Welcome to MAGISTER AKUNTANSI - The Perfect Partner For Your Business
Contact : Phone 0821-2566-2195 Wa 0821-2566-2195 Konvergensi IFRS | Magister Akuntansi

Labels

Konvergensi IFRS

Konvergensi IFRS - Hallo sahabat Magister Akuntansi , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Konvergensi IFRS , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Akuntansi Keuangan , Artikel IFRS , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Konvergensi IFRS
link : Konvergensi IFRS

Baca juga


Konvergensi IFRS

International Financial Reporting Standards
IFRS adalah standar pelaporan keuangan internasional  yang digunakan oleh setiap entitas diseluruh dunia dalam melakukan pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan.  

 ADOPTION STAGE (2008-2010)
  1. Adopsi semua IFRS      
  2. Persiapan infrastruktur                                     
  3. Evaluasi dan pengelolaan dampak konvergensi


Final Preparation Stage (2011)
  1. Infrastruktur selesai   


Implementation Stage  (2012)
  1. Penerapan pertama IFRS



Karaketristik Kualitatif Laporan Keuangan Berdasarkan Kerangka Dasar IFRS



WHY GLOBAL ACCOUNTING STANDARDS?
IFRS improves the quality of reporting process
IFRS provides clears, accurate and insightful picture of current and future performance.
IFRS creates global finance community
IFRS enhances the quality of planning, forecasting and performance measures.

Bila diterjemahkan sebagai berikut :
IFRS meningkatkan kualitas proses pelaporan
IFRS menyediakan kejelasan, gambaran yang akurat dan mendalam tentang kinerja saat ini dan masa depan.
IFRS menciptakan komunitas keuangan global.
IFRS meningkatkan kualitas langkah-langkah perencanaan, peramalan dan kinerja.


ADOPSI  IFRS

Langkah- langkah adopsi IFRS

Kajian Perbedaan     IndoGAAPVs IFRS       
Format laporan Keuangan            Laporan Berbasis                                       IFRS                  

Trial Run Penyajian Keuangan Berbasis IFRS 


SDM PERUSAHAAN

                                                       

FAIR VALUE BASIS
Market based evidence    (Depreciated replacement cost and income aproach)                       
Market value based on sale binding agreement
Market price less cost to sell  (active market)
Market price of similar assets 
                                               
Revaluasi
PMK RI No 79/PMK.03/2008,
Setiap penambahan aktiva tetap yang berasal dari revaluasi akan dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final 10%.

PMK RI No 79/PMK.03/2008 pasal 9 ayat 1 menyebutkan sebagai berikut :
“ selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus dibukukan dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan nama Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan tanggal .....”  

Mata Uang Pelaporan
Mata uang pelaporan adalah mata uang fungsional.
Jika mata uang pelaporan berbeda dengan mata uang fungsional, maka manajemen wajib melakukan prosedur remeasurement
Mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan.

Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset harus diakui sebagai aset , jika dan hanya jika :
  1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depan mengalir ke entitas
  2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan
                                 
Pengukuran Aset Tetap Hasil Pertukaran
Biaya perolehan dari suatu aset tetap hasil pertukaran diukur pada nilai wajar kecuali:
a. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
b. Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.  
Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajarnya, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan

Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi ini
 
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima kecuali nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.

Pengukuran Aset Tetap
Kebijakan pengukuran aset tetap dalam kelompok yang sama :
Model biaya setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar harga perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset

Model revaluasi    setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi 

Perbedaan IFRS, dan Indo-GAAP
Kerangka dasar Penyusunan laporan Keuangan

IFRS.
Kerangka dasar penyajian laporan keuangan memungkinkan penilaian aset tetap berwujud dan tidak berwujud menggunakan nilai wajar
Laporan keuangan harus disajikan dengan basis “true and fair”

Indo-GAAP
Memberikan alternatif penggunaan nilai wajar untuk menilai aset tetap berwujud dan tidak berwujud
Laporan keuangan harus disajikan dengan basis “fairly stated”

Presentation of Financial Statement
Penyajian  Laporan Keuangan
IFRS.
Laporan Keuangan harus disusun dengan elemen laporan posisi keuangan, laporan laba komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan posisi keuangan komperatif.

Indo-GAAP
Sama seperti IAS/IFRS namun menjelaskan lebih rinci informasi yang harus disajikan pada catatan atas laporan keuangan (PSAK 1). 

Cash Flow Statement
Laporan Arus Kas
IAS /IFRS.
Laporan arus kas (cash flows statement) harus disajikan dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung
Laporan arus kas harus menunjukan informasi arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

 Indo-GAAP
Sama seperti IFRS, laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung (PSAK 2 )

Inventories
IFRS/IAS 2
Mengukur persediaan (inventories) berdasarkan biaya atau niai realisasi bersih mana yang lebih rendah.
Mengijinkan penggunaan metode FIFO dan average, tetapi tidak mengijinkan penggunaan metode LIFO
Untuk penilaian aset mengijinkan comwil, net realizable value, retail, gross profit, dan fair value  
Reversal atas penurunan nilai persediaan diperkenankan

Indo-GAAP
Sama seperti IFRS

Aset Tetap
IFRS/IAS 16
Aset Tetap berwujud dapat dinilai dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu model revaluasi dan model harga perolehan.
Selisih yang timbul akibat revaluasi diakui sebagai “surplus revaluasi” yang dikelompokan sebagai bagian ekuitas
Metode  penyusutan yang digunakan untuk aset tetap ditelaah ulang secara periodik
Biaya penghentian aset dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aset
Manajemen diwajibkan melakukan review atas nilai residu dan masa manfaat aset setiap akhir tahun

Indo – GAAP (PSAK 16)
Sama seperti IFRS, aset tetap berwujud dapat dinilai dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu model revaluasi dan model harga perolehan .
Selisih yang timbul akibat revaluasi diakui sebagai “surplus revaluasi” yang dikelompokan sebagai bagian ekuitas
Metode  penyusutan yang digunakan untuk aset tetap ditelaah ulang secara periodik
Biaya penghentian aset dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aset
Manajemen diwajibkan melakukan review atas nilai residu dan masa manfaat aset setiap akhir tahun

Review Aset Tetap
IAS 16/PSAK16 mengharuskan entitas untuk melakukan review, minimal setiap akhir periode :
Umur manfaat
Nilai residu
Metode Penyusutan

Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya,  maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25

Review Umur Manfaat
Faktor-faktor untuk menentukan umur manfaat  dari setiap aset :
                          1. Prakiraan daya pakai dari aset yang bersangkutan
                          2. Prakiraan tingkat keausan fisik
                          3. Keusangan teknis dan keusangan komersial  
                          4. Pembatasan penggunaan aset karena  aspek hukum atau peraturan tertentu.   

Review Nilai Residu
Dengan mempertimbangkan
                  1. taksiran nilai jual aset di akhir masa manfaat.
                  2.  Intensi manajemen dalam penggunaan aset
                  3.  karakteristik aset   

Review Metode Penyusutan
Dengan melakukan :
1. Analisis ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset
2. Benchmark dengan perusahaan lain.

Baca Juga :

Pengaruh Konvergensi IFRS terhadap Kebijakan BUMN di Indonesia
Konvergensi IFRS di Indonesia



Demikianlah Artikel Konvergensi IFRS

Sekianlah artikel Konvergensi IFRS kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Konvergensi IFRS dengan alamat link https://magisterakutansi.blogspot.com/2013/07/konvergensi-ifrs.html

0 Response to " Konvergensi IFRS "