam daftar keuangan
untuk pihak luar, dalam hal lain, mungkin lebih didasarkan kepada sifat
transaksi dari pada jumlah uang yang dipinjamkan. Akhirnya, batasan materialitas
dapat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Contoh, kerugian Rp.
700.000,- dalam suatu persidangan perkara yang berlangsung dipandang material
bagi banyak perusahaan, namun mungkin tidak material bagi perusahaan besar
seperti Exxon. Oleh karenan pertimbangan materialiti sering melibatkan beberapa
faktor yang bergantung pada keadaan suatu perusahaan, FASB belum mendapatkan
kelayakannya untuk membentuk satu pedoman materiality secara umum.
3.
Konservatif
Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya
menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera
diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan bersih
selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
F. KARAKTERISTIK KUALITATIF
Karakteristik
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok
yaitu :
1. Relevan
Relevansi
suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Relevan berarti bahwa informasi akuntansi
berkemampuan untuk membuat
perbedaan didalam satu keputusan. Untuk menjadi
relevan, informasi harus dapat
memberi ketegasan atau memberi pengaruh perubahan
atas harapan pembuat
keputusan. Jika informasi memberi ketegasan atas
harapan, berarti memberikan
peningkatan kemungkinan hasil yang diharapkan.
Jika memberi pengaruh perubahan
atas harapan, berarti memberikan perobahan
pemikiran atas kemungkinan
perolehan penghasilan yang sebelumnya telah
diharapkan. Dengan cara demIkian, informasi
yang relevan memberikan satu perbedaan bagi seorang pengambil keputusan yang tidak bersiap memperoleh informasi itu. Dengan suatu
relevansi informasi bukan berarti bahwa satu keputusan
musti harus siap untuk dirubah atau suatu
penyebab tindakan harus siap untuk dipilih. Jika seseorang memilih untuk mempertahankan investasi dari pada harus menjualnya, informasi yang
mendukung untuk mempertahankannya harus relevan, demikian juga dengan informasi yang menyebabkan investor untuk menjualnya harus relevan.
2. Dapat dimengerti
Informasi
harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah
yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
3.
Daya banding
Informasi dalam laporan keuangan akan
lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya. Daya Banding (Comparability) berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam
pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika
informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas
akuntansi yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas akuntansi
yang sama dalam tahun yang berbeda. Daya banding antar perusahaan (interfirm
comparablity) diperoleh jika perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang
sama pada saat perusahaan dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama. Hal ini
merupakan alasan
pemeriksaan daftar keuang harus disajikan sesuai
dengan GAAP. Suatu contoh dari daya banding antar perusahaan otomotif Chrysler
dan Ford yang keduanya menggunakan LIFO didalam akuntansi persediaan otomobil.
Daya banding antar periode (interperiode comparability) atau perlakuan sama
(consistency), mensyaratkan penerapan prosedur akuntansi secara perlakuan sama.
Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan
didalam praktek akuntansi, seperti suatu perobahan dari akuntansi persediaan
LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari
suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan
pengaruhnya
pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, entitas harus juga
dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih member keuntungan
dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi
yang berjalan.
4. Daya Uji
Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur
yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
Daya Uji
(verifiability) meningkatkan
jaminan bahwa pengukuran-pengukuran akuntansi menyatakan apa yang terukur pada
saat itu.
Statement
of Financial Accounting
Concept No. 2 menyatakan bahwa “verifiable financial accounting information
provides results that would be substantially duplicated by independent
measurers using the same measurement methods.”
Dengan itu, verifikasi menekankan satu konsensus
diantara para akuntan dalam pengukuran kejadiankejadian ekonomi dan cara untuk
melaporkannya. Sebagai contoh, jumlah kas dilaporkan dalam neraca memiliki daya
uji yang tinggi. Nilai buku dari harta yang dapat disusutkan, tentu memiliki
daya uji yang rendah disebabkan para akuntan dapat menggunakan metode yang
berbeda dalam menetukan nilai perolehan, nilai sisa, taksiran umur pakai dari
harta tersebut. Objektivitas sering digunakan sebagai satu sinonim dari
verifiabilitas
G. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut
PSAK No.1 (Revisi 1998) tujuan Laporan Keuangan adalah:
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen
atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:
(a)
aktiva;
(b) kewajiban;
(c)
ekuitas;
(d)
pendapatan dan
beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
(e)
arus kas.
Informasi tersebut di atas beserta informasi lainnya yang
terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan
khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Laporan keuangan mempunyai beberapa
kegunaan, yaitu:
a.
Sebagai pertanggungjawaban manajemen
kepada pemilik perusahaan.
b.
Alat komunikasi antara aktivitas
perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahan, seperti para kreditur/calon kreditur, investor/calon
investor, bankers, pemerintah dan lain-lain.
c.
Sebagai alat perencanaan, pengendalian
dan pengambilan keputusan yang efektif bagi manajemen, misalnya:
·
Mengukur tingkat biaya dari kegiatan
perusahaan.
·
Untuk mengukur efisiensi poses produksi
dan tingkat keuntungan
yang dicapai.
·
Untuk menentukan perlu tindaknya
kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Demikianlah Artikel PAPER LAPORAN KEUANGAN
Sekianlah artikel
PAPER LAPORAN KEUANGAN
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel PAPER LAPORAN KEUANGAN dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2018/04/paper-laporan-keuangan.html
0 Response to " PAPER LAPORAN KEUANGAN "
Posting Komentar