Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 KEBIJAKAN DIVIDEN | Magister Akuntansi

Labels

KEBIJAKAN DIVIDEN

KEBIJAKAN DIVIDEN - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul KEBIJAKAN DIVIDEN , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Manajemen Keuangan , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : KEBIJAKAN DIVIDEN
link : KEBIJAKAN DIVIDEN

Baca juga


KEBIJAKAN DIVIDEN

Dividen adalah bagian laba untuk pemegang saham

Prosedur standar pembayaran dividen tunai
  1. Declaration date  (tanggal pengumuman )
  2. Date of record  ( tanggal pendaftaran )
  3. Date of payment  ( tanggal pembayaran )

---------------             ----------------    ---------------    --------------
Awal Jan 99                    24 Jan 99       31 Jan 99      15 Feb 00
Declaration                     Ex dividend      Record           Payment
date                                                        date               date     

Lima hari kerja sebelum date of record tersebut ditentukan tanggal ex-dividend. Pada tanggal ini atau sesudahnya pembeli saham tidak berhak untuk memperoleh dividen yang akan dibagikan.  
    

2.1 Dividen dibagikan sebesar-besarnya
Argumentasi pendapat ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan.
Apabila n tidak terhingga, maka harga saham Po dapat dirumuskan sebagai berikut  :
                                 Dt
                Po =      -----------
                               (1 + ke)
Dengan demikian apabila D, ditingkatkan, bukankah harga saham akan menjadi lebih tinggi ?
Peningkatan dividen hanya dimungkinkan apabila laba juga meningkat. Harga saham meningkat karena kenaikan laba dan bukan kenaikan pembayaran dividen.

2.2  Dividen tidak relevan
Pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan dapat saja membagikan dividen yang banyak atau sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern.
Investasi tersebut akan menghasilkan NPV positif, dengan tidak peduli apakah dana yang dipergunakan berasal dari dalam perusahaan ataukah dari luar perusahaan. Dampak pilihan tersebut bagi kekayaan pemodal atau keputusan dividen adalah tidak relevan.

Maraca PT X, 30 Juni 1999 (jutaan rupiah)
------------------------------------------------------------------------------

Kas                      1.050                 Modal sendiri             8.050
Aktiva lain           7.000            
                          -----------                                             -----------
Total                     8.050                Total                           8.050

Saham PT X 1.000.000 lembar, maka setiap lembar harganya Rp 8.050. Misal ada suatu kesempatan invetasi yang memberikan NPV Rp 200 juta, dan memerlukan dana Rp 1.000 juta. Pemegang saham memutuskan bahwa dana untuk investasi tidak perlu dari luar.

Neraca setelah mengambil kesempatan investasi tersebut akan nampak :
------------------------------------------------------------------------------

Kas                           50                    Modal sendiri            8.250
PV Investasi        1.200             
Aktiva lain           7.000                     
                          -----------                                             -----------
Total                     8.250                   Total                         8.250

 Dengan demikian harga saham per lembar naik menjadi Rp 8.250
Sekarang, misalkan para pemegang saham menginginkan membagi dividen per lembar Rp 1.000, tetapi tetap ingin mengambil investasi dengan NPV Rp 200 juta. Dengan demikian perlu menerbitkan saham baru seharga Rp 1.000 juta

Neraca setelah membagikan dividen dan mengambil investasi dengan NPV Rp 200 juta.
--------------------------------------------------------------------------
Kas                              50             Modal sendiri :
PV Investasi           1.200             - lama                      7.250
Aktiva lain              7.000             - baru                       1.000
                               --------                                        -------- 
Total                        8.250            Total                         8.250

 Dengan demikian harga saham per lembar naik menjadi Rp 8.250
Sekarang, misalkan para pemegang saham menginginkan membagi dividen per lembar Rp 1.000, tetapi tetap ingin mengambil investasi dengan NPV Rp 200 juta. Dengan demikian perlu menerbitkan saham baru seharga Rp 1.000 juta

Neraca setelah membagikan dividen dan mengambil investasi dengan NPV Rp 200 juta.
--------------------------------------------------------------------------
Kas                              50             Modal sendiri :
PV Investasi           1.200             - lama                      7.250
Aktiva lain              7.000            - baru                       1.000
                               --------                                      -------- 
Total                        8.250            Total                      8.250


Sisi aktiva neraca tidak mengalami perusahaan karena keputusan investasinya sama, nilai perusahaan tetap sama Rp 8.250 juta. Rekening modal sendiri terdiri dari saham lama Rp 7.250 juta dan saham baru Rp 1.000 juta.

