Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI | Magister Akuntansi

Labels

METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI

METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Management Investasi dan Analisa Portofolio , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI
link : METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI

Baca juga


METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI

Untuk dapat menentukan apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak diperlukan metode penilaian usulan investasi, yang terdiri dari :
1. Payback Period
2. Return on assets atau return on investment
3. Net Present Value (NPV)
4. Internal Rate of Return (IRR)
5. Profitability Index


Arus Kas untuk empat proyek yang bersifat saling meniadakan (mutually exclusive)
Tahun 
A
B
C
D
Disc Fac 10%
-----------
-----------
-----------
-----------
-----------
-----------
0
- 1.500
- 1.500
- 1.500
- 1.500
1.000
1
150
0
150
300
0,909
2
1.350
0
300
450
0,826
3
150
450
450
750
0,751
4
-150
1.050
600
750
0,683
5
-600
1.950
1.875
900
0,621

  
Payback Period/Periode jangka pengembalian
Merupakan jumlah tahun yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi awal dari proyek.
   Proyek A. jangka pengembalian 2 tahun
   Proyek B. jangka pengembalian 4 tahun
   Proyek C. jangka pengembalian 4 tahun
   Proyek D. jangka pengembalian 3 tahun
   Jika manajemen secara kaku menggunakan payback period, maka proyek A yang akan dipilih. Kelemahan payback period adalah tidak mempertimbangkan seluruh arus kas dan tidak mempertimbangkan nilai waktu uang.

Return on Assets (ROA)
Hasil pengembalian atas aktiva (return on assets), kadang-kadang juga disebut hasil pengembalian investasi (return on investment).
ROA = (Arus kas t/n) : Io
dimana
Io  = Pengeluaran kas awal
n   = umur proyek

Mis, ROA untuk proyek B sbb :

1.500+0+0+450+1.050+1.950
ROA = ----------------------------------------  : 1.500 x 100%
5
=      26%

ROA untuk keempat proyek adalah :
Proyek A       - 8%
Proyek B        26%
Proyek C        25%
Proyek D        22%

Berdasarkan kriteria ROA, maka Proyek B adalah yang terbaik. Kelemahan ROA tidak jauh berbeda dengan payback period

Net Present Value (NPV)
Jika NPV positif proyek dijalankan, dan bila negatif proyek ditolak. Jika proyek bersifat saling meniadakan, maka yang dipilih adalah proyek dengan nilai NPV yang tinggi.
                 CFt
NPV  =  --------------- - Io
                 (1+k)n
dimana
CFt    = arus kas bersih pada periode t
K       = biaya modal
Io      = Investasi awal (biaya awal proyek)
n       = umur proyek yang diharapkan

NPV proyek C dihitung sebagai berikut k = 10%

Tahun
Arus kas  x
faktor disc    
Nilai sekarang
0
- 1.500
1.000
- 1.500
1
150
0,909
136.350
2
300
0,826
247.800
3
450
0,751
337.950
4
6001.875
0,683
409.800
5

0,621
1.164.380



NPV     796.280

                                               
NPV dari empat proyek tersebut
Proyek A      NPV   =   - Rp 610.950
Proyek B      NPV   =     Rp 766.050
Proyek C      NPV   =     Rp 796.280
Proyek D      NPV   =     Rp 778.800

JIka keempat proyek tersebut bersifat independen, maka proyek A akan ditolak dan yang diterima adalah proyek B, C dan D. Apabila proyek tersebut saling meniadakan, maka proyek yang NPV terbesaryang dipilih.

IRR untuk proyek D
  
Tahun  Arus Kas           PV 10%             PV 25%                  PV 26%
--------- ------------  ---------------------  ---------------------   --------------------
   0    -1.500.000  1.000  –1.500.000  1.000  -1.500.000  1.000 -1.500.000
   1        300.000  0,909      272.700  0,800      240.000   0,794    238,200
   2        450.000  0,826      371.700  0,640      288.000   0,630    283,500
   3        750.000  0,751      563.250  0,512      384.000   0,500    375.000
   4        750.000  0,683      515.250  0,410      307.500   0,397    297.750
   5        900.000  0,621      558.900  0,328      295.200   0,315    283.500
Interpolasi :
                                                              I              PV kas masuk
                                                      --------------     --------------------
                                                             25%              1.514.700
                                                      .      26%   .          1.477.950
                                  Selisih                    1%                  36.750  

l  Yang kita inginkan                                                      Rp 1.500.000
l  PV yang mendekati                                                          1.514.700