Pemegang saham lama karena meminta pembagian dividen sebesar Rp 1.000 per lembar, sekarang nilai sahamnya menjadi Rp 7.250 per lembar. Dengan kata lain, kekayaan pemegang saham lama tetap Rp 8.250, hanya saja sekarang sebagian dinyatakan dalam uang tunai Rp 1.000 dan saham Rp 7.250. Jumlah saham yang perlu diterbitkan Rp 1.000 juta dibagi dengan Rp 7.250, yaitu sebesar 137.931 lembar. Jumlah lembar saham meningkat menjadi  1.137.931 lembar.

2.3  Dividen dibagi sekecil-kecilnya
Membagikan dividen dan menggantinya dengan menerbitkan saham baru mempunyai dampak yang sama terhadap kekayaan pemegang saham (lama). Analisis tersebut sayangnya mengabaikan adanya biaya emisi. Sehingga jumlah yang diterima dari hasil penerbitan saham baru Rp 1.000 juta, perusahaan harus mengeluarkan biaya emisi misalnya sebesar Rp 30 juta. Dampaknya jumlah yang diterima hanya Rp 970 juta. Karena itu apabila perusahaan memerlukan dana sebesar Rp 1.000 juta, dana yang harus ditarik dari masyarakat akan sebesar Rp1000 juta/0,97 = Rp 1.031 juta. Dari jumlah ini sebesar Rp 31 juta akan dikeluarkan sebgai biaya, sehingga jumlah bersih yang diterima Rp 1.000 juta

Neraca PT X setelah mengambil investasi dengan NPV Rp 200 juta dan menerbitkan saham baru dengan menanggung biaya emisi adalah
       -------------------------------------------------------------------------

Kas                               50            Modal sendiri :
PV Investasi            1.200            -  lama                        7.219
Aktiva lain              7.000             -  baru                         1.031
                               --------                                         ---------
Total                        8.250           Total                           8.250

Keadaan yang baru menunjukan bahwa kekayaan pemegang saham lama sekarang hanya,
Menerima dividen sebesar …………….….. Rp   1.000 juta
 Memiliki saham senilai …… ….……….... ..Rp  7.219 juta
Jumlah                                                        Rp   8.219 juta

Jumlah tersebut lebih kecil apabila dibandingkan dengan tidak membagi dividen dan karenanya tidak perlu menerbitkan saham baru. Mengapa ? sebab sebagian kekayaan tersebut diberikan kepada pihak lain sebagai biaya emisi. Kalau memang kita telah memiliki dana untuk investasi, mengapa dana tersebut kita bagikan sebagai dividen sehingga kita perlu menerbitkan saham dan membayar biaya emisi. 

Karena itulah dividen seharusnya dibagikan sekecil mungkin, sejauh dana tersebut dapat dipergunakan dengan menguntungkan.

2.4  Dana yang bisa dibagikan sebagai dividen
Dalam teori keuangan, jumlah dana yang dapat dibagikan sebagai dividen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : 

D = E + Penysutan – Investasi A.T – Penamb M.K
Dalam hal ini,
D         =  Dividen
E          =  Laba setelah pajak
A.T      =  Aktiva Tetap
M.K    =  Modal Kerja

Hanya saja untuk menyederhanakan analisis, sering diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap akan diambilkan dari dana penyusutan, dan modal kerja dianggap tidak berubah sehingga tidak perlu menambah modal kerja.  Apabila asumsi ini dipergunakan maka dapat dimengerti kalau besarnya D akan ditentukan oleh E. Maksimum D yang dapat dibagikan sama dengan E.