Perbedaan                                                                           14.700
Adalah ekuivalen dengan 14.700/36.750 x 1% = 0,4%
Jadi IRR = 25% + 0,4%   = 25,4 %

Dengan cara perhitungan yang sama maka IRR keempat proyek tsb :
Proyek A     IRR   = - 200%
           B     IRR   =  20,9%
           C     IRR    = 22,8%
           D     IRR   =  25,4%

Jika kita menggunakan kriteria IRR untuk menilai proyek-proyek independen, maka yang dipilih adalah proyek dengan IRR yang lebih besar dari pada biaya kesempatan atas modal (opportunity cost of capital) yang besarnya 10%. Maka proyek yang diterima B,C dan D.
Tetapi kalau proyek tersebut saling meniadakan (mutaully exclusive), maka dengan kriteria IRR yang diterima adalah proyek D sebagai pilihan terbaik.
Kelemahan IRR :
a.  Tidak memungkinkan untuk menghitung IRR yang berbeda setiap tahunnya
b.  Bila digunakan untuk memilih proyek yang bersifat saling meniadakan


Proyek    Tahun 0     Tahun 1    Tahun2     Tahun 3     NPV          IRR
-------    ------------  -------------  -----------   -----------  ---------   ----------
 A          - 1.000        1.300          100          100      234,37       42%
 B          - 1.000           300          300       1.300      260,91        30%

Kalau kita perhatikan NPVnya, maka proyek B seharusnya dipilih karena memberikan NPV terbesar. Sedangkan kalau kita menggunakan IRR, kita akan memilih A karena proyek tersebut memberikan IRR yang lebih tinggi.
Pertanyaannya, apakah kita seharusnya memilih A, ataukah memilih B

Proyek   Tahun 0    Tahun 1   Tahun2     Tahun 3     NPV       IRR
-------   -----------  ------------  -----------   ----------  ---------   ----------
 A         - 1.000      1.300          100          100      234,37       42%
 B         - 1.000         300          300       1.300      260,91       30%
 B minus A    0     - 1.000          200       1.200        26,53       20% 
       
B minus A artinya, bahwa kita menerima B dan menolak A. Tingkat bunga yang menyamakan pola arus kas incremental adalah 20%. Kalau tingkat bunga yang layak adalah 18%. Bukankah pantas kalau kita menerima B dan menolak A? Kita lihat juga bahwa NPV dari arus kas incremetal tersebut adalah Rp 26,53

Profitability
Profitability Index menunjukan perbandingan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar.
                          PV kas masuk
Profitability   =  ---------------------
                          PV kas keluar
Profitability Index Proyek D adalah :

PI   =  2.228.800/1.500.000 = 1,485
Keputusan investasi menerima investasi bila PI > 1

Beberapa kasus dalam pengambilan keputusan investasi
  1. Masalah Keterbatasan Dana.
  2.  
      Perusahaan menghadapi beberapa proyek yang disusun peringkatnya sesuai dengan profitability index (PI) proyek-proyek tersebut :
Proyek               3             1              2               4
PI                     1,15          1,13         1,11           1,08
Investasi awal    200           125          175            150 

Apabila dana terbatas hanya sebesar Rp 300, maka proyek yang sebaiknya diambil adalah proyek 1 dan 2, bukan proyek 3. Mengapa ?
NPV proyek 3 = (200x1,15)- 200  = Rp 30,00
NPV proyek 1 = (125x1.13)- 125  = Rp 16,25
                 2 = (175x1,11)- 175  = Rp  19,25
NPV proyek 1 dan 2 lebih besar       Rp  35,50             dari proyek 3

Masalah yang timbul dalam keadaan keterbatasan dana adalah penentuan opportunity cost. Contoh diatas menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat memilih alternatif proyek 1 dan 3, berapa kerugian yang ditanggung perusahaan karena tidak bisa mengambil proyek 1 dan 3 hanya karena tidak mempunyai dana yang cukup. 

Masalah Pemilihan Aktiva
Masalah yang sering dihadapi perusahaan adalah memilih aktiva yang mempunyai karakteristik yang berbeda, tetapi kapasitasnya sama.
Apabila kapasitas aktiva yang akan kita pilih sama, maka kita lihat faktor-faktor yang berbeda, misalnya : (1) harga, (2) biaya operasi, (3) umur ekonomis
Pertimbangan kita memilih present value kas keluar yang paling kecil.

Misal ada dua mesin, A dan B mempunyai kapasitas sama. Perbedaannya :

                                  Mesin A                    Mesin B
Harga Perolehan      Rp 15.000.000     Rp 10.000.000
Umur ekonomis              3 tahun               2 tahun
Biaya operasi                 4.000.000            6.000.000

Mesin mana yang harus  dipilih bila r = 10%
Kas keluar (dalam jutaan rupiah)

Mesin                     Tahun ke                     PV a 10%
----------   ----------------------------------------   ------------
                0          1             2            3
               -------- ---------   ----------  --------
A               15        4             4           4          24,95
B               10        6             6            -          20,41

Kalau kita lihat sepintas, mesin B memberikan PV kas keluar lebik kecil dari pada mesin A, maka mesin B yang kita pilih. Tetapi keputusan ini salah, karena kita menggunakan umur ekonomis yang tidak sama.

Untuk itu salah satu cara yang bisa digunakan adalah menggunakan dasar waktu (common horizon approach)
Pendekatan ini mengatakan bahwa kalau kita ingin membandingkan dua alternatif gunakan dasar waktu yang sama.
Kalau mesin A, 3 tahun dan Mesin B, 2 tahun maka common horizon 2 x 3  = 6 tahun.

Mesin                     Tahun                            PV r 10%
             ---------------------------------------------
           0      1       2       3       4       5       6
---------------------------------------------------------------------
A        15     4       4   (4+15)    4      4        4      43,69
B         10    6   (6+10)   6    (6+10)  6        6      51,22

Dengan menggunakan dasar waktu yang sama, maka pilihan jatuh pada Mesin A.

Bila umur ekonomis cukup lama perhitungannya dapat menggunakan annual cost approach
Pendekatan ini menghitung berapa pengeluaran tahunan yang ekuivalen dengan PV kas keluar.
Dari contoh sebelumnya PV kas keluar mesin A Rp 24,95 juta untuk tiga tahun. Berapa kas keluar setiap tahun (yang jumlahnya sama) yang akan sama nilainya dengan PV kas keluar selama 3 tahun
                          X               X                 X
 24,95 juta  = --------  +   ---------   +    ---------
                     (1+0,10)     (1+0,10)2     (1+0,10)3    
                     
24,95 Juta = X {1/(1+0,10) + 1/(1+0,10)2 +1/(1+0,10)3}
      Nilai X        =  Rp 10,03 juta

Dengan cara perhitungan yang sama, equivalent annual cost Mesin B Rp 11,76 juta. Maka Mesin A yang dipilih karena memberikan equivalent annual cost yg terkecil 

Penggantian Aktiva
Analisis menggunakan penaksiran arus kas incremental
Mis, suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru yang lebih efisien (ditunjukan dengan biaya operasi yang lebih rendah. Nilai buku Mesin Lama Rp 800 juta, taksiran umur kegunaannya 4 tahun, metode penyusutan menggunakan metode garis lurus. Apabila mesin baru digunakan dapat menghemat biaya operasi Rp 250 juta per tahun. Umur ekonomis mesin baru 4 tahun. Mesin lama diperkirakan laku dijual Rp 800 juta.Harga Mesin Baru Rp 1.200 juta
Penaksiran arus kas incremental :
Tambahan pengeluaran penggantian mesin lama dengan mesin baru  Rp 1200 juta – Rp 800 juta = Rp 400 juta. 

 Tambahan keuntungan karena penghematan
biaya operasional                                                      Rp 250 juta 

Tambahan penyusutan :
                  Mesin baru       Rp  300 juta
                  Mesin lama       Rp  200 juta
                                                                                Rp  100 juta.
Tambahan laba sebelum pajak                                   Rp  150 juta
 Tambahan pajak misalnya 30%                                   45  juta
                                                                                ---------------
Tambahan laba setelah pajak                                     Rp  105.000

Tambahan  kas masuk operasional  Rp 105 juta + Rp 100 juta = Rp 205 juta.

Apabila tingkat bunga yang relevan (  r ) 20% maka perhitungan NPVadalah :
NPV = -400 + 205/(1+0,20) + 205/(1+0,20)2 +
205/(1+0,20)3 + 205/(1+0,20)4
=  + Rp 1.307 juta
Karena NPV positif, maka penggantian mesin dinilai menguntungkan

 Contoh, bila umur ekonomis tidak sama.
                                                Bis Lama                               Bis baru
Harga Bis                           Rp 500 juta                          Rp 800 juta
Umur ekonomis                  5 tahun                                 7 tahun
Nilai residu                          Rp 50 juta                           Rp 100 juta
Biaya tunai                          Rp 500 juta                          Rp 450 juta
Penghasilan per tahun    Rp 800 juta                                Rp 900 juta

Tingkat keuntungan 18%.
                                             
                        

Bis lama
Bis baru
Penghasilan
  Rp  800 juta   
Rp 900 juta
Biaya-biaya :



      Bersifat tunai                      
500  juta      
450 juta
Penyusutan
90 juta
100 juta
Total                                   
590 juta       
550 juta
Laba sebelum pajak                    
210.000       
350.000
Pajak Penghasilan                         
73.500      
122.500
Laba setelah pajak                       
136.500        
227.500
Penyusutan
   90 juta     
100 juta
Arus kas bersih                          
226,5 juta     
327,5 jt 

                                              226,5 juta       50 juta
NPV bus lama =  -500 +        ---------    +  -----------
                                     (1 + 0,18)      (1 + 0,18)5   
                 = Rp 230 juta
                                        327,5 juta      100 juta
NPV bus baru =  -800  +         ---------    +  -----------
                                       (1 + 0,18)      (1 + 0,18)7
                 =  Rp 479 juta

Karena NPV bus baru lebih besar, maka penggantian bis lama dapat dibenarkan.


Pengaruh Inflasi
Apa dampak inflasi terhadap analisis investasi modal ?
Inflasi akan mempengaruhi dua faktor yaitu : 1. Arus Kas dan 2. tingkat keuntungan yang dipandang layak ( r ), semakin besar inflasi, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan

Suatu rencana investasi memerlukan dana sebagai berikut :
1. Untuk aktiva tetap Rp 300 juta, umur ekonomis 3 tahun tanpa nilai residu. Penyusutan menggunakan metode garis lurus
2. Modal kerja sebesar 20% dari taksiran penjualan tahun yang akan datang
3. Penjualan tahun 1,  100.000 unit
    Penjualan tahun 2,   120.000 unit
    Penjualan tahun 3,   200.000 unit
4. Harga jual pada tahun 1 Rp 10.000,00, harga jual ini diperkirakan naik sebesar 10% setiap tahun (mencerminkan adanya inflasi 10%).
5. Biaya tunai 70% dari penjualan setiap tahun naik 10%
6. Dengan tingkat inflasi 10% tingkat keuntungan yang dipandang layak ditentukan sebesar 20%
7. Tarif Pajak Penghasilan 35%  


Taksiran kas masuk operasional dengan memperhatikan inflasi
                                                        Tahun 1                Tahun 2                Tahun 3
Penjualan (dlm unit)                     100.000               120.000                 200.000
Harga jual per unit                   Rp 10.000                 11.000                   12.100
Pendapatan penjualan                     1.000                    1.320                     2.420
Biaya-biaya :
    Tunai (70% dr penj)                     700                       924                     1.694
    Penyusutan                                  100                       100                         100
                                                       800                       1.024                    1.794
Laba Operasi                                  200                          296                        626
Pajak                                               70                      103,60                   219,10
Laba setelah pajak                         130                      192,40                   406,90
Penyusutan                                  100                           100                         100
Kas Masuk Operasional              230                      292,40                   506,90   

Taksiran arus kas investasi dengan memperhatikan faktor inflasi

                                              Tahun 0                Tahun 1                Tahun 2                Tahun 3
Aktiva Tetap (n.buku)            300,00                   200,00                   100,00                   0,00
Aktiva Lancar                         200,00                   264,00                   484,00                    0,00
Penambahan Ak Lanc             200,00                   64,00                      220,00                  (484)  
------------------------------------------------------------------------
Arus Kas :
Pembelian Aktiva Tetap  -300,00        -              -              -
Penambahan Ak. Lanc   –200,00   -64,00   -220,00          -
Kembalinya modal kerja     -             -                -         +484
------------------------------------------------------------------------
Arus Kas Operasional         -    +230,00  +292,40  +506,90
------------------------------------------------------------------------
Total arus kas             -500,00 +166,00  + 72,40  +990,90
====================================    

NPV investasi proyek adalah :
                       166           72,40         990,90
NPV = -500 + ----------- + ----------- + -------------
                    (1+0,20)    (1+0,20)2   (1+0,20)3
       =  + 262

Karena NPV positif maka proyek tersebut dapat diterima  


Demikianlah Artikel METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI

Sekianlah artikel METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/11/metode-penilaian-usulan-investasi.html

0 Response to " METODE PENILAIAN USULAN INVESTASI "