Apabila dividen yang dibagikan misalnya hanya 40 % dari E maka berarti bahwa yang 60% dipergunakan untuk menambah dana dari penyusutan untuk investasi pada aktiva tetap dan penambahan modal kerja.

2.5  Stabilitas dividen dan residual decision of dividend
Sejauh terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan dipergunakan untuk mengambil investasi. Kalau terdapat sisa, barulah sisa tersebut dibagikan sebagi dividen, pendapat ini dikenal sebagai residual dicision of dividend.  Apabila ini dianut akan timbul adanya pola pembayaran yang sangat erratic. Suatu saat perusahaan membagikan dividen sangat banyak karena tidak ada investasi yang menguntungkan, pada saat lain tidak membagikan dividen sama sekali.
Dalam prakteknya nampaknya perusahaan tidak menerapkan keputusan dividen sebagai risidual decision. Hal ini terlihat adanya kecenderungan perusahaan membayarkan dividen relatif stabil, dan biasanya perusahaan enggan menurunkan pembayaran dividen. Mengapa ?

2.6  Adanya personal tax
Analisis keputusan dividen dapat dilakukan dari sudut pandang pemodal. Dengan adanya personal tax, maka jumlah bersih yang diterima pemodal akan lebih kecil dari pada jumlah yang dibayarkan oleh perusahaan. Misal kalau perusahaan memutuskan membagikan dividen sebesar Rp 1.000 juta, sedangkan tarif personal tax adalah sebesar 30 %, maka jumlah yang diterima oleh para pemodal Rp 700juta. Padahal untuk mengambil investasi yang menguntungkan tersebut diperlukan dana sebesar Rp 1.000 juta

Dengan demikian maka adanya personal tax akan membuat pemegang saham lama menjadi worse-off apabila mereka memutuskan membagi dividen dan menerbitkan saham baru. Dengan kata lain perusahaan seharusnya tidak menerbitkan saham baru hanya untuk membagikan dividen, apabila ada biaya emisi dan personal tax.

Kasus perusahaan yang mempunyai kas berlebih.  Secara teoritis perusahaan yang mempunyai kelebihan kas dan tidak dapat memanfaatkannya, seharusnya membagikan kas tersebut sebagi dividen.

Meskipun demikian kompleksitas akan timbul apabila tarif personal tax  berbeda dengan tarif corporate tax. Misal tarif personal tax 20 % dan tarif corporate tax 30 %.  PT X mempunayi saldo kas yang tidak dimanfaatkan sebesar Rp 10 milyar. Apabila kas tersebut dibagikan sebagai dividen, maka para pemegang saham akan menerima =

                Rp 10 milyar (1 – 0,20)  = Rp 8,0 milyar

Apabila dana tersebut diinvestasikan pada investasi bebas risiko yang memberikan tingkat keuntungan sebelum pajak 14 %, maka tahun depan dana tersebut, setelah pajak akan menjadi =

              Rp 8 milyar (1 + 0,14(1 – 0,20)   = Rp 8,896 milyar

Sebaliknya apabila dana Rp 10 milyar tersebut tidak dibagikan, tetapi diinvestsikan oleh perusahaan, maka tahun depan, setelah pajak, dana tersebut akan menjadi =

            Rp 10 milyar (1 + 0,14 (1 – 0,30)   = Rp 10,98 milyar

Apabila kemudian dana ini dibagikan sebagai dividen, maka para pemegang saham akan menerima

           Rp 10,98 milyar (1 – 0,20)             =  Rp 8,784 milyar

Dengan demikian apabila tarif personal tax lebih kecil dari corporate tax, maka pembagian dividen akan lebih baik dari pada menahannya dan diinvestasikan sendiri pada financial assets oleh perusahaan,.

Keadaan sebaliknya akan berlaku apabila tarif personal tax lebih besar dari corporate tax. Sedangkan apabila tarif personal dan corporate tax sama, pilihan akan menjadi indiference.


Demikianlah Artikel KEBIJAKAN DIVIDEN

Sekianlah artikel KEBIJAKAN DIVIDEN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel KEBIJAKAN DIVIDEN dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/09/kebijakan-dividen.html

0 Response to " KEBIJAKAN DIVIDEN